LAPORAN PENELITIAN
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN TEKS REPORT
DENGAN MENGGUNAKAN MAGIC WHIST
MELALUI METODE BANGMOGI
Oleh:
Bambang Purnomo, S.Pd.
NIP 131840962
Guru Bahasa
Inggris
Dibiayai
Oleh:
Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah
Dengan Surat Perjanjian Penggunaan Dana
Nomor:
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
SMP Negeri 2 Gombong
Jalan Kartini 2 Gombong Telpon:
(0287)471063
Kabupaten Kebumen
Propinsi Jawa Tengah
2006
PENGESAHAN
1. Judul Penelitian :
Optimalisasi Pembelajaran Teks Report
dengan Menggunakan Magic Whist melalui Metode BangMoGI
2. Peneliti
a. Nama Lengkap :
Bambang Purnomo, S.Pd.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pangkat/Gol. dan NIP : Pembina IVa,
131840962
d. Mata ajaran diampu : Bahasa Inggris
e. Sekolah :
SMP Negeri 2 Gombong Kabupaten Kebumen
3. Lama Penelitian : 4 bulan
Dari :
bulan Juni sampai bulan September tahun 2006
4. Biaya Penelitian : Rp 2.500.000;
(dua juta lima ratus ribu rupiah)
Mengetahui
SMP Negeri 2 Gombong Peneliti
Kepala
Riyadi, S.Pd. Bambang
Purnomo, S.Pd.
NIP 130529959 NIP
13184096
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Allah Swt.yang telah
melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga dapatlah tersusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan
bantuan dana Block grant PTK Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah tahun
2006.
Penelitian
Tindakan Kelas ( Classroom Action Research
) yang berjudul Optimalisasi Pembelajaran Teks Report dengan Menggunakan Magic
Whist melalui Metode BangMoGI dalam rangka untuk mendapatkan informasi faktual
dan pelaksanaan proses pembelajaran yang
saya akan lakukan. Disamping itu sebagai ajang meningkatkan profesionalisme saya
yang pada akhirnya merupakan langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan baik
dalam proses pembelajaran maupun dalam pencapaian hasil belajar.
Saya
menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah berupa
Laporan Pendidikan Penelitian Tindakan
Kelas ini atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu dalam pelaksanaan penelitian yang saya laksanakan ini dan
semoga semua amal baik mereka menjadikan pahala dihadapan Allah Swt.
Saya
juga menyadari bahwa karya tulis ilmiah dalam bidang pendidikan ini belum sempurna, untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna penyempurnaan.
Kebumen, 1 September 2006
Peneliti,
Bambang
Purnomo, S.Pd.
Pembina / IV a
NIP
131840962
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………….. iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. vi
ABSTRAK .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1
- Perumusan Masalah ………………………………………….. 5
- Tujuan Penelitian ………………………………………….. 6
- Manfaat Penelitian ………………………………….. 6
BAB II LANDASAN
TEORI DAN HIPOTESIS
- Landasan Teori ………………………………………….. 8
- Penelitian Yang Relevan ………………………….. 17
- Kerangka Berpikir ………………………………………….. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
- Setting Penelitian ………………………………….. 28
- Subyek Penelitian ………………………………………….. 29
- Sumber Data ………………………………………………….. 30
- Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 30
- Validasi Data .............................................................................. 31
- Analisis Data .............................................................................. 32
- Indikator Kinerja .................................................................. 32
- Prosedur Penelitian .................................................................. 32
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kondisi Awal ..................................................... 33
B.
Deskripsi Siklus I .................................................................
C. Deskripsi
Siklus II ................................................................
D.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus ............................
E.
Hasil Penelitian ................................................................
BAB V PENUTUP
- Simpulan ............................................................................
- Implikasi/Rekomendasi ....................................................
- Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. a Foto-Foto Dokumentasi Pembelajaran
b Contoh
Kartu yang Digunakan Magic Whist
2. Lesson plan siklus I dan II
3. Karya Tulis Kerja Kelompok Siswa
4. Karya Tulis Mandiri Siswa
5. Portofolio siswa
6. Daftar Nilai
Writing Siswa Kelas 3a
7. Contoh
Students selff-assessment.
8. Bahan Ajar
Pembelajaran Teks Report
9. Contoh Hasil
Refleksi Siswa
ABSTRAK
Purnomo, Bambang. 2006. Optimalisasi
Pembelajaran Teks Report dengan Menggunakan Magic
Whist melalui Metode BangMoGI
Writing adalah salah satu kompetensi
penting yang harus dimiliki oleh siswa Sekolah Menengah Pertama / Madrasah
Tsanawiyah karena dalam SKL nya
kompetensi writing ada didalamnya.
Disamping itu bagaimana agar tulisan siswa dapat berterima di dunia
internasional itu merupakan hal penting lainnya yang harus diupayakan dapat
dipahamai dan dikuasai oleh para siswa agar mereka memiliki ketrampilan hidup (life skill) untuk bekal hidup masa depan
mereka.
Kenyataannya
bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Pertana / Madrasah Tsanawiyah,
termasuk siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Gombong tahun pelajaran 2006/2007 mengalami kesulitan untuk menulis teks-teks bahasa
Inggris (genres). Pemahaman tentang tujuan sosial, struktur umum dan
fitur-fitur kebahasaan sebuah teks adalah syarat penting bagi siswa agar hasil
karya tulisnya dapat berterima di dunia internasional. Untuk itu perlu adanya
metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran
dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif, efisien sekaligus
menyenangkan. Dengan kondisi pembelajaran tersebut diatas diharapkan hasil
proses pembelajaran dapat optimal sehingga mutu pembelajaran dapat ditingkatkan
.
Magic Whist adalah salah satu media yang
saya gunakan melalui metode BangMoGI
untuk menciptakan proses pembelajaran seperti tersebut diatas. Media ini telah
saya cobakan pada siswa kelas 3a SMP Negeri 2 Gombong pada semester 1 tahun
pelajaran 2006/2007 menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan pengamatan dan
penilaian proses maupun hasil pembelajaran
dan analisisnya menunjukkan adanya keberhasilan pada setiap siklus antara lain; Sebagian
besar siswa dapat menghasilkan teks-teks bahasa Inggris dengan baik dan benar
hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai writing
rata-rata kelas 3a sebesar 78,68 (baik); Siswa begitu aktif dan antusias
dalam pembelajarannya hal ini dapat dilihat dari data keaktifan siswa yang
mencapai ….. tally yang terdiri dari questioning … tally, aswering …. tally, expressing …. tally dan practicing …. tally; Daya serap siswa meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua
sebesar ……
Dengan
demikian saya hentikan penelitian sampai dengan siklus kedua dan saya simpulkan
bahwa media pembelajaran Magic Whist
melalui metode BangMoGI telah dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dan
media tersebut telah berhasil mengoptimalkan
proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya
pembelajaran teks report.
Key words: Optimalisasi,
Magic Whist, BangMoGI
ABSTRACT
Purnomo, Bambang. 2006. Kontekstualisasi
Pembelajaran Writing dengan
Menggunakan Magic Whist melalui Metode
BangMoGI. Classroom Action
Research.
Writing
is one of the important competency which has to be mastered by students of
Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah because the SKL contains the competency which the students of the junior high
school must be able to product English texts well, especially students of SMP
Negeri 2 Gombong in the third year on the first semester in 2006/2007. Beside that, the product of student writing
must be able to known by the people internationally so that the students has
the competences in their life (life skill).
In
fact, most the students of the junior high school include the students of SMP
Negeri 2 Gombong have some difficulties to product English texts (genres). The
comprehension of the social function, generic structure, and lexicogrammatical
of the genres are the important things in order to have the competencies in
product the good texts so that their writing are able to known by the people
internationally. So the active, creative, effective and enjoyable English
learning must be created to improve the quality of the process and result of
the English learning.
Magic Whist is one of the learning media
that is used by me through the BangMoGI
metode. It had been implemented to my students of SMP Negeri 2 Gombong class 3a on the first semester in 2006/2007.
Based on the observing, analyzing of the process and result of the my English
learning can reported e.g.; Most the
students are able to product English texts well, it is shown by the average of
writing marks of class 3a is 78.68; The active learning process can be shown
by the total of the tallies, that is … tallies which consist of questioning
… tallies, answering … tallies, expressing … tallies and practicing … tallies; The
average of the gaining score achievement of the first cycle is …, the second cycle is ….
Because
of the English learning process using the Magic
Whist through the BangMoGI metode
had been success to create the learning process actively, creatively,
effectively and enjoyably and the media had been success to optimize n the English
learning process so that they have been
able to product the English text well. So I decided to finish my research until
the second cycle.
Key words: Optimalisasi, Magic Whist, BangMoGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa sistem
pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapai tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Oleh karena itu
proses dan mutu pembelajaran perlu ditingkatkan agar pembelajaran dapat
dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga anak
didik dapat menggembangkan potensi diri dan dapat memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kurikulum 2004 mengamanatkan bahwa setiap
lulusan harus telah memiliki kompetensi yang diprasaratkan dalam standar
kompetensi maupun kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam kurikulum
tersebut. Model kompetensi ini dirumuskan sebagai kompetensi berkomunikasi yang
mempunyai tujuan akhir pada pencapaian kompetensi wacana(discourse competence) Kompetensi wacana memprasaratkan bahwa peserta
didik dalam menggunakan bahasa dalam komunikasi harus selalu secara tepat
mempertimbangkan konteks budaya dan konteks situasi. Kompetensi wacana tidak
mungkin tercapai tanpa adanya kompetensi kebahasaan yang lain yang meliputi kompetensi
tindak bahasa dan retorika (yang tercakup dalam actional competence), kompetensi linguistic (linguistic competence), kompetensi sosiokultural (sociocultural competence) dan kompetensi
strategis (strategic competence).
Selain kelima kompetensi tersebut, kurikulum 2004 juga melihat sikap sebagai
hasil belajar. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut perlu proses
pembelajaran yang berkwalitas. Misalnya kreatifitas dan inovatif pembelajaran
guru perlu ditingkatkan, hasil pembelajaran bahasa Inggris masih perlu
ditingkatkan baik secara kwantitas
maupun
kwalitasnya, keaktifan dan kreatifitas siswa perlu ditingkatkan, degradasi
moral dalam masyarakat khususnya
siswa-siswa usia Sekolah Menengah Pertama kususnya dan usia remaja pada
umumnya perlu dicegah dan ditangani dengan arif dan bijaksana, pemilihan dan
atau pembuatan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
sekaligus dapat mengembangkan budaya nasional dan mengangkat potensi yang dimiliki
oleh daerah-daerah di Indonesia.
Keberhasilan atau kegagalan suatu
pendidikan pada dasarnya dapat dilihat dari perubahan sikap dan tingkah laku
atau dari prestasi hasil pembelajaran yang dicapai oleh orang yang telah
mendapat proses pembelajaran . Tetapi
tidak semua kegiatan pendidikan selalu mendapatkan hasil yang optimal,
kadang-kala juga menemui kegagalan.
Mata
pelajaran bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata
pelajaran lain untuk itu agar dapat mengajar dengan baik, guru memerlukan
informasi tentang karakteristik mata pelajaran bahasa Inngris. Perbedaan ini
terletak pada fungsi bahasa sebagi alat komunikasi. Hal ini mengidikasikan
bahwa belajar bahasa Inggris bukan hanya belajar kosakata dan tatabahasa dalam
arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswa belum dapat
dikatakan menguasai bahasa Inggris jika dia belum dapat menggunakan bahasa
Inggris untuk keperluan komunikasi.
Kenyataan
siswa belajar bahasa Inggris selama empat jam pelajaran setiap minggu di
Sekolah Menengah Pertama, tetapi kemampuan berbahasa Inggris masih rendah. Ada
tiga masalah yang mengemuka dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia pada
umumnya dan di Kabupaten Kebumen pada khususnya . Persoalan pertama adalah
masih rendahnya pencapaian hasil belajar bahasa Inggris siswa (real scholastic achievement). Indikator kasarnya
dapat dilihat dari hasil ujian nasional tahun pelajaran 2005/2006 masih banyak
anak yang tidak lulus.
Permasalahan
kedua adalah ketidakmampuan siswa dalam menggunakan ketrampilan berbahasa (language skill) yang mereka pelajari
dalam komunikasi berbahasa Inggris. Hal tersebut berdasarkan pengamatan dan
informasi gugu-guru bahasa Inggris di Kabupaten Kebumen. Keadaan tersebut pada
umumnya disebabkan pembelajaran bahasa Inggris hanya mengacu pada soal-soal
Ujian Nasional dalam hal ini hanya mencakup terutama ketrampilan membaca
pemahaman (Reading comphrehension),
sedangkan ketrampilan berbicara(speaking),
mendengar(listening) dan menulis(writing) terabaikan.
Kenyataan
lain yang terjadi di lapangan adalah tidak optimalnya guru dalam memilih bahar
ajar, media pembelajaran dan metode pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
dapat mencapai kompetensi sesuai apa yang diharapkan, selain itu dengan
perubahan kurikulum 2004 belum semua guru mengetahui dam memahami isi dari apa
yang dimaksud dalam kurikulum tersebut, maka dari itu profesionalisme guru harus
selalu ditingkatkan.
Writing adalah salah satu dari empat kompetensi yang
seharusnya dikuasai oleh siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris. Kenyataan yang ada bahwa banyak siswa yang belum
memiliki kompetensi menulis tersebut. Kompetensi menulis merupakan kompetensi
yang memerlukan pengetahuan yang komprehesif karena para siswa sebelum menulis
suatu teks mereka harus mengetahui karakteristik dari sebuah teks tersebut agar
hasil teks yang dihasilkan dapat berterima oleh dunia international.
Writing merupakan kompetensi penting bagi siswa Sekolah Menengah
Pertama karena writing merupakan
salah satu SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) Ujian Nasional bagi Sekolah
Menegah Pertama / Madrasah Tsanawiyah.
Dari
pengamatan yang saya lakukan bahwa sebagian besar siswa belum mengetahui
tentang karakteristik dari teks-teks bahasa Inggris sehingga para siswa belum
tahu untuk membuat suatu teks bahasa Inggris dengan baik, benar dan berterima.
Pengetahuan tentang karakteristik teks bahasa Inggris para siswa harus tahu
antara lain: tujuan sosial, struktur umum dan fitur-fitur kebahasaan yang
muncul dalam suatu jenis teks bahasa Inggris. Dengan mengetahui karakteristik
dari teks bahasa Inggris seperti tersebut diatas diharapkan para siswa dapat
berkomunikasi secara tulis dengan baik, benar dan berterima.
Dengan
keadaan yang demikian kompetensi writing
siswa menjadi hal yang sangat penting karena kompetensi tersebut merupakan
salah satu SKL yang harus dikuasai siswa dan hal tersebut diuji praktekan dalam
Ujian Nasional.
Sebagai
salah satu alternatif meningkatkan kompetensi writing siswa adalah dengan mengoptimalkan pembelajaran menulis
bahasa Inggris dengan menggunakan Magic
Whist melalui Metode BangMoGI.
B. Perumusan Masalah
- Bagaimana mengoptimalkan proses pembelajaran menulis bahasa Inggris siswa, sehingga hasil karya mereka dapat berterima?
- Sejauh mana keefektifan media Magic Whist melalui metode BangMoGI dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis bahasa Inggris?
Dua masalah tersebut akan diintegrasikan
sehingga merupakan suatu pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi writing. Sehingga masalah tersebut saya
rumuskan”Dapatkah media pembelajaran Magic
Whist memberikan koteks kepada para siswa
sehingga media tersebut dapat menimbulkan kreatifitas para siswa untuk memproduk suatu
teks dalam bahasa Inggris melalui metode BangMoGI?”
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Secara
umum kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi writing siswa.
2. Tujuan Khusus
Kegiatan
ini memiliki tujuan khusus antara lain:
- Agar guru dapat menyajikan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan.
- Mengoptimalkan kreatifitas siswa dengan penciptaan konteks yang beragam.
- Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan mengimplementasikan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Cotextual Teaching and Learning).
D. Manfaat Peneltitian
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan mutu pembelajaran.
2) Meningkatkan profesionalisme.
b.
Bagi Siswa
1)
Meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.
2) Meningkatkan percaya diri siswa dalam
berkomunikasi dalam bahasa Inggris khususnya ragam bahasa tulis.
3) Memberi peluang siswa untuk berfikir tingkat tinggi..
c. Bagi
lembaga
Hasil karya tulis ilmiah ini sebagai bahan
masukan dalam menyiapkan program-program
pembelajaran di awal tahun pelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Bahasa
memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Mengingat
fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, sebuah kurikulum
bahasa untuk sekolah menengah sewajarnya mempersiapkan siswa untuk mencapai
kompetensi yang membuat siswa mampu merefleksi pengalamannya sendiri dan
pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami beragam
nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang bertanggung
jawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan
kemampuan-kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Untuk
mencapai kompetensi berbahasa tersebut di atas, kurikulum ini berangkat dari
seperangkat rasional teoritis dan praktis yang mendasari semua keputusan
perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam kurikulum
ini.
Terdapat
beberapa landasan teoritis yang berimplikasi praktis dan mendukung penyusunan
kurikulum ini. Teori tersebut diadopsi sebagai kerangka berpikir sistematis
dalam mengambil keputusan dalam berbagai perumusan. Landasan kerangka berpikir
tersebut meliputi model kompetensi bahasa, model bahasa, tingkat literasi yang
diharapkan dicapai oleh lulusan, dan perbedaan hakikat bahasa lisan dan tulis.
1. Kompetensi
Kurikulum
2004 menyebutkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan
berfikir dan bertindak secara konsinten dan terus menerus memungkinkan
seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
2. Model Kompetensi
Sejauh
ini terdapat sejumlah model kompetensi yang berhubungan dengan bidang bahasa
yang melihat kompetensi berbahasa dari berbagai perspektif. Dalam kurikulum ini
model kompetensi berbahasa yang digunakan adalah model yang dimotivasi oleh
pertimbangan-pertimbangan pedagogi bahasa yang telah berkembang atau berevolusi
sejak model Canale dan Swain kurang lebih sejak tiga puluh tahun yang lalu.
Salah
satu model terkini yang ada di dalam literatur pendidikan bahasa adalah yang
dikemukakan oleh Celce-Murcia, Dornyei dan Thurrell (1995) yang kompatibel
dengan pandangan teoritis bahwa bahasa adalah komunikasi, bukan sekedar
seperangkat aturan. Implikasinya adalah bahwa model kompetensi berbahasa yang
dirumuskan adalah model yang menyiapkan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa
untuk berpartisipasi dalam masyarakat pengguna bahasa. Model ini dirumuskan
sebagai Communicative Competence atau Kompetensi Komunikatif (KK) yang
direpresentasikan dalam Celce-Murcia et al. (1995:10) sebagai berikut :



Sociocultural



Discourse Competence
![]() |
![]() |
||||
![]() |
Linguistic
Actional
Competence
Competence
Strategic
Competence
Gambar 1: Model
Kompetensi Komunikatif (dari Celce-Murcia et al.)
Kompetensi utama yang dituju adalah kompetensi wacana (Discourse
Competence) yang didukung oleh kompetensi linguistik (Linguistic
Competence), Kompetensi sosiokultural (Sociocultural Competence) dan
Kompetensi Tindak Tutur (Actional Competence). Kompetensi writing
ada di dalam Actional Competence.
3. Teks
Pada dasarnya, kegiatan komunikasi verbal
adalah proses penciptaan teks, baik lisan maupun tertulis, yang terjadi karena
orang menafsirkan dan menanggapi teks dalam sebuah wacana. Maka teks adalah
produk dari konteks situasi dan konteks budaya. Misalnya, ketika seseorang
berbahasa Inggris, ia tidak hanya harus menggunakan kosa kata bahasa Inggris
melainkan juga menggunakan tata bahasanya agar ia dipahami oleh penutur
aslinya. Sering ada anggapan bahwa berbahasa secara komunikatif tidak perlu
terlalu memperhatikan tata bahasa. Akan tetapi, sering kurang disadari bahwa
kalalaian bertata bahasa menimbulkan banyak miskomunikasi yang barangkali tidak
berdampak serius dalam percakapan santai, tetapi bisa berdampak sangat serius bahkan
berakibat fatal dalam konteks formal atau akademis. Oleh karena itu, target
kegiatan writing dalam konteks
situasi dan kondisi yang beragam akan membantu siswa dalam menghasilkan teks
bentuk tulis.
4. Magic Whist
Magic Whist adalah nama media yang saya
berikan untuk sebuah media pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu.
Dalam hal ini kartu dibuat oleh para siswa sendiri dengan berisi gambar disisi
yang satu dan sisi lainnya berisi informasi sesuai dengan jenis teks yang akan
dibelajarakan. Ukuran kartu tersebut adalah 15 centimeter panjangnya dan 10
centimeter lebarnya. Contoh kartu dapat dilihat pada lampiran karya tulis ini.
Media tersebut dibuat oleh para siswa sebelum pembelajaran suatu teks
dilaksanakan. Siklus I menggunakan gambar benda mati dan dibaliknya siswa
menuliskan informasi/bagian-bagian dari gambar yang ada. Siklus II gambar tentang benda hidup dengan diberi
bagian-bagiannya dan dibaliknya siswa menuliskan apa bagian-bagian tersebut
dalam bahasa Inggris serta kebiasaan hidup atau hobby dari gambar yang ada..
5.
Contextual Teaching and Learning Approach
(CTL)
CTL merupakan pendekatan
pembelajaran dimana proses pembelajaran seoptimal mungkin mengkaitkan materi
pembelajaran dengan konteks yang ada di dunia nyata sehingga siswa dapat
menerapkan ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan dari proses pembelajaran
untuk bisa survival dalam hidup yang
sebenarnya kelak. Dan bekal yang sudah mereka miliki merupakan modalitas untuk ketrampilan
hidup (life skill). Menurut Zahorik
pengertiannya adalah sebagai berikut:
“Knowledge
is constructed by humans. Knowledge is not a set of facts, concept, or laws waiting to be discovered. It is
not something that exists independent of a knower.
Humans create or construct knowledge as they attempt to bring meaning to their
experience. Everything that we know, we have made”
Zahorik
: Contextual Teaching-Learning (2003:3)
5. Metode BangMoGI
Metode BangMoGI adalah nama metode pembelajaran
yang saya berikan dengan tujuan mempermudah untuk diingat sehingga dengan menyebutkan
satu kata guru akan mengetahui tahap-tahap pembelajaran yang harus dilalui.
Metode ini merupakan suatu langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan
prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL). Ada empat tahapan
dalam langkah-langkahnya yang dapat digambarkan sebagai berikut:



I
(Individual/Independent)
Gambar
2: Merupakan langkah-langkah metode BangMoGI
a. Bang (Membangun/Mengembangkan/Building/Improving)
Bang (Membangun/Mengembangkan/Building/Improving) suatu tahapan dimana guru membangun/mengembangkan
pengetahuan atau piranti atau hal-hal yang
berhubungandengan materi/bahan yang akan disampaikan/dipelajari /didiskusikan pada tahap pembelajaran
selanjutnya.Dalam hal ini dapat berupa deskipsi,
ilustrasi, inquiry, questioning ataupun hal lain yang berhubungan dengan dunia nyata yang dapat mendukung
untuk pembelajaran selanjutnya. Misalnya
teks-teks yang akan dibelajarakan report maka semua pembelajaran juga saya arahkan untuk bagaimana siswa
memahami tujuan sosial, memahami sturktur
umum dan memahami fitur-fitur kebahasaan dari teks report tersebut.
b. Mo
(Model/Modeling)
Mo (Model/Modeling) suatu
tahapan pemberian satu atau beberapa model dari
materi yang telah diprogramkan. Kegiatan yang bisa dikembangkan misalnya:
questioning, constructivism dan
modeling. Contoh kegiatan yang saya lakukan antara lain; Saya
memberikan contoh-contoh teks melalui worksheet atau program power point yang ditayangkan dengan LCD;
Saya tanyakan isi informasi teks-teks
tersebut baik informasi tersurat maupun tersirat; Saya juga menjelaskan tentang bagaimana retorika sebuah teks itu
disusun.
c. G (Grup/Grouping)
G
(Grup/Grouping) adalah merupakan
tahap melatih siswa untuk dapat bekerja secara kelompok. Kelompok
dapat terdiri 4 siswa atau lebih tergantung situasi dan kondisi kelas dan
materi yang akan dikerjakan. Kegiatan yang dapat dikembangkan misalnya: learning community, assessment, evaluation
masih dalam grup. Adapun contoh aktivitasnya adalah sebagai berikut, mereka
pertama-tama mendiskusikan gambar mana yang dipilh untuk dibuat sebuah teks
untuk kelompok tersebut. Setelah terpilih gambar yang disukai siswa
mendiskusikan secara kelompok untuk dibuatkan tek sesuai dengan gambar tersebut
dan kreatifitas masing-masing kelompok tersebut. Hasilnya dipersiapkan untuk
ditempel dipapan tempel, diketik dikomputer dan dipresentasikan. Saya membantu
kelompok- kelompok yang memiliki permasalahan, kesukaran atau keraguan.
d. I
(Individual/Independent)
I (Individual/Independent) Tahapan ini merupakan tahap
untuk mengetahui pencapaian
dari langkah-langkah sebelumnya. Target yang dituju adalah semua peserta didik tuntas. Sehingga
prinsip-prinsip mastery learning ada
didalamnya. Kegiatan yang dapat
dilakukan dalam kegiatan ini dapat berupa evaluasi maupun reflection
atau pengambilan nilai end product. Contoh kegiatannya adalah saya memerintahkan masing-masing siswa
untuk memproduk sebuah teks dikelas maupun
dirumah.
Menurut Callaghan dan Rothery Pembelajaran
bahasa Inggris memiliki 4 tahapan pembelajaran seperti yang terlihat dalam
gambar dibawah ini.
The four steps in the Teaching –Learning Cycle
are:
Step
One : Building the context or
field of the topic or text-type
Step
Two : Modeling the genre under
focus
Step
Three : Joint Construction of the
genre
Step
Four : Independent Construction of
the genre

Gambar 3 : The Teaching Learning Cycle. Source:
Burns and Joyce: 1991 (Adapted from
Collaghan and Rothery 1988)
6. Genre
Yang dimaksud dengan Genre yaitu jenis-jenis teks. Kita mengenal istilah ini dari Kurikulum 2004. Ada 12 jenis teks yang
dijelaskan dalam kurikulum 2004 tersebut antara lain: Recount, Report,
Discussion, Explanation, Analytical
Exposition, Hortatory Exposition, New Item, Anecdote, Narrative,
Procedure, Descriptive dan Review. Namun untuk jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP) kelas VII, VIII dan IX
kompetensi yang harus dicapai hanya 6 jenis teks yaitu Descriptive, Recount, Narrative, Anecdote, Procedure dan Report.
B. Penelitian Yang Relevan
Adapun
jenis penelitian yang relevan dalam hal ini adalah Penelitian Tindakan Kelas / PTK
(Classroom Action Research / CAR), karena permasalahan yang ada merupakan
wilayah kerja guru sekaligus sebagai peneliti, berorientasi pada pemecahan
masalah, berorientasi pada perbaikan, memerlukan barbagai macam data, memerlukan
siklus, dan memerlukan kolaborasi.
C. Kerangka Berfikir
Berbicara
tentang pencapaian hasil pembelajaran dapat dilihat dari berbagai hal yang
mempengaruhi antara lain: in-put siswa, kecerdasan, ketekunan, motivasi siswa,
motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran, kompetensi yang dimiliki guru
kususnya kompetensi bahasa Inggris yang dimilikinya, kreatifitas guru dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran selalu mengalami inovasi sesuai dengan
situasi kondisi yang ada dalam pembelajaranya, dan sarana prasarana agar
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan aktif , efektif dan menyenagkan.
Kuriklulum
2004 hanya menetapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
dimiliki oleh peserta didik setelah mendapat pembelajaran. Pemerintah melalui
kurikulum hanya menetapkan kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh pesrta
didik yang dinyatakan lulus. Dengan demikian kreatifitas guru sangat diperlukan
untuk meningkatkan pembelajarannya. Dengan proses pembelajaran yang semakin
meningkat secara kwalitas maupun kwantitas diharapkan hasil pembelajaran akan
semakin meningkat pula. Melalui pembelajaran teks(genre) guru dapat mengemas
pembelajarannya dalam rangka untuk mencapai beberapa aspek . Aspek kognitif dan
psikomotor dapat dinilai dari penilaian tindak bahasa (actional competence)
sesuai dengan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum, antara lain kompetensi
mendengar, kompetensi berbicara, kompetensi membeca dan kompetensi menulis.
Disamping kompetensi-kompetensi tindak bahasa yang diukur guru seyogyanya mampu
untuk meningkatkan pembelajarannya misalnya meningkatkan kompetensi sikap. Yang
dalam pengukurannya bisa dilakukan dengan pengamatan, angket dan wawancara yang
dituangkan dalam bentuk deskripsi hasil penilaian.
Implementasi
Kurikulum 2004 dan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning /CTL) perlu diupayakan dalam rangka untuk menciptakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Disamping situasi pembelajaran
seperti tersebut diatas pencapaian kompetensi merupakan prioritas utama dalam
tujuan pembelajaran untuk itu perlu diupayakan untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran.
Media
pembelajaran Magic Whist dengan
langkah metode BangMoGI merupakan salah
satu alternatif model pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran teks report.
Adapun
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas saya laksanakan pada kelas 3 SMP Negeri 2
Gombong semester 1 tahun pelajaran 2006/2007.
Berikut desain penelitian ini saya bagi dalam
beberapa tahapan yakni:
1. Persipan (Preparing) :
Juni 2006
2. Perencanaan(planning) : Juni-Juli
minggu ke 2 2006
3. Pelaksanaan ( Acting) : Siklus I Juli minggu IV s/d Agustus minggu I 2006
: Siklus II Agustus
minggu II dan III
4. Pelaporan (Reporting) : Agustus minggu ke IV pengumpulan dan analisis data-data yang ada.
:
September minggu I penulisan, penjilidan
dan pelaporan penelitian
Pada tahap pelaksanaan (acting)
saya bagi dalam siklus dan masing-masing siklus meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Optimalisasi pembelajaran teks report dengan menggunakan Magic Whist akan saya teliti melalui 2
siklus penelitian yaitu pembelajaran
teks report benda mati dan teks report benda hidup. Pembelajaran teks report benda mati merupakan siklus I ,
pembelajaran teks report benda hidup
merupakan siklus II. Masing-masing pembelajaran jenis teks report ini saya alokasikan waktu dalam 8 pertemuan masing-masing selama 2 jam pelajaran. Untuk pengayaan dan
peningkatan kwalitas maupun kwantitas hasil tulisan siswa, saya lakukan dalam
bentuk penugasan di luar jam pelajaran dan dibuktikan dengan kumpulan
portofolio siswa. Saya menggunakan media pembelajaran Magic Whist dengan langkah-langkah metode BangMoGI pada kedua siklus tersebut.
a. Siklus I : Pembelajaran menulis teks report benda mati
Pembelajaran
pada siklus I menggunakan media pembelajaran Magic Whist dengan langkah-langkah pembelajaran metode BangMoGI. Magic Whist pada siklus I ini menggunakan gambar-gambar barang atau
benda mati. Pembelajaran yang dibelajarkan adalah menulis teks report benda mati. Langkah-langkah dalam
siklus ini adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan(Planning), meliputi:
a)
Penyusunan lesson plan.
b)
Menyiapkan materi berdasarkan Teacher’s notes.
c)
Menyiapkan media pembelajaran Magic Whist.
d) Menyiapkan model-model teks report benda mati.
e) Menyiapkan showing board.
f) Menyiapkan instrumen penilaian.
g) Menyiapkan blangko pengamatan.
2) Pelaksanaan Tindakan(Acting)
Proses pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan Lesson Plan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Pre-activity meliputi: greeting, check the class, motivating
activities.
b) While-activity, meliputi:
1)) Bang (membangun/building)
Langkah pertama adalah membangun motivasi, pengetahuan baru dan menggali
pengetahuan yang sudah siswa miliki, dengan cara tanya jawab, kuis, dan inqury. Dalam siklus I semua kegiatan
untuk membangun pengetahuan hal-hal yang berhubungan dengan teks report benda mati.
2)) Mo (Model/modeling)
Langkah kedua adalah untuk memberikan model teks report benda mati ragam tulis yang memberikan informasi tentang
tujuan sosial, struktur umum dam fitur-fitur kebahasaan.
3)) G (Grup/grouping)
Langkah ketiga adalah memberikan pembelajaran bagaimana kerja kelompok
sehingga masing-masing siswa dalam kelompok itu bisa saling berkolaborasi.
Dengan kerja kelompok siswa mendapatkan pengalaman yang sangat memberikan nilai
positif dan memberikan pengetahuan bahwa manusia bukan makhluk individual
tetapi makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-hari agar dapat saling
memberi dan menerima (take and give).
4)) I (Individual/Independent)
Langkah keempat adalah untuk memberikan penugasan secara individual.
Langkah ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran
dikuasai siswa. Selaras dengan nafas mastery
learning dikatakan bahwa setiap siswa dapat menguasai pembelajaran yang
disajikan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dalam tahap inilah suatu
kompetensi yang sesungguhnya dapat dilihat/diukur/dinilai. Hati-hatilah untuk
masuk ke langkah kerja individual karena jumlah siswa yang banyak, akan banyak
juga waktu untuk mengkoreksi hasil siswa. Untuk itu pada tahap kerja kelompok
pengamatan dilakukan untuk mengetahui
apakah para siswa sudah menguasai apa belum, jika belum alangkah bijak jika
pembelajaran diulang untuk memberikan pengetahuan yang cukup untuk menuju
ke-kegiatan individual. Karena sedapat mungkin peran guru diminimalkan, bila perlu
para siswa betul-betul sudah mampu untuk melakukan tugas tanpa bantuan orang
lain.
c) Post-activity meliputi: refleksi,
pemberian tugas untuk dikerjakan di luar jam pelajaran dan closing.
3)
Pengamatan (Observing)
Selama kegiatan dilakukan pengamatan hal-hal sebagai berikut:
a)
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti:
berapa kali siswa bertanya, berapa kali siswa menjawab, berapa kali siswa
berekspresi dan berapa kali siswa mempraktekkan.
b)
Seberapa jauh siswa mengerjakan tugas yang saya
berikan.
c)
Seberapa cepat siswa melaksanakan tugas dengan waktu
terbatas.
d)
Seberapa jauh siswa dapat berkolaborasi dengan teman
kelompoknya.
4)
Refleksi (Reflecting)
Refleksi digunakan untuk mengetahui seberapa besar perolehan proses dan
hasil pembelajaran yang saya lakukan. Sejauh mana pelaksanaan tindakan pada
siklus I berjalan efektif dan berdampak positif bagi proses pembelajaran.
Kekurangan dan kelebihan yang terjadi, selanjutnya menjadi bahan pertimbangan
untuk menentukan tindakan pada siklus II.
a. Siklus II :
Pembelajaran menulis teks report benda
hidup
Pembelajaran pada siklus II menggunakan
media pembelajaran Magic Whist dengan
langkah-langkah pembelajaran metode BangMoGI.
Magic Whist pada
siklus II ini menggunakan gambar-gambar benda hidup. Pembelajaran yang
dibelajarkan adalah menulis teks report benda
hidup. Langkah-langkah dalam siklus ini adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan(Planning), meliputi:
a.
Penyusunan lesson plan.
b.
Menyiapkan materi berdasarkan Teacher’s notes.
c.
Menyiapkan media pembelajaran Magic Whist.
d. Menyiapkan model-model teks report benda hidup.
e. Menyiapkan showing board.
f. Menyiapkan instrumen penilaian.
g. Menyiapkan blangko pengamatan.
2) Pelaksanaan Tindakan(Acting)
Proses pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan Lesson Plan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pre-activity meliputi: greeting, check the class, motivating
activities.
b. While-activity, meliputi:
1)) Bang (membangun/building)
Langkah pertama adalah membangun motivasi, pengetahuan baru dan menggali
pengetahuan yang sudah siswa miliki, dengan cara tanya jawab, kuis, dan inqury. Dalam siklus I semua kegiatan
untuk membangun pengetahuan hal-hal yang berhubungan dengan teks report benda hidup.
2)) Mo (Model/modeling)
Langkah kedua adalah untuk memberikan model teks report benda hidup ragam
tulis yang memberikan informasi tentang tujuan sosial, struktur umum dam
fitur-fitur kebahasaan.
3)) G (Grup/grouping)
Langkah ketiga adalah memberikan pembelajaran bagaimana kerja kelompok
sehingga masing-masing siswa dalam kelompok itu bisa saling berkolaborasi.
Dengan kerja kelompok siswa mendapatkan pengalaman yang sangat memberikan nilai
positif dan memberikan pengetahuan bahwa manusia bukan makhluk individual
tetapi makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-hari agar dapat saling
memberi dan menerima (take and give).
4)) I (Individual/Independent)
Langkah keempat adalah untuk memberikan penugasan secara individual.
Langkah ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran
dikuasai siswa. Selaras dengan nafas mastery
learning dikatakan bahwa setiap siswa dapat menguasai pembelajaran yang
disajikan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dalam tahap inilah suatu
kompetensi yang sesungguhnya dapat dilihat/diukur/dinilai. Hati-hatilah untuk
masuk ke langkah kerja individual karena jumlah siswa yang banyak, akan banyak
juga waktu untuk mengkoreksi hasil siswa. Untuk itu pada tahap kerja kelompok
pengamatan dilakukan untuk mengetahui
apakah para siswa sudah menguasai apa belum, jika belum alangkah bijak jika
pembelajaran diulang untuk memberikan pengetahuan yang cukup untuk menuju
ke-kegiatan individual. Karena sedapat mungkin peran guru diminimalkan, bila
perlu para siswa betul-betul sudah mampu untuk melakukan tugas tanpa bantuan
orang lain.
c. Post-activity, meliputi: refleksi,
pemberian tugas untuk dikerjakan di luar jam pelajaran dan closing.
3)
Pengamatan (Observing)
Selama kegiatan dilakukan pengamatan hal-hal sebagai berikut:
a.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti:
berapa kali siswa bertanya, berapa kali siswa menjawab, berapa kali siswa
berekspresi dan berapa kali siswa mempraktekkan.
b.
Seberapa jauh siswa mengerjakan tugas yang saya
berikan.
c.
Seberapa cepat siswa melaksanakan tugas dengan waktu
terbatas.
d.
Seberapa jauh siswa dapat berkolaborasi dengan teman
kelompoknya.
4)
Refleksi (Reflecting)
Refleksi digunakan untuk mengetahui seberapa besar perolehan proses dan
hasil pembelajaran yang saya lakukan. Sejauh mana pelaksanaan tindakan pada siklus II berjalan efektif dan
berdampak positif bagi proses pembelajaran. Kekurangan dan kelebihan
yang terjadi, selanjutnya menjadi bahan pertimbangan/masukan untuk pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, penilaian dan hasil tulisan siswa dari siklus I dan
siklus II menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar dan kompetensi yang
diharapkan sudah dapat diketahui dan keefektifan media pembelajaran Magic Whist telah dapat mengoptimalkan
pembelajaran teks report pada siswa kelas
3 SMP Negeri 2 Gombong semester 1 tahun pelajaran 2006/2007. Untuk itu penelitian
tindakan kelas dalam pembelajaran teks report menggunakan media pembelajaran Magic Whist dengan metode BangMoGI saya hentikan pada siklus II.
D. Hipotesis tindakan
Atas dasar kajian teori diatas dapat ditarik
hipotesis tindakan bahwa media pembelajaran Magic
Whist dengan metode BangMoGI telah
berhasil dalam mengoptimalkan proses pembelajaran teks report.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian
dilakukan di SMP Negeri 2 Gombong Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah.
Sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang sejak tahun pelajaran 2004/2005
ditetapkan sebagai salah satu rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN).
Letak sekolah ada di kota kecamatan Gombong kearah
barat kurang lebih 24 kilometer dari kota Kebumen yang beralamatkan di jalan
Kartini 2 Gombong.
SMP Negeri 2 Gombong memiliki fasilitas gedung
yang terbagi menjadi beberapa ruang. Ruang-ruang tersebut adalah:
limabelas ruang kelas terbagi 3 tingkatan masing-masing tingkat terdiri dari 5 kelas paralel yaitu: kelas 7a,
7b, 7c, 7d, 7e, 8a, 8b, 8c, 8,d, 8e, 9a, 9b, 9c, 9d dan 9e; satu ruang perpustakaan;
satu ruang laboratorium IPA; satu ruang computer; satu ruang multimedia; satu
ruang kesenian; satu ruang penyimpanan peralatan drumband dan alat musik; satu
ruang BP; satu ruang Kepala Sekolah; satu ruang guru; satu ruang TU; satu ruang
UKS dan OSIS; satu ruang gudang; dua kamar mandi guru dan karyawan; dua belas
kamar mandi/wc siswa; dua tempat parkir sepeda siswa; sebuah tempat parkir
kendaraan guru dan karyawan; sebuah kantin siswa dan sebuah koperasi siswa.
2. Waktu
Penelitian
Adapun
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada semester 1 tahun
pelajaran 2006/2007. Berikut jadwal waktu penelitian yang saya bagi dalam
beberapa tahapan yakni:
a. Persipan (Preparing) : Juni 2006
b. Perencanaan(planning) : Juni-Juli minggu ke 2 2006
c. Pelaksanaan ( Acting) : Siklus I Juli minggu IV s/d Agustus minggu I 2006
: Siklus
II Agustus minggu II dan III
d. Pelaporan (Reporting) :
Agustus minggu ke IV pengumpulan dan analisis data-data yang ada.
: September minggu I penulisan,
penjilidan dan pelaporan penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah guru dan siswa. Obyek penelitian adalah siswa, media Magic Whist, metode BangMoGI keaktifan siswa, performance,
end product siswa dan portfolio
siswa. Guru peneliti adalah saya, guru SMP Negeri 2 Gombong kelas 3 yang dalam
hal ini sebagai subyek penelitian. Saya mulai mengajar di SMP sejak tahun 1989
sampai sekarang. Saya lulus D2 pendidikan Bahasa Iggris tahun 1987 IKIP Negeri
Yogyakarta, dan pada tahun 2003 menyelesaikan S1-nya melalui Universitas
terbuka. Saya pernah mengajar di SMP Negeri 3 Suai Kabupaten Covalima sejak
tahun 1989 sampai dengan tahun 1999. Dan sejak Oktober 1999 saya mengajar di
SMP Negeri 2 Gombong sebagai guru bahasa Inggris sampai dengan sekarang.
Siswa
yang dilibatkan dalam penelitian adalah siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Gombong
tahun pelajaran 2006/2007. Jumlah siswa pada setiap kelasnya ada 40 siswa. Kelas
yang saya gunakan untuk penelitian adalah kelas 3a yang sebenarnya kondisi
siswa masing-masing kelas relatif sama dalam hal kepandaiannya karena pembagian
diatur sedemikian rupa agar kodisinya relatif sama. Siswa yang masuk di SMP
Negeri 2 Gombong adalah siswa yang sebagian besar anak-anak yang berprestasi di
SD asal karena SMP Negeri 2 Gombong diakui sebagai SMP tujuan utama bagi siswa
SD yang berprestasi di Gombong. Dengan demikian tugas sekolah untuk
meningkatkan semua potensi yang sudah dimiliki sebelum siswa tersebut menjadi murid
SMP Negeri 2 Gombong .
C. Sumber data
Sumber
data yang akan saya teliti antara lain hasil isian blangko ’ Students self-assessment’ untuk
mengetahui keaktifan siswa, nilai perfomance,
authentic assessment baik proses
maupun hasil dan data-data lain yang mendukung penelitian.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
a. Analisis
data keaktifan siswa.
Observasi kelas dilakukan untuk memperoleh data tentang keaktifan
siswa selama proses pembelajaran maupun
sikap dan tingkah laku sehari-hari melalui tabel aktivitas siswa yang diisi
oleh siswa sendiri dengan memberi tally pada kolom aktivitas pada minngu ke
berapa dan bulan apa.
b. Performance assessment.
Melalui performance siswa saya lakukan authentic
assessment. Performance siswa
dapat individual, pasangan atau kelompok. Kegiatan ini dilakukan selama proses
pembelajaran.
c. End-product assessment dan portfalio
Data saya ambil dari hasil
penilaian hasil tulisan siswa secara individual maupun hasil portfolio siswa.
2. Alat Pengumpulan Data
Adapun alat pengumpulan data antara lain: blangko Student Self-Assessment, rubrik penilaian performace siswa, dan rubrik penilaian menulis siswa.
E. Validitas data
Untuk memenuhi validitas data maka saya
dan semua yang terlibat dalam penelitian tindakan ini menggunakan lima kriteria seperti yang
dikemukakan oleh Burns (1999 :61) yaitu:
1. Valitiditas
demokratik (Democratic validity).
Kriteria ini memberi kesempatan yang luas
pada saya untuk benar-benar kolaboratif dan menerima masukan dari berbagai
pendapat. Semua yang berhubungan dengan penelitian tindakan dapat dijadikan
bahan masukan data. Kriteria ini untuk mencegah terjadinya penelitian yang bias
karena keterandalan penelitian merupakan hal yang berpengaruh terhadap
keberhasilan dari suatu penelitian.
2. Validitas
hasil (Outcome validity)
Kriteria ini berhubungan dengan hasil
dalam hal ini dalam konteks penelitian. Hasil penelitian yang dimaksud bukan
hanya pemecahan masalah tetapi juga munculnya pertanyaan baru yang semua ini
juga tergantung pada validitas proses.
3. Validitas
katalistik (Catalytic validity)
Kriteria ini berhubungan dengan sejauh
mana penelitian ini dapat memberi kesempatan pada peserta penelitian untuk
merespon perubahan yang terjadi pada diri mereka kesiapan mereka dengan
perubahan-perubahan tersebut.
4. Validitas
dialogis (Dialogic validity)
Kriteria ini dilaksanakan dengan cara
dialog dengan praktisi sebaya, atau melalui kolaboratif inkuiri atau dialog
reflektif dengan teman yang kritis atau dengan praktisi peneliti yang lain,
yang dapat memberi ktitik dan saran.
F. Analisis Data
Analisa
data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kwantitatif berupa analisa
hasil asseesmen
t baik lisan maupun tertulis, performance, end-product dan portfolio.
Dalam hal ini saya lakukan analisa data yang ada. Hasil analisa untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut pada siklus-siklus berikutnya termasuk
didalamnya untuk menyelenggarakan program perbaikan dan pengayaan serta
penelitian tindakan kelas selanjutnya.
G. Indikator Kinerja
Adapun
indikator keberhasilan penelitian adalah jika kondisi siswa menunjukkan adanya
keaktifan dalam proses pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan serta
adanya hasil end-product teks report bentuk tulis yang berterima.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) yang
berfokus pada keefektifan media pembelajaran Magic Whist melalui metode BangMoGI
dalam mengoptimalkan pembelajaran teks report.
Alur penelitian saya lakukan secara sirkulasi. Maksudnya tindakan I, II dan
seterusnya merupakan lingkaran penelitian yang saling mendukung dan saling
berhubungan. Saya gambarkan seperti
dalam diagram pada gambar 4.

![]() |
Gambar 4: Alur Sirkulasi Penelitian Tindakan
Penelitian
dilakukan secara kontinuitas dan siklik, yakni amusing (perenungan) untuk menentukan masalah, preparing (persiapan), planning
(perencanaan) dilanjutkan dengan tindakan dalam siklus yang masing-masing
siklus mangalami empat tahapan kegiatan yaitu: planning ( perencanaan), acting
(tindakan), observing
(pengamatan) dan reflecting
(refleksi). Peningkatan validasi hasil juga dilakukan dengan melibatkan
barbagai unsur yang terkait dalam penelitian tindakan kelas ini. Karena dalam
pembelajaran pembelajaran teks report
ada dua jenis teks yaitu teks report benda
mati dan teks report benda hidup maka
saya lakukan penelitian tindakan kelas ini dalam dua siklus dan saya hentikan pada
siklus ke dua karena keberhasilan sudah
dapat dilihat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Helena I.R, Dra.,
M.A., PhD. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris.
Jakarta :
Dirjendikdasmen.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum
2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP dan MTs. Jakarta
: Puskur Balitbang Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Panduan Materi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006.. Jakarta :
Balitbang Pusat Penilaian Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Pelajaran Bahasa Inggris kelas IX Sekolah Lanjutan Pertama Edisi 2. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.
DePorter,Bobbi,&Hernacki,Mike. 2005. Quantum Learning. Bandung: Mizan
Leonhardt, Mary. 2005. Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis.
Bandung: PT
Mizan Pustaka.
Priyono, Andreas, Drs. , Dipl,Art,M.Sc.Ed. dan Drs. H. Djunaedi. 2001. Petunjuk
Praktis Classroom Based Action Reseach. Semarang : Proyek Perluasan dan Peningkatan
Mutu SLTP Jateng.
Purnomo, Bambang. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 dan Contextual
Teaching and Learning Approach (CTL) melalui Metode BangMoGI. Kebumen:
SMP Negeri 2 Gombong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar