Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Khususnya
Internet, di Sekolah di Indonesia
Oleh:
Bambang Purnomo
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat
Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga soal ujian akhir semester dapat terjawab.
Jawaban ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester mata kuliah Teknik Informatika dan Komputer (TIK) program pasca
sarjana, program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP), Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.
Jawaban
ujian akhir semster ini merupakan jawaban dari pengetahuan secara komprehensif
yang saya dapatkan selama semester 2 tahun pelajaran 2010/2011, bahan-bahan
dari berbagai sumber antara lain: buku-buku yang disarankan dan buku-buku lain,
paparan dari Profesor
Dr. Supriyoko, S.D.U., M.Pd. dan materi-materi dari hasil unduhan di media
internet.
Akhirnya saya berharap semoga jawaban
ini sesuai dengan jawaban yang diharapkan dan dapat memenuhi tugas dalam
menempuh mata kuliah Teknologi Informatika dan Komputer (TIK).
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah : TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
Prog. Studi : PENELITIAN DAN
EVALUASI PENDIDIKAN (PEP)
Program : MAGISTER KEPENDIDIKAN
Semester : SMT-2
W a k t u :
7 HARI
S i f a t : TAKE HOME EXAMINATION
Dosen : PROF. DR. KI SUPRIYOKO, S.D.U., M.PD.
SOAL:
Penerapan teknologi
informasi dan komunikasi, khususnya internet, di sekolah dan perguruan tinggi
di Indonesia semakin sulit dihindarkan. Cepat atau lambat teknologi informasi
dan komunikasi harus diterapkan di sekolah dan perguruan tinggi. Pertanyaannya
adalah sbb:
1. Sebutkan aspek positif dan negatif penerapan teknologi
informasi dan komunikasi di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia; dan
seberapa mendesakkah penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
2. Jelaskan konsep Saudara untuk menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia dengan mengingat
kondisi objektif yang ada.
KETERANGAN:
1. Mahasiswa diminta menjawab soal sesuai dengan latar belakang
tempat kerjanya
2. Soal ini diberikan tgl
27 Januari 2011 dan jawaban dikumpulkan pada saat UAS (tgl
4 Februari 2011)
JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
Penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, Khususnya Internet, di Sekolah di Indonesia
Oleh: Bambang Purnomo
1.Sebutkan aspek positif dan negatif penerapan teknologi
informasi dan komunikasi di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia; dan
seberapa mendesakkah penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Jawaban:
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut diatas saya berikan
ilustrasi pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya
Internet, kepada sekolah-sekolah di Indonesia yang memberikan dampak kemajuan
seperti yang terlihat pada gambar 1 di bawah ini:
KE
MA
JU
AN
|
POSITIF
|
T
I
K
|
SE
KO
LAH
|
NEGATIF
|
Gambar 1: Diagram pengaruh TIK pada sekolah di Indonesia yang
memberikan kemajuan tetapi berpeluang menimbulkan dampak positif dan negatif
Dari gambar 2 diatas diilustrasikan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi
mempengaruhi kemajuan pada sekolah-sekolah di Indonesia dan telah menghasilkan
kemajuan-kemajuan tetapi kemajuan itu bagai pedang bermata dua, satu ujungnya
berdampak positif dan ujung yang lainnya memberi ekses yang negatif. Hal ini terjadi
tergantung bagaimana kemajuan tersebut disikapi oleh masing-masing individu di
setiap tempat, saat dan kesempatan. Kalau kemajuan dimanfaatkan pada hal yang
positif maka, akan positiflah dan bermanfaat kemajuan tersebut bagi pengguna
dan kita semua. Tetapi jika kemajuan dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif
maka, akan negatif dan mudhlorot-lah yang timbul. Kita dihadapkan kepada
keduanya, mau memilih jalan yang lurus dan positif atau jalan bengkok berliku
yang negatif.
Berikut aspek positif dan negatif dari penerapan teknologi
informasi dan komunikasi, khusunya internet di sekolah-sekolah di Indonesia
seperti dalam tabel 1 di bawah ini:
ASPEK
|
|
POSITIF
|
NEGATIF
|
1. Dimungkinkan
terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses
pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran
dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masing-masing.
4. Lama
waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.
5. Adanya
keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran
dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan
memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut
serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang
dikerjakan siswa secara on-line.
|
Dengan
tidak terbatasnya ruang, waktu dan materi yang ada maka memungkinkan sekali
sebagian siswa mengakses hal-hal yang tidak mendidik misalnya: situs porno,
game yang bersifat kekeras dan game-game yang dapat melalaikan belajar.
2.
Dengan tidak adanya batasan waktu maka memungkinkan sebagian siswa lalai
memanfaatkan waktu belajar, bermain, istirahat dan bekerja.
3.
Sebagian siswa yang rendah motivasi belajarannya memilih topik-topik game
atau situs yang mereka senangi.
4.
Waktu untuk belajar pada sebagian siswa terpakai oleh kesenangan siswa yang
kurang motivasinnya
5.
Banyak juga perkembangan hal-hal yang baru sifatnya tidak mendidik
6.
Gamepun sekarang juga bisa interaktif bahkan dapat digunakan untuk berjudi
bagi sebagian siswa yang bermotivasi belajar rendah dan untuk memamtau
anak-anak yang seperti tersebut sudah pandai berbohong dan belum memahami
arti pentingnya belajar untuk kepentingan mereka.
|
Sebenarnya, dengan berkembang-pesatnya
arus globalisasi dan persaingan global kebutuhan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya internet, sudah sangat mendesak untuk diterapkan di
sekolah-sekolah di Indonesia, tetapi karena luasnya wilayah dengan penduduk
yang besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang situasi dan kondisi
masing-masing wilayah berbeda-beda dan sangat beragam. Dengan kondisi yang
demikian maka faktor pendukung terhadap terselenggaranya jaringan internet
masih menjumpai hambatan. Hambatan-hambatan itu antara lain: ada sekolah di
daerah yang belum terdapat jaringan listrik, kemampuan pemerintah yang belum
dapat mengembangkan internet di setiap sekolah din Indonesia berkaitan dengan
biaya untuk pengadaannnya sangatlah terbatas, peran serta masyarakat yang
sebagian wilayah masih rendah sehingga pengembangan sekolah juga menjumpai
hambatan, sumber daya pendidik yang belum dimiliki oleh setiap sekolah di
Indonesia, belum semua wilayah di Indonesia mendapatkan sarana dan prasarana
jaringan internet, ada sebagian kelompok yang memandang bahwa internet belum
menjadi kebutuhan pokok dalam hidupnya dan ada sebagian kelompok yang memandang
teknologi tersebut haram Karena adanya kandungan hal-hal yang bersifat pornografi,
pornoaksi dan pornovoisasi. Hal-hal yang tersebut diatas yang menghambat
terhadap pengembangan internet disabagian sekolah-sekolah di Indonesia.
2. Jelaskan konsep Saudara untuk menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia dengan
mengingat kondisi objektif yang ada.
Jawaban:
Konsep untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi,
khususnya internet , yang dilakukan di sekolah di Indonesia pada umumya
(Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Gombong Kabupaten Kebumen khusunya) antara
lain adalah sebagai berikut:
1.
Konsep untuk menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya internet, pada awalnya disosialisasikan kepada seluruh
unsur yang terkait dengan institusi antara lain, para guru, karyawan, majelis
sekolah, para siswa dan orang tua siswa.
2.
Dimasukan sebagai salah satu program prioritas
pengembangan sekolah dalam hal ini pengembangan TIK.
3.
Mencari alternatif pembiayaan yang memungkinkan dapat
mendukung tentang pengemnbangan tersebut, antara lain, usulan kepada
pemerintah, usulan kepada orang tua siswa dan kepada sejumlah stake holder
peduli pendidikan yang memungkinkan untuk pengembangan tersebut.
4.
Karena biaya yang cukup besar maka pengembangan dalam hal
ini memerlukan tahapan-tahapan antara lain, pengadaan jaringan listrik,
pengadaan komputer atau laptop dengan spesifikasi yang dapat digunakan untuk
mengakses jaringan internet, pengadaan modem dan atau hot spot untuk mengembangkan
efektifitas penggunaannya.
5.
Pengadaan komputer tersebut juga dilakukan melalui
pertahapan untuk menuju kondisi ideal misalnya pentahapan tersebut dari
pengadaan 8 komputer sehingga misalnya jumlah siswa dalam rombongan belajar
sebanyak 40 siswa, 1 komputer untuk 5 siswa, berikutnya 12 komputer sehingga 1
komputer untuk 3 siswa, selanjutnya 20 komputer sehingga 1 komputer untuk 2
siswa, sampai 40 komputer sehingga satu siswa dapat mengunakan 1 komputer.
6.
Secara bertahap sekolah juga untuk mengadakan laptop
untuk media pembelajaran guru sebagai sarana akses internet yang lebih efektif
dibanding komputer duduk serta setiap ruang untuk dilengkapi dengan LCD proyektor untuk sarana media visual yang cukup baik dan efektif.
7.
Menyelenggarakan pelatihan berkaitan petugas untuk
mengelola program internet tersebut dan juga sasaran pengguna di sekolah. Para
siswa bimbingan dalam pembelajaran TIK, bapak, ibu guru dan karyawan melalui
kegiatan workshop pemanfaatan TIK dalam jaringan internet si sekolah.
8.
Kerjasama dengan penyedia jasa internet sehingga jaringan
dapat terkoneksi dengan kulaitas yang baik.
9.
Melakukan antisipasi dengan pembatasan akses internet
yang berdampak negatif atau dengan kata lain meminimalkan aspek negatif yang
kemungkinan muncul di sekolah.
10. Merintis optimalisasi
pengembangan internet sekolah untuk pembelajaran yang berkualitas.
Berikut diberikan diagram konsep pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah seperti terlihat pada gambar 2 di
bawah ini:
TIK
INTERNET
|
TIM PENGEMBANGAN SEK, WARGA SEK,
MEJELIS
|
SOSIALISASSI, PLENO,
PERSETUJUAN APBS
|
KTSP , RENSTRA, RENOP,APBS
|
PELAKSANAAN PROGRAM, APBSP, LKS
|
EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN,
TINDAK LANJUT
|
PENYUSUNAN KTSP, RENOP, DAN
APBS TAHUN BERIKUTNYA
|
Gambar
2: Diagram Konsep Program
Pengembangan Internet di sekolah.
Dari gambar 2 diatas digambarkan
alur bagaimana sebuah program internet masuk pada program pengembangan sekolah.
Langkah awal mengidentifikasi program internet masuk sekolah dengan mempertimbangkan
aspek positif dan negatifnya. Selanjutnya dari aspek positif dan negatifnya
agendakan aspek positif yang didapat dan aspek negatif upayakan untuk
diminimalisasikan bila mungkin ditiadakan. Setelah itu di bawa ke rapat Tim
pengembang sekolah yang terdiri unsure, pendidik, tenaga kependidikan, majelis
sekolah yang dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
dikembangkan melalui Rencana Strategis (Renstra) rencana pengembangan sekolah 4
tahuan dan Rencana Operasional (Renop) rencana pengembangan sekolah 1 tahunan.
Dilanjutkan pada pembiayaan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah ( RAPBS). Setelah RAPBS tersusun lalu dibawa pada rapat sosialisasi
program pengembangan sekolah dan pembiayaannya dan keputusan diputuskan melalui
pleno sekolah bersama seluruh orang tua siswa. Setelah dipuruskan dalam pleno
selanjutnya program disahkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(APBS) yang merupakan pedoman bagi kepala sekolah melaksanakan seluruh kegiatan
selama tahun pelajaran itu. Dalam perjalanannya sangat mungkin adanya kegiatan
yang berubah untuk itu pada bulan April sekolah wajib melakukan perubahan APBS
yang selanjutnya dinamakan APBSP. Setelah tahun plejaran selesai kepala sekolah
wajib menyusun Laporan Keuangan Sekolah ( LKS) yang isinya pelaksanaan kegiatan
dan biaya yang dibutuhkan selama tahuan pelajaran tersebut. Setelah itu kepala
sekolah mengadakan evaluasi program pengembangan sekolah dan melakukan program
tindak lanjut berdasarkan rekomendasi dari hasil evaluasi program yang
selanjutnya dijadikan acuan pengembangan sekolah di tahun pelajaran berikutnya.
Berkaitan pengembangan internet
masuk sekolah itu dikaitkan dengan pengembangan KTSP dan berkaitan beberapa
program pengembangan delapan standar nasional pendidikan antara lain adalah
sebagai berikut: program peningkatan Standar Proses pembelajaran TIK,
pengembangan Standar Sarana Prasarana, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Untuk itu setiap program pengembangan yang
dilakukan di sekolah satu pengembangan dapat mencakup pengembangan lebih dari
satu pengembangan delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dengan peningkatan
pencapaian Standar Nasional pendidikan diharapkan program pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di suatu sekolah
secara bertahap dapat ditingkatkan.
Demikianlah konsep bagaimana
implementasi program internet di sekolah-sekolah di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar