Hubungan Timbal Balik antara
Pendidikan dan Teknologi Informatika
(Reciprocal
Relationship between Education and Information Technology)
Oleh:
Bambang Purnomo
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini berupa pembahasan mengenai E-Learning. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik
Informatika dan Komputer (TIK) program pasca sarjana, program studi Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan (PEP), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
Yogyakarta.
Pembahasan
dalam makalah ini penulis ambilkan dari berbagai sumber antara lain: buku-buku
yang disarankan dan buku-buku lain, paparan dari Profesor Dr. Supriyoko, S.D.U., M.Pd. dan
materi-materi dari hasil unduhan di media internet.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya karya tulis ini atas bantuan
berbagai pihak dan masih sangat sederhana, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu dalam penulisan karya tulis ini dan semoga semua amal
baik mereka menjadikan pahala dihadapan Allah Swt. Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan.
Akhirnya penulis berharap semoga karya
tulis ini barmanfaat dan dapat memenuhi tugas dalam menempuh mata kuliah Teknologi
Informatika dan Komputer (TIK).
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah : TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
Prog. Studi : PENELITIAN DAN
EVALUASI PENDIDIKAN (PEP)
Program : MAGISTER KEPENDIDIKAN
Semester : SMT-2
W a k t u :
7 HARI
S i f a t : TAKE HOME EXAMINATION
Dosen : PROF. DR. KI SUPRIYOKO, S.D.U., M.PD.
SOAL:
Penerapan teknologi
informasi dan komunikasi, khususnya internet, di sekolah dan perguruan tinggi
di Indonesia semakin sulit dihindarkan. Cepat atau lambat teknologi informasi
dan komunikasi harus diterapkan di sekolah dan perguruan tinggi. Pertanyaannya
adalah sbb:
1. Sebutkan aspek positif dan negatif penerapan teknologi
informasi dan komunikasi di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia; dan
seberapa mendesakkah penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
2. Jelaskan konsep Saudara untuk menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia dengan mengingat
kondisi objektif yang ada.
KETERANGAN:
1. Mahasiswa diminta menjawab soal sesuai dengan latar belakang
tempat kerjanya
2. Soal ini diberikan tgl
27 Januari 2011 dan jawaban dikumpulkan pada saat UAS (tgl
4 Februari 2011)
JAWABAN
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Khususnya
Internet, di Sekolah-Sekolah di Indonesia
Oleh:
Bambang Purnomo
1.Sebutkan aspek positif
dan negatif penerapan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah dan
perguruan tinggi di Indonesia; dan seberapa mendesakkah penerapan teknologi
informasi dan komunikasi tersebut.
Jawaban:
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut diatas saya berikan
ilustrasi pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya
Internet, kepada sekolah-sekolah di Indonesia yang memberikan dampak kemajuan
seperti yang terlihat pada gambar 1 di bawah ini:
KE
MA
JU
AN
|
POSITIF
|
T
I
K
|
SE
KO
LAH
|
NEGATIF
|
Gambar 1: Diagram pengaruh TIK pada sekolah di Indonesia yang
memberikan kemajuan tetapi memberikan
dampak positif dan negatif
Dari gambar 2 diatas diilustrasikan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi
mempengaruhi kemajuan pada sekolah-sekolah di Indonesia dan telah menghasilkan
kemajuan-kemajuan tetapi kemajuan itu bagai pedang bermata dua, satu ujungnya
berdampak positif dan ujung yang lainnya memberi ekses yang negatif. Hal ini terjadi
tergantung bagaimana kemajuan tersebut disikapi oleh masing-masing individu di
setiap tempat, saat dan kesempatan. Kalau kemajuan dimanfaatkan pada hal yang
positif maka, akan positiflah dan bermanfaat kemajuan tersebut bagi pengguna
dan kita semua. Tetapi jika kemajuan dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif
maka, akan negatif dan mudhlorot-lah yang timbul. Kita dihadapkan kepada
keduanya, mau memilih jalan yang lurus dan positif atau jalan bengkok berliku
yang negatif.
Berikut aspek positif dan negatif dari penerapan teknologi
informasi dan komunikasi, khusunya internet di sekolah-sekolah di Indonesia
seperti dalam tabel 1 di bawah ini:
ASPEK
|
|
POSITIF
|
NEGATIF
|
1. Dimungkinkan
terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses
pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran
dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masing-masing.
4. Lama
waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.
5. Adanya
keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran
dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan
memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut
serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang
dikerjakan siswa secara on-line.
|
Dengan
tidak terbatasnya ruang, waktu dan materi yang ada maka memungkinkan sekali
sebagian siswa mengakses hal-hal yang tidak mendidik misalnya: situs porno,
game yang bersifat kekeras dn game-game yang dapat melalaikan belajar.
2.
Dengan tidak adanya batasan waktu maka memungkinkan sebagian siswa lalai
memanfaatkan waktu belajar, bermain, istirahat dan bekerja.
3.
Sebagian siswa yang rendah motivasi belajarannya memilih topik-topik game
atau situs yang mereka senangi.
4.
Waktu untuk belajar pada sebagian siswa terpakai oleh kesenangan siswa yang
kurang motivasinnya
5.
Banyak juga perkembangan hal-hal yang baru sifatnya tidak mendidik
6.
Gamepun sekarang juga bisa interaktif bahkan dapat digunakan untuk berjudi
bagi sebagian siswa yang bermotivasi belajar rendah dan untuk memamtau anak-anak
yang seperti tersebut sudah pandai berbohong dan belum memahami arti
pentingnya belajar untuk kepentingan mereka.
|
Sebenarnya, dengan berkembang-pesatnya
arus globalisasi dan persaingan global kebutuhan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya internet, sudah sangat mendesak untuk diterapkan di
sekolah-sekolah di Indonesia, tetapi karena luasnya wilayah dengan penduduk
yang besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang situasi dan kondisi
masing-masing wilayah berbeda-beda dan sangat beragam. Dengan kondisi yang
demikian maka faktor pendukung terhadap terselenggaranya jaringan internet
masih menjumpai hambatan. Hambatan-hambatan itu antara lain: ada sekolah di
daerah yang belum terdapat jaringan listrik, kemampuan pemerintah yang belum dapat
mengembangkan internet di setiap sekolah din Indonesia berkaitan dengan biaya
untuk pengadaannnya sangatlah terbatas, peran serta masyarakat yang sebagian
wilayah masih rendah sehingga pengembangan sekolah juga menjumpai hambatan, sumber
daya pendidik yang belum dimiliki oleh setiap sekolah di Indonesia, belum semua
wilayah di Indonesia mendapatkan sarana dan prasarana jaringan internet, ada
sebagian kelompok yang memandang bahwa internet belum menjadi kebutuhan pokok
dalam hidupnya dan ada sebagian kelompok yang memandang teknologi tersebut
haram Karena adanya kandungan hal-hal yang bersifat pornografi, pornoaksi dan
pornovoisasi. Hal-hal yang tersebut diatas yang menghambat terhadap
pengembangan internet disabagian sekolah-sekolah di Indonesia.
2. Jelaskan konsep
Saudara untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah dan
perguruan tinggi di Indonesia dengan mengingat kondisi objektif yang ada.
Jawaban:
Konsep untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi,
khususnya internet , yang dilakukan di sekolah yang saya pimpin (Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Kabupaten Kebumen) antara lain adalah sebagai
berikut:
1.
Konsep untuk menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya internet, pada awalnya disosialisasikan kepada seluruh
unsur yang terkait dengan institusi antara lain, para guru, karyawan, majelis
sekolah, para siswa dan orang tua siswa.
2.
Dimasukan sebagai salah satu program prioritas
pengembangan sekolah dalam hal ini pengembangan TIK.
3.
Mencari alternatif pembiayaan yang memungkinkan dapat
mendukung tentang pengemnbangan tersebut, antara lain, usulan kepada
pemerintah, usulan kepada orang tua siswa dan kepada sejumlah stake holder
peduli pendidikan yang memuungkinkan untuk memerikan bantuan pendanaan
tersebut.
4.
Karena biaya yang cukup besar maka pengembangan dalam hal
ini memerlukan tahapan-tahapan antara lain, pengadaan jaringan listrik,
pengadaan komputer atau laptop dengan specifikasi yang dapat digunakan untuk
mengakses jaringan internet, pengadaan modem dan atau hot spot untuk mengembangkan
efektifitas penggunaannya.
5.
Pengadaan komputer tersebut juga dilakukan melalui
pertahapan untuk menuju kondisi ideal misalnya pentahapan tersebut dari
pengadaan 8 komputer sehingga misalnya jumlah siswa dalam rombongan belajar
sebanyak 40 siswa, 1 komputer untuk 5 siswa, berikutnya 12 komputer sehingga 1
komputer untuk 3 siswa, selanjutnya 20 komputer sehingga 1 komputer untuk 2
siswa, sampai 40 komputer sehingga satu siswa dapat mengunakan 1 komputer.
6.
Secara bertahap sekolah juga untuk mengadakan laptop
untuk media pembelajaran guru sebagai sarana akses internet yang lebih efektif
dibanding komputer duduk serta setiap ruang untuk dilengkapi dengan LCD
proyektor untuk sarana media visual yang
cukup baik dan efektif.
Ilustrasi
hubungan timbal balik antara teknologi informatika mempengaruhi pendidikan,
sebaliknya pendidikan mempengaruhi teknologi informatika. Adapun diagram
hubungan dapat digambarkan seperti pada gambar 1 di bawah ini:
TIK
|
SEKOLAH DAN PT
|
RECIPROCAL
RELATIONSHIP
|
Gambar 1: Diagram hubungan timbal-balik (reciprocal relationship) antara teknologi infirmatika mempengaruhi pendidikan dan sebaliknya pendidikan mempengaruhi teknologi informatika.
Dari gambar 1 diatas dapat
dijelaskan bahwa teknologi informasi yang selama ini berkembang adalah buah
hasil pendidikan, sebaliknya pendidikan dapat maju dengan pesat karena
dipengaruhi oleh teknologi yang ada dan berkembang sperti teknologi informtika
seperti sekarang ini. Jadi keduanya saling mendukung dan saling mempengaruhi
baik dilihat dari dampak positif maupun dampak negatif karena perkembangan
keduanya.
Dari berkembang teknologi
informatika dan komputer dewasa ini membawa dampak yang luar biasa terhadap
dunia pendidikan. Pembelajaran konvensional mengartikan bahwa pembelajaran
terjadi jika ada guru memberi ceramah didepan murid, di dalam kelas yang
dibatasi oleh ruang kelas, ada kursi, meja, papan tulis, kapur dan buku-buku
pegangan guru mapun buku siswa. Dewasa ini pembelajaran dapat dilakukan tidak
harus di kelas formalseperti di sekolah-sekolah akan tetapi pembelajaran dapat
dilakukan melalui belajar jarak jauh, belajar melalui media CD pembelajaran,
pembelajaran dilakukan dengan media televisi, internet maupun e-learning.
Dengan demikian berkembangnya pendidikan
yang berkualitas mempengaruhi juga kecepatan berkembangnya teknologi
informatika sehingga pembelajaran modern diciptakan untuk mengembangkan
kualitas dan kuantitas pembelajaran yang berlangsung juga sekaligus pendidikan
untuk mempelajarai dan mengembangkan teknologi informatika secara terus-menerus
dan berkesinambungan. Jadi keduanya sudah tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainya karena keduanya sangat memiliki hubungan yang sangat erat untuk
saling mempengaruhi dan untuk saling dipengaruhi.
POSITIF
|
Teknologi Informatika
+
Pendidikan
|
Kemajuan
|
NEGATIF
|
Gambar 2: Diagram dampak kemajuan yang muncul akibat kemajuan
teknologi informatika dan pendidikan atau sebaliknya akibat kemajuan pendidikan
dan teknologi informatika.
Dari gambar 2 diatas diilustrasikan bahwa teknologi
informatika dan pendidikan telah menghasilkan kemajuan-kemajuan atas keduanya
tetapi kemajuan itu bagai setali dua uang, di sebelah berdampak positif dan
sebelahnya lagi member ekses yang negatif. Hal ini terjadi tergantung bagaimana
kemajuan tersebut disikapi oleh masing-masing individu di setiap tempat, saat
dan kesempatan. Kalau kemajuan dimanfaatkan pada hal yang positif maka, akan
positiflah dan bermanfaat kemajuan tersebut bagi pengguna dan kita semua.
Tetapi jika kemajuan dimanfaatkan untuk hal-hal yang negative maka, akan
negatif dan mudhlorot-lah yang timbul. Kita dihadapkan kepada keduanya, mau
memilih jalan yang lurus dan positif atau jalan bengkok berliku yang negatif.
Demikian berikut dijelaskan beberapa kemajuan dari teknologi
informatika dan pendidikan:
1. Pendidikan jarak Jauh "On-Line"
Pendidikan adalah salah satu sarana
untuk meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, kualitas pendidikan pada semua
jenjang dan jenis harus ditingkatkan. Kendati keadaan perekonomian kita saat
ini sedang dilanda krisis dan resesi, tetapi sektor pendidikan harus tetap
mendapat prioritas. Sebab, kalau tidak, kualitas SDM semakin terpuruk, yang
pada gilirannya membuat bangsa kita semakin tertinggal. Memang tepat apa yang
ditayangkan dalam layanan iklan sosial di televisi bahwa kita harus tetap
sekolah meskipun keadaan sangat sulit.
Untuk mengenyam pendidikan, terutama
jenjang pendidikan menengah dan tinggi tidak selalu harus pergi ke sekolah atau
kampus, yang berdaya tampung sangat terbatas. Seiring dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet maupun intranet, dimungkinkan
untuk bisa memperoleh pendidikan jarak jauh. Atau, apa yang disebut dengan
pendidikan jarak jauh on-line, seperti dilakukan negara-negara maju. Apa
lagi Indonesia merupakan negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan
jumlah populasi penduduk yang sangat banyak, sangat tepat untuk menjalankan
pendidikan jarak jauh on-line.
Masyarakat yang berada di Irian Jaya
atau Timor Timur tidak usah jauh-jauh datang ke Jakarta hanya untuk mendapatkan
pendidikan. Mereka cukup duduk di depan komputer dan dengan jari-jari bisa
belajar dengan membuka internet. Dunia pendidikan, ilmu pengetahuan dan
berbagai sumber informasi ada di ujung jari.
Keunggulan Dan Kelemahan
Pendidikan jarak jauh on-line
melalui internet ini sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia. Mengingat luas
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan jumlah penduduk yang
sangat banyak, tidak mungkin tertampung di sekolah atau universitas yang sudah
ada sekali pun. Dengan sarana pendidikan seperti ini dimungkinkan pencapaian
upaya pemerataan distribusi pendidikan ke seluruh wilayah Tanah Air.
Sarana pendidikan jarak jauh ini
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Sebagaimana dikemukakan Victor L.
Magdaraog, Vice President SGV-Development Dimension International dalam seminar
On-Line Learning yang diselenggarakan STMB dan PT Telkom di Bandung
baru-baru ini.
Beberapa keunggulan program
pembelajaran jarak jauh on-line ini adalah pertama, dimungkinkan
terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan
murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang
digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau
intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya
operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung,
transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
Kedua, tidak terbatas oleh waktu.
Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan
ketersediaan waktu masing-masing. Proses pembelajaran ini sangat cocok
diterapkan bagi karyawan/pegawai. Proses pendidikan tidak perlu mengganggu
waktu bekerja mereka. Sehingga, karyawan/pegawai masih tetap berkontribusi bagi
perusahaan tempat mereka bekerja.
Ketiga, pembelajar dapat memilih topik atau
bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat
baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini
kaum pendidik, bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan peserta didik.
Keempat, lama waktu belajar juga bergantung
pada kemampuan masing-masing pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai
tujuan pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila si
pembelajar masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek
pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada
pembelajar lain atau pengajar.
Kelima adalah keakuratan dan kekinian
materi pembelajaran. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam komputer,
berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Kaum
pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada
pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
Keenam, pembelajar jarak jauh ini dapat
dilaksanakan secara interaktif, sehingga menarik perhatian pembelajar.
Selain keunggulan-keunggulan
tersebut, ada beberapa kelemahan yang mungkin timbul dalam sistem belajar jarak
jauh on-line ini. Pertama, tingginya kemungkinan gangguan
belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri,
sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini
bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan
kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
Kedua, kesulitan mendapat penjelasan
pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila si pembelajar mendapatkan
kesulitan. Si pembelajar harus menunggu pengajar untuk membuka internetnya.
Ketiga, adalah pemahaman pembelajar
terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap
tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan
pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai
sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena
setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.oek dan Kendala
Mengingat jumlah penduduk Indonesia
yang sangat banyak dan tersebar di berbagai wilayah Nusantara, serta
keterbatasan daya tampung sekolah dan lembaga pendidikan lain, sehingga tidak
mungkin dapat menampung semua sumber daya yang ingin belajar. Prospek
pendidikan jarak jauh on-line merupakan suatu alternatif yang cukup
cerah. Selain itu, perkembangan masa depan telekomunikasi Indonesia sangat
mendukung terciptanya fasilitas untuk pembelajaran jarak jauh on-line
ini.
Menurut perhitungan Hexindo Consult,
jumlah pelanggan internet di Indonesia sampai akhir 1997 berjumlah 50.000.
Sedangkan jumlah perusahaan penyelenggara jasa internet atau internet
service provider yang berizin sebanyak 44 perusahaan walaupun yang aktif
berjumlah 33 (SWA, edisi 17-30 September 1998). Munculnya bisnis
berbagai tempat akses internet umum menunjukkan betapa besar dan antusias
masyarakat terhadap jasa internet. Hal ini menunjukkan perkembangan yang cukup
cerah terhadap daya dukung terciptanya pendidikan jarak jauh on-line.
Sektor telekomunikasi Indonesia pada
abad ke-21 meluncurkan program Nusantara 21 yang bertujuan mengembangkan archipelago
super lane dan mengembangkan nusantara multimedia community access
centers untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Program ini menggabungkan
seluruh sistem jaringan telekomunikasi, yaitu satelit, kabel serat optik,
seluler, TV kabel, dan broadcast dalam satu konfigurasi jaringan.
Jaringan ini terkoneksi langsung dengan jaringan internasional yang berkoneksi
secara superhighway (SWA, edisi 17-30 September 1998). Program
ini sangat mendukung terciptanya program pembelajaran jarak jauh on-line,
karena akan memudahkan masyarakat untuk mengakses program pendidikan yang
didistribusikan melalui jaringan internet.
Namun demikian, ada beberapa kendala
penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh on-line ini. Pertama, pengguna
jasa internet masih sedikit. Meskipun bisnis internet sudah cukup berkembang
pesat, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih
dari 200 juta jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah 50.000 pelanggan masih
sangat sedikit.
Kedua, jumlah perusahaan internet service
provider juga dirasakan masih kurang, sehingga saat ini masih banyak
perusahaan internet service provider yang bandwidth-nya sudah
penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses pembelajaran jarak jauh on-line.
Ketiga, mengubah paradigma
pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas menjadi belajar mandiri dalam
menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini memerlukan proses pengedukasian
masyarakat secara terus-menerus.
Keempat, harga perangkat komputer
masih dirasakan sangat mahal. Meksipun ada beberapa kelemahan dalam sistem
pembelajaran jarak jauh on-line dan kendala dalam penyelenggaraannya,
tetapi mengingat keunggulan dan prospek penyelenggaraan ke depan serta untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat secara luas, -- terutama bagi mereka
yang tidak tertampung dalam ruang belajar di kelas, atau masyarakat yang masih
jauh dari pusat pendidikan -- program itu perlu bagi penyelenggara pendidikan
untuk menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh on-line ini.
Penyelenggara pendidikan harus sudah
memulai memikirkan kembali isi (content) dalam proses pembelajaran jarak
jauh on-line secara tepat. Kiranya dengan acara belajar jarak jauh
on-line ini cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus
mengangkat harkat dan martabat bangsa secara keseluruhan dapat tercapai.
Manusia Indonesia di mana pun berada
tetap eksis menjadi yang berkualitas unggul, tangguh, kreatif dan berdaya saing
tinggi. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bukan hanya karena jumlah
penduduknya melainkan karena ditopang oleh sistem pendidikan yang berkualitas.
2. E-Learning/ PembelajaranElektronik
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Plus Minus E-learning
Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
3. Pengembangan bahan ajar berbasis web
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Plus Minus E-learning
Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
3. Pengembangan bahan ajar berbasis web
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat pesat, menurut catatan www.internetworldstats.com/
saat ini ada satu milyard pengguna internet di dunia. Penetrasi internet di
Asia adalah 10%, sedangkan di Amerika mencapai 67%. Indonesia menduduki urutan
ke 13 pengguna internet dunia dengan jumlah pengguna internet tahun 2006,
sebanyak 18 juta orang. Angka itu mencapai 10 kali lebih besar dibanding lima
tahun lalu. Tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan bahwa TIK membawa
gelombang baru menuju perubahan besar dalam sejarah kebudayaan manusia.
Tinsiri memberi perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Ia mengatakan, apabila TIK tersebut diibaratkan arus badai, maka setidak-tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa arus, atau memanfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang paling tepat adalah yang terakhir, memanfaatkan arus sebagai sumber energi. Demikian pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dunia pendidikan. Hadirnya TIK di sekolah, di ruang kelas, di rumah, bahkan di kamar tidur siswa, tidak lagi dapat dibendung. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak, era TIK telah hadir.
TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.
Tinsiri memberi perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Ia mengatakan, apabila TIK tersebut diibaratkan arus badai, maka setidak-tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa arus, atau memanfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang paling tepat adalah yang terakhir, memanfaatkan arus sebagai sumber energi. Demikian pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dunia pendidikan. Hadirnya TIK di sekolah, di ruang kelas, di rumah, bahkan di kamar tidur siswa, tidak lagi dapat dibendung. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak, era TIK telah hadir.
TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.
Keuntungan
-keuntungan Memanfaatkan Pembelajaran Berbasis Komputer dan Jaringan
- Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
- Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
- Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
- Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
- Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
4. CD Multimedia Interaktif
CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah
sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer.
Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer
Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI)
Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat
unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan
grafis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:
- Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
- Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran Berprograma tipe Branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan. (Nana Sudjana & Ahmad Rivai:139). Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
- Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
- Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell, 1989: 20)
Pada
umumnya tipe penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini
membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik.
Setiap siswa cenderung memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari
kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih
efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan
dengan mengajarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word,
Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif
ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada
guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri
sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD
tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh siswa terhadap siftware
tersebut. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi
secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.
5. Video Pembelajaran.
Selain
CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di
SD. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami
sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti
kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di
SD cocok untuk mengajarkan suatu proses.
Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses
respirasi dan lain-lain.
6. Internet
Internet,
singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi
global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people
throughout the world to connect with each other¨. Internet diluncurkan
pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute
Technology) pada bulan Agustus 1962.
Pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara
mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as
thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online
dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer
tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik,
(Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu
dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services
(.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions
(.edu), atau artistic and cultural groups (.arts)
Siswa
dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya
konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan
pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real
life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom
meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer
yang telah ditetapkan secara online. Siswa dapat belajar bekerjasama (collaborative)
satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail)
untuk mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi
dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai
berikut:
- Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
- Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
- Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
- Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.
- Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
- Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.
Perkembangan/kemajuan
teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia
telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai
kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai
percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat
menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang
pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content
specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning
material). Pembelajaran melalui internet di Sekolah Dasar dapat
diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic
mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving
feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group, (2)
Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of
course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5)
Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented)
systems or Internet Relay Chat.
Setelah
bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga
dapat diakses melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan
adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat
diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para
guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui intenet. Karakteristik/potensi
internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat
diperkaya lagi dengan yang lainnya. Namun, setidak-tidaknya ketiga
karakteristik/potensi internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar
pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet.
Sumber:
Adaptasi
dan disarikan dari : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional.2008. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Materi Diklat
Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah. Jakarta
DAFTAR
PUSTAKA
Koesnandar,
Pengembangan Bahan Belajar Berbasis Web, h ttp:
//www.teknologipendidikan.net /? p=44
Riche
Chintia Johan, Pembelajaran Berbasis Web, dalam Dr. Rusman, M.Pd (Ed),
Teknologi
Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran,Universitas Pendidikan Indonesia,
2009
Rusman,
Dr, M.Pd., Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran, dalam Dr. Rusman, M.Pd
(Ed), Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran,
Universitas Pendidikan Indonesia, 2009
S
u h a r i y a n t o , Pembelajaran Berbasis Ict (Information And Communication
Technology)
Megister Teknologi Pendidikan, FKIP UNILA 2009
Toto
Fathoni,E-Lear ning,
Widyo
Nugroho, dkk, Perancangan Media Video Pembelajaran Berbasis Web
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik tanggal 6 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar