TEORI TES KLASIK
Oleh:
Bambang Purnomo
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini berupa pembahasan mengenai teori
tes klasik. Makalah ini disusun dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Tes Klasik program pasca sarjana,
program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP), Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.
Pembahasan
dalam makalah ini penulis ambilkan dari berbagai sumber antara lain: buku-buku
yang disarankan dan buku-buku lain, paparan dari teman-teman mahasiswa pascasarjana semester 2
dan penjelasan dari Dr. Kamil dalam
diskusi dan
materi-materi dari hasil unduhan di media internet.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya karya tulis ini atas bantuan
berbagai pihak dan masih sangat sederhana, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu dalam penulisan karya tulis ini dan semoga semua amal
baik mereka menjadikan pahala dihadapan Allah Swt. Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan.
Akhirnya penulis berharap semoga karya
tulis ini barmanfaat dan dapat memenuhi tugas dalam menempuh mata kuliah Teori
Tes Klasik.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Salah satu
teori pengukuran yang tertua didunia pengukuran behavioral adalah classical
true-score theory. Teori ini dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan teori
tes klasik. Teori tes klasik merupakan sebuah teori yang mudah dalam
penerapannya serta model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana
kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi skor amatan.
Inti teori klasik
adalah asumsi-asumsi yang dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu
yang lama. Dari asumsi-asumsi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa
kesimpulan. Ada tujuh macam asumsi yang ada dalam teori tes klasik ini. Allen
& Yen (1979: 67 - 60) menguraikan asumsi-asumsi teori klasik sebagai
berikut :
Asumsi pertama teori
tes klasik adalah bahwa terdapat hubungan antara skor tampak (observed score)
yang dilambangkan dengan huruf X, skor murni (true score) yang dilambangkan
dengan T dan skor kasalahan (error) yang dilambangkan dengan E. Menurut
Saifuddin Azwar (2001: 30) yang dimaksud kesalahan pada pengukuran dalam teori
klasik adalah penyimpangan tampak dari skor harapan teoritik yang terjadi
secara random. Hubungan itu adalah bahwa besarnya skor tampak ditentukan oleh
skor murni dan kesalahan pengukuran. Dalam. bahasa matematika dapat dilambangkan
dengan X = T + E.
Asumsi kedua adalah
bahwa skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X). Dengan demikian skor murni
adalah nilai rata-rata skor perolehan teoretis sekiranya dilakukan pengukuran
berulang-ulang (sampai tak terhingga) terhadap seseorang dengan menggunakan alat
ukur.
Asumsi ketiga teori tes
klasik menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi satu dengan yang lain antara
skor mumi dan skor pengukuran pada suatu tes yang dilaksanakan ( = 0).
Implikasi dari asumsi adalah bahwa skor murni yang tinggi tidak akan mempunyai
error yang selalu positif ataupun selalu negatif.
Asumsi keempat
meyatakan bahwa korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan kesalahan
pada pengukuran kedua adalah nol ( = 0). Artinya bahwa skor-skor kesalahan pada
dua tes untuk mengukur hal yang sama tidak memiliki korelasi (hubungan). Dengan
demikian besarnya kesalahan pada suatu tes tidak bergantung kesalahan pada tes
lain.
Asumsi
kelima menyatakan bahwa jika terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama
maka skor kesalahan pada tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada
tes kedua ( ). Asumsi ini akan gugurjika salah satu tes tersebut ternyata
mengukur aspek yang berpengaruh terhadap teradinya kesalahan pada pengukuran
yang lain.
Asumsi
keenam teori tes klasik adalah menyajikan tentang pengertian tes yang pararel.
Dua perangkat tes dapat clikatakan sebagai tes-tes yang pararel jika skor-skor
populasi yang menempuh kedua tes tersebut mendapat skor murni yang sama ( T =
T' )dan varian skor-skor kesalahannya sama ( ). Dalam prakteknya, asumsi keenam
teori ini sulit terpenuhi.
Asumsi
terakhir dari teori tes klasik menyatakan tentang definisi tes yang setara
(essentially equivalent). Jika dua perangkat tes mempunyai skor-skor perolehan
dan yang memenuhi asumsi 1 sampai 5 dan apabila untuk setiap populasi subyek X1
= X2 + C12, dimana C12 adalah sebuah bilangan konstanta, maka kedua tes itu
disebut tes yang pararel.
Asumsi-asumsi
teori klasik sebagaimana disebutkan di atas memungkinkan untuk dikembangkan
dalam rangka pengembangan berbagai formula yang berguna dalam melakukan
pengukuran psikologis. Daya beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor,
reliabilitas dan validitas adalah formula penting yang disarikan dari teori tes
klasik.
B. Tujuan
Makalah ini disusun
memiliki tujuan antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk
meningkatkan kompetensi menulis karya tulis ilmiah bagi mahasiswa program
pascasarjana.
2.
Untuk
meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menggunakan media canggih laptop untuk
mencari dan mengambil informasi melalui jejaring internet.
3.
Untuk
memenuhi tugas menyusun makalah matakuliah Teknik Informatika dan Komputer
(TIK) program pascasarjana jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP)
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. PengertianTes
Ada beberapa pengertian tes yang yang berkembang sampai
saat ini. Dan dibawah ini diberikan pengertian tes menurut beberapa ahli antara
lain sebagai berikut:
- Suatu tes tidak lain dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek melakukan tugasnya, bila dilihat dari wujud fisiknya. Menurut Putro W, Eko (2009:45).
- Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung yaitu respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Menurut Mardapi, Djemari 2008: 67).
- Tes merupakan alat ukur yang terstandar dan obyektif tentang sampel perilaku individu, disampaikan oleh Anne, Anastasi yang dikutip Azwar, Nasution (2003).
- Tes adalah prosedur yang sistematis guna mengukur sampel perilaku seseorang, pendapat Brown dalam Jihad, asep dan Abdul Haris (2008:67).
- ‘Test is ... a systematic procedure for observing a person’s behaviour and describing it with the aid of a numerical scale or category system’, Pendapat Cronbach dalam buku Essentiala of Psychological Testing dalam Purwanto, 2009: 64).
Dengan
kata lain tes adalah prosedur sistematis untuk mengetahui keefektifan suatu
program karena tes dilaksanakan ada hal yang ingin diketahui dari kegiatan atau
suatu program setelah dilaksanakan atau diimplemensikan. Dari tujuan inilah
yang berkembang tentang tehnik, bentuk, jenis, fungsi dan atribut dari tes tersebut.
2. Karakteristik Tes
a. Tes menurut tujuannya
Menurut tujuannya tes dibedakan dalam 4 macam yaitu:
1)
Tes penempatan
2)
Tes diagnostic
3)
Tes formatif
4)
Tes sumatif
b. Menurut cara
mereposnya
Menurut cara meresponya
tes dibedakan dalam tiga macam yaitu:
1)
Tes lisan
2)
Tes tertulis
3)
Tes performance, tes tersebut
terbagi menjadi: maximal performance and
typical performance (Cronbach. 1970)
c. Menurut jenisnya
Menurut jenisnya tes terbagi dalam dua macam yaitu:
1)
Tes Obyektif : tes benar-salah, tes menjodohkan dan tes
pilihan ganda
2)
Tes Uraian :
terdiri uraian terbuka dan uraian tertutup
d. Tes menurut atribut psikologis
(Sumadi Suryabrata. 2005: 14)
Menurut atribut psikologis tes dibedakan ke dalam empat
golongan yaitu:
1)
Tes kepribadian
2)
Tes intelegensi
3)
Tes potensi intelektual
4)
Tes hasil belajar
B. Teori Tes Klasik
Teori tes klasik adalah tubuh yang
terkait dengan psikometri teori yang memprediksi psikologis hasil pengujian seperti kesulitan item atau
kemampuan uji-takers. Secara umum, tujuan dari teori tes klasik adalah untuk
memahami dan meningkatkan keandalan dari tes psikologi.
. Teori tes klasik dapat
dianggap sebagai kasar identik dengan teori nilai yang benar. Istilah
"klasik" tidak hanya mengacu pada kronologi model ini, tetapi juga
berbeda dengan teori psikometri yang lebih baru, umumnya disebut secara
kolektif sebagai respon teori item , yang kadang-kadang beruang
sebutan yang "modern" seperti dalam "teori laten sifat
modern". Menguji teori klasik seperti yang kita kenal sekarang ini
dikodifikasikan oleh Novick (1966) dan dijelaskan dalam teks-teks klasik
seperti Lord & Novick 1968) dan Allen & Yen (1979/2002).
Teori tes
klasik mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki nilai yang benar, T,
yang akan diperoleh jika tidak ada kesalahan dalam pengukuran. skor benar
seseorang didefinisikan sebagai nomor-nilai yang benar yang diharapkan selama
jumlah tak terbatas administrasi independen dari tesSayangnya, pengguna tes
tidak pernah amati benar skor seseorang, hanya skor diamati, X. : Diasumsikan bahwa nilai yang diamati = skor
benar ditambah beberapa error:
X = T + E X = T + E
observed score true score error skor skor kesalahan diamati benar
Teori tes
klasik berkaitan dengan hubungan antara tiga variabel X,
T, dan E dalam populasi. Hubungan
ini digunakan untuk mengatakan sesuatu tentang kualitas skor tes.. Dalam hal ini, konsep yang paling penting adalah
keandalan. Didefinisikan sebagai rasio varians skor benar
to the observed score variance dengan varians skor
diamati
: :



Karena
varians dari skor yang diamati dapat ditunjukkan sama dengan jumlah varians
skor benar dan varians skor kesalahan, ini setara dengan

Persamaan,
yang merumuskan sinyal-untuk rasio-noise, memiliki daya tarik intuitif:
Kehandalan nilai tes menjadi lebih tinggi sebagai proporsi varians kesalahan
dalam skor tes menjadi lebih rendah dan sebaliknya. Keandalan sama dengan
proporsi varians dalam skor tes yang kami bisa menjelaskan jika kita tahu nilai
yang benar. Akar kuadrat dari reliabilitas adalah korelasi antara skor benar
dan diamati.
C. Validitas (Validity)
Tes
dikatakan valid jika alat tes tesebut mengukur yang seharusnya diukur. Untuk
itu validitas tes perlu diketahui sehingga alat tes itu menjadi alat tes yang
baik. Untuk mengetahui tingkat validitas tes perlu adanya analisis butir-butir
soal sebelum alat tes tersebut digunakan untuk mengetes. Adapun hal dilakukan
dalam menganalis butir soal adalah mencakup tiga hal yaitu:
1. Tingkat
kesukaran
2. Daya
beda
3. Efektifitas
pengecoh (bernilai +)
Soal yang
baik ditentukan berapa soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi , sedang,
dan atau rendah, dengan daya beda yang tinggi dan pengecoh yang berfungsi.
1. Tingkat Kesukaran (Difficulty Index)
Tingkat
Kesukakaran dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa yang menjawab benar.
Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
TK = ∑
B
∑ P
Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
∑
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
∑ P = Jumlah peserta
Tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan menjadi
3 kategori:

2. Daya Beda (Discriminating
Power)
Daya
beda adalah kemampuan soal untuk membedakan kemampuan siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan rendah.

3. Pengecoh
Kriteria pengecoh yang baik minimal
dipilih oleh 2,5% peserta tes dan bernilai positif (pada analisis program
iteman)


D. Keandalan (Reliability)
Perhatikan
bahwa keandalan tidak, seperti yang sering diasumsikan oleh pengguna tes,
properti tetap tes, tetapi milik penggunaan tes dengan populasi tertentu.
Keandalan harus diperkirakan di setiap populasi dimana tes ini akan digunakan,
karena nilai ujian tidak akan sama-sama diandalkan di setiap populasi atau
bahkan setiap sampel. Misalnya, seperti halnya untuk hubungan apapun,
reliabilitas skor tes akan diturunkan dengan pembatasan jangkauan. Dengan
demikian, IQ-tes skor yang sangat handal dalam populasi umum akan kurang dapat
diandalkan dalam populasi mahasiswa dan bahkan kurang dapat diandalkan dalam
sampel mahasiswi. Juga catat bahwa skor tes yang sempurna tidak dapat
diandalkan untuk setiap i individu tertentu,
karena, seperti yang telah disebutkan di atas, nilai yang benar adalah konstan pada
tingkat individu, yang berarti telah nol variansi, sehingga rasio varians skor
benar untuk varians skor diamati, sehingga keandalan, adalah nol.
Perhatikan
bahwa keandalan tidak, seperti yang sering diasumsikan oleh pengguna tes,
properti tetap tes, tetapi milik penggunaan tes dengan populasi tertentu.
Keandalan harus diperkirakan di setiap populasi dimana tes ini akan digunakan,
karena nilai ujian tidak akan sama-sama diandalkan di setiap populasi atau
bahkan setiap sampel. Misalnya, seperti halnya untuk hubungan apapun,
reliabilitas skor tes akan diturunkan dengan pembatasan jangkauan. Dengan
demikian, IQ-tes skor yang sangat handal dalam populasi umum akan kurang dapat
diandalkan dalam populasi mahasiswa dan bahkan kurang dapat diandalkan dalam sampel
mahasiswi. Juga catat bahwa skor tes yang sempurna tidak dapat diandalkan untuk
setiap i individu tertentu, karena, seperti
yang telah disebutkan di atas, nilai yang benar adalah konstan pada tingkat
individu, yang berarti telah nol variansi, sehingga rasio varians skor benar
untuk varians skor diamati, sehingga keandalan, adalah nol.
Keandalan
tidak dapat dilakukan secara langsung karena itu akan memerlukan satu untuk
mengetahui nilai yang benar, yang menurut teori tes klasik adalah mustahil.
Namun, perkiraan keandalan dapat diperoleh dengan berbagai cara.. Salah satu cara untuk mengestimasi reliabilitas
adalah dengan membangun yang disebut paralel tes-jadi. Properti mendasar
dari tes paralel adalah bahwa hal itu menghasilkan nilai benar yang sama dan variansi
skor yang sama diamati dengan pengujian awal untuk setiap individu. Jika kita
memiliki tes paralel x dan x ', maka ini berarti bahwa

and
dan

Berdasarkan
asumsi tersebut, berarti hubungan antara nilai tes paralel adalah sama dengan
kehandalan (lihat Tuhan & Novick, 1968, Ch 2,. Untuk bukti).

Menggunakan
tes paralel untuk memperkirakan kehandalan yang rumit karena tes paralel sangat
sulit didapat. Dalam prakteknya metode ini jarang digunakan. Sebaliknya,
peneliti menggunakan ukuran yang dikenal sebagai konsistensi internal
Cronbach's α Pertimbangkan tes yang terdiri dari
item k u j,
. . Nilai total tes didefinisikan sebagai jumlah
dari skor item individual, sehingga untuk individu i


Kemudian 's alpha Cronbach sama

Cronbach's α dapat ditunjukkan untuk memberikan batas bawah untuk
keandalan bawah asumsi agak ringan. Dengan demikian, keandalan nilai tes dalam
suatu populasi selalu lebih tinggi dari nilai Cronbach's α
pada populasi itu. Dengan demikian, metode ini secara empiris layak dan,
sebagai hasilnya, sangat populer di kalangan peneliti. Perhitungan Cronbach's α termasuk di banyak paket statistik standar seperti SPSS dan SAS . [1]
Seperti telah
disebutkan di atas, seluruh pelaksanaan tes teori klasik dilakukan untuk sampai
pada definisi yang sesuai keandalan. Keandalan seharusnya mengatakan sesuatu
tentang kualitas umum dari skor tes yang bersangkutan. Gagasan yang umum,
keandalan yang lebih tinggi, semakin baik. Teori tes klasik tidak mengatakan
seberapa tinggi keandalan seharusnya. Terlalu tinggi nilai untuk α, mengatakan lebih dari 0,9, menunjukkan redundansi item.
Sekitar .8 dianjurkan untuk penelitian kepribadian, sementara 0,9 + adalah
diinginkan untuk pengujian taruhan tinggi-individu.
D. Iteman
Iteman
merupakan perangkat untuk menganalisis butir soal dan tes. Dikembangkan
oleh Assessment Systems Corporation mulai 1982, 1984, 1986, 1988, 1993; mulai
dari versi 2.00 – 3.50. Alamatnya
Assessment Systems Corporation, 2233 University Avenue, Suite 400, St Paul,
Minesota 55114, United States of America. Iteman dipergunakan antara lain untuk menganalisis
data file (format ASCII) (Notepad) melalui manual entri data atau dari mesin
scanner, menskor dan
menganalisis data soal bentuk PG dan skala likert untuk 30.000 siswa dan 250
butir soal,menganalisis tes yang teridiri dari 10 skala (subtes) dan membe rikan informasi
tentang validitas butir dan relialilitas tes.
Program
iteman didasarkan pada teori tes klasik. Kelemahan utama dari program ini adalah
sangat dipengaruhi oleh kemampuan responden. Artinya jika soal diujikan pada anak
berkemampuan tinggi dengan anak berkemampuan rendah maka akan terjadi perbedaan
hasil analisis. Untuk mengantisipasi tersebut maka biasanya analisis soal dengan
menggunakan iteman dilakukan secara sampling, dengan melibatkan kurang lebih 500
responden. Semakin besar sampling dan semakin baik teknik samplingnya maka semakin
baik kualitas hasil analisis. Adapun hasil
analisis dengan iteman meliputi: tingkat kesukaran, daya pembeda soal,
statistic sebaran jawaban, reliabilitas
tes, kesalahan pengukuran dan distribusi skor setiap peserta tes.
Adapun langkah-langkahnya
antara lain adalah sebagai berikut: membuat file data, menjalankan program
ITEMAN dan melakukan interpretasi hasil
1. Membuat File Data
Adapun
cara membuat file data digunakan contoh yang diberikan oleh Drs. Safari, M.A.
dari Pusat Penilaian Depdiknas sebagai berikut:
a. Baris Pertama:
• Kolom 1-3 : jumlah butir soal (contoh:
020)
• 4 : Spasi
• 5 : jawaban kosong (omit), ditulis 0
• 6 : Spasi
• 7 : soal yang belum dikerjakan, ditulis n
• 8 : spasi
• 9-10 : jumlah identitas data siswa (cntoh: 10)
• Tambahan keterangan:
. Kolom 1-3, Untuk menuliskan jumlah soal: Kolom 1 ratusan, kolom 2
puluhan, kolom 3 satuan
. Kolom 5 : butir soal yang tidak dijawab
. Kolom 7 : butir soal yang belum sempat dikerjakan
Kolom 9-10: panjang karakter untuk identitas siswa.Ø
• 4 : Spasi
• 5 : jawaban kosong (omit), ditulis 0
• 6 : Spasi
• 7 : soal yang belum dikerjakan, ditulis n
• 8 : spasi
• 9-10 : jumlah identitas data siswa (cntoh: 10)
• Tambahan keterangan:
. Kolom 1-3, Untuk menuliskan jumlah soal: Kolom 1 ratusan, kolom 2
puluhan, kolom 3 satuan
. Kolom 5 : butir soal yang tidak dijawab
. Kolom 7 : butir soal yang belum sempat dikerjakan
Kolom 9-10: panjang karakter untuk identitas siswa.Ø
b. Baris kedua : kunci jawaban
c. Baris ketiga :jumlah jawaban
d. Baris Keempat : ‘Y’ butir soal yang dianalisis, ‘N’ butir saol yang
tdk dianalisis
e. Baris kelima dst :berisi jawaban siswa
c. Baris ketiga :jumlah jawaban
d. Baris Keempat : ‘Y’ butir soal yang dianalisis, ‘N’ butir saol yang
tdk dianalisis
e. Baris kelima dst :berisi jawaban siswa
2. Menjalankan Program Iteman
2.1. Mengetik data di
Notepad (Start-Programs-Accessories-Notepad)

50 0 N 21
CADBDCBCCDABAACABCDABCDBDCDABDABACCDBCABABDBCBABCD
Kunci jawaban
44444444444444444444444444444444444444444444444444
Pilihan jawaban
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Kode analisis
TUTYK INDRAWATI
CADBDCBCCDABBACABCDBBCDBDCBDBDABACCDBCABABDBCDABCD
RINI SULISTIYATIN
CADBDCBDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDABACCDBCABABDBCDABCD
NANI KUSMIYATI CADCDCBDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDABACCDBCABABDBCDAACD
EVI MEILANI
CADADCBDDDABAACABCDBBCDBACBABAAAAC0DBCABABDBCDABCD
M. AGUNG PRIYANTO
CBDCDCCDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDACACCDBCABABDBCDAACD
ABEN DAMARUDIN
CBDCDCCCCDCBBACABCDBBCDBDCBDBDACACCDBCABABDBCDAACD
KUSNAENI CADCDCCDBDACBACABCDBBCDBDCBDBDACACADBCABABDBCDAACD
AGUS ARYADI
CADBCCBDCDAABACBACAABCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDAACD
SULASTRI IRIANI
CADBBCBCBDABBACABDDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
RISKA WIDIANINGSIH CADB0BBCCDABBACDCDDABCDBCCBBBDBAACCDBCABABDBCDAACD
DIAN RACHMAWATI
CADBBCBDBDABBACABDDABCDBDCDABDBBACCDBCABABDBCDAACD
KAMAL PURNAMA
CADBBCBDBDABBACABADBBCDBDCBABDBBACCDBCABABDBADAABC
RADITYA WICAKSONO
CADBABBDBDABAACABBDABCDBDCBABDBBACCDBAABABDBCDAACD
TIWI IRJANITA CADABCBCCDABBBCABCDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
IKA SUKMAWATI
CADBBCBCCDABBACABDDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
SITI SHOLICHAH
CADABCBCCDABBBCABCDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
SITI MASYITOH A.S. CADC0CBDCDABBACABBDBBCDBACBABDCBACCDBCACABDBCDAACD
NUNIK HERI WAHYUNI
CBDABBCDADABBBCABCDBBCDBDCBABDBDACCDBCABABDBCDAACD
SITI RONIAH
CBDBAABDADACDACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDABDD
BAYU KURNIAWAN
CBDBAABDADACDACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDABCD
DIAH RESMISARI CADBBCBDCDABBACABDDABCDBDCDABDBCACCDBCADABDBCDAACD
HENI HARYANI
CADBBCBCCDABBACABDDABCDBDCDABDBCACCDBCABABDBCDAACD
RINA WAHYU WIDYAWATI
CACADCBDCDABBACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDA0CD
WACHYUDIN
CADDAACDDDACDACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDADCD
ANDRIE SETIAWAN
CADBBCBDCDABBACABDDABDDBDCDBADBCACCDBCABABDBCDAACD
AHMAD SYAFI'I
CADBDCBDADABAACACCDBBCDB0CBDBDAAACCDBCABABDBCDABCD
SUTEJO
CADBBCBDCDABBACABDDABDDBDBDBADBCACCDBCABABDBCDAACD
HENI AFRIANI CADCDCCCADABBACABCDABCDBACBBBDCBACCDBCAAAACBCDCACD
SRI SUHESTI NINGSIH
CADCDDCDADABBACABCDABCDBACBABDCBACCBBCABAACBCDABCD
HARTONO ISWANTO
CADBDCBDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDADACCDBCABABDBCDABCD
2.2. Data di atas disimpan
pada file: Tes1.txt
2.3. Menggunakan program Iteman
dengan mengklik icon Iteman.

Enter
the name of the input fele: Tes1.txt
Enter
the name of the output file: hsltes1.txt
Do
you want the scores written to a file? (Y/N) Y
Enter
the name of the score file: scrtes1.txt
**ITEMAN ANALYSIS IS COMPLETE**
PRAKTEK ANALISIS BUTIR SOAL
DENGAN PROGRAM BIGSTEPS
Oleh: Drs. Safari, M.A.
1.
Mengetik data di Notepad
(Start-Programs-Accessories-Notepad)

TUTYK INDRAWATI CADBDCBCCDABBACABCDBBCDBDCBDBDABACCDBCABABDBCDABCD
RINI SULISTIYATIN
CADBDCBDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDABACCDBCABABDBCDABCD
NANI KUSMIYATI
CADCDCBDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDABACCDBCABABDBCDAACD
EVI MEILANI
CADADCBDDDABAACABCDBBCDBACBABAAAAC0DBCABABDBCDABCD
M. AGUNG PRIYANTO
CBDCDCCDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDACACCDBCABABDBCDAACD
ABEN DAMARUDIN
CBDCDCCCCDCBBACABCDBBCDBDCBDBDACACCDBCABABDBCDAACD
KUSNAENI
CADCDCCDBDACBACABCDBBCDBDCBDBDACACADBCABABDBCDAACD
AGUS ARYADI CADBCCBDCDAABACBACAABCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDAACD
SULASTRI IRIANI
CADBBCBCBDABBACABDDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
RISKA WIDIANINGSIH
CADB0BBCCDABBACDCDDABCDBCCBBBDBAACCDBCABABDBCDAACD
DIAN RACHMAWATI
CADBBCBDBDABBACABDDABCDBDCDABDBBACCDBCABABDBCDAACD
KAMAL PURNAMA CADBBCBDBDABBACABADBBCDBDCBABDBBACCDBCABABDBADAABC
RADITYA WICAKSONO
CADBABBDBDABAACABBDABCDBDCBABDBBACCDBAABABDBCDAACD
TIWI IRJANITA
CADABCBCCDABBBCABCDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
IKA SUKMAWATI
CADBBCBCCDABBACABDDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
SITI SHOLICHAH
CADABCBCCDABBBCABCDABCDBDCDABDBAACCDBCABABDBCDAACD
SITI MASYITOH A.S.
CADC0CBDCDABBACABBDBBCDBACBABDCBACCDBCACABDBCDAACD
NUNIK HERI WAHYUNI
CBDABBCDADABBBCABCDBBCDBDCBABDBDACCDBCABABDBCDAACD
SITI RONIAH CBDBAABDADACDACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDABDD
BAYU KURNIAWAN
CBDBAABDADACDACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDABCD
DIAH RESMISARI
CADBBCBDCDABBACABDDABCDBDCDABDBCACCDBCADABDBCDAACD
HENI HARYANI
CADBBCBCCDABBACABDDABCDBDCDABDBCACCDBCABABDBCDAACD
RINA WAHYU WIDYAWATI
CACADCBDCDABBACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDA0CD
WACHYUDIN
CADDAACDDDACDACABCDBBCDBCCBBCAAABBDBBCABABDBCDADCD
ANDRIE SETIAWAN
CADBBCBDCDABBACABDDABDDBDCDBADBCACCDBCABABDBCDAACD
AHMAD SYAFI'I CADBDCBDADABAACACCDBBCDB0CBDBDAAACCDBCABABDBCDABCD
SUTEJO
CADBBCBDCDABBACABDDABDDBDBDBADBCACCDBCABABDBCDAACD
HENI AFRIANI
CADCDCCCADABBACABCDABCDBACBBBDCBACCDBCAAAACBCDCACD
SRI SUHESTI NINGSIH
CADCDDCDADABBACABCDABCDBACBABDCBACCBBCABAACBCDABCD
HARTONO ISWANTO
CADBDCBDCDABBACABCDBBCDBDCBDBDADACCDBCABABDBCDABCD
2. Data di atas disimpan
pada file: Tes2.txt
3. Membuat control file di
file lain (membuat file baru)
seperti berikut.
&INST (Permulaan program)
TITLE= ”TES EVALUASI” (Judul print-out)
DATA=TES2.TXT (Nama data file)
N1=50 (Jumlah butir soal)
CATEGS=4 (Jumlah option)
NAME1=1 (Kolom pertama siswa)
ITEM1=23 (Kolom pertama soal)
XWIDE=1 (Keluasan data 1 karakter)
CODE=ABCD (Kode data)
KEY1=CADBDCBCCDABAACABCDABCDBDCDABDABACCDBCABABDBCBABCD(Kunci
jawaban)
ASCII=Y (Menggunakan asci)
MPROX=20 (Maksimum jumlah prox)
MUCON=50 (Maksimum jumlah ucon)
REALSE=Y (Inflasi SE untuk misfit)
STBIAS=Y (Koreksi untuk estimasi bias)
TABLES=101001000101110000000000
(Tabel yang dikehendaki)
&END (Akhir variable control)
S01 (Nama soal atau bisa juga
diketik
S02 materi yang
ditanyakan dan
S03 kompetensi yang
diujikan)
S04
S05
S06
S07
S08
S09
S10
S11
S12
S13
S14
S15
S16
S17
S18
S19
S20
S21
S22
S23
S24
S25
S26
S27
S28
S29
S30
S31
S32
S33
S34
S35
S36
S37
S38
S39
S40
S41
S42
S43
S44
S45
S46
S47
S48
S49
S50
ENDNAMES (Akhir nama soal)
4. Data di atas disimpan
pada file: Tes3.txt
5. Menggunakan program
Bigsteps dengan Mengklik icon Bigsteps.

Please enter name of
BIGSTEPS control file: Tes3.TXT
Please enter name of
report output file: Hsltes3.doc
ANALYSIS COMPLETED OF
TES3.TXT
1. Double klik file program iteman
2. Tulislah file data: contoh TIK.TXT, kemudian tekan enter
3. Ketik nama file hasil analisis, contoh TIK.hsl, kemudian tekan enter
4. Ketik ‘Y’, kemudian tekan enter
5. Ketik file untuk total skor siswa, contoh TIK.SKR, kemudian tekan enter.
6. Analisis selesai
2. Tulislah file data: contoh TIK.TXT, kemudian tekan enter
3. Ketik nama file hasil analisis, contoh TIK.hsl, kemudian tekan enter
4. Ketik ‘Y’, kemudian tekan enter
5. Ketik file untuk total skor siswa, contoh TIK.SKR, kemudian tekan enter.
6. Analisis selesai
3. Intrepretasi Hasil
Contoh hasil analisis secara klasik dengan mempergunakan program
ITEMAN.
MicroCat
(tm) Testing System
Copyright
(c) 1982, 1984, 1986 by Assessment Systems Corporation
Iteman
and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00
Iteman
analysis for data from file: ......
Iteman Statistics
Alternative Statistics
--------------------------------------------------------
---------------------------------------------------
Seq. Scale
Prop. Point Prop. Point
No. Item
Correct Biser Biser. Alt. Endorsing Biser.
Biser. Key
------ ------
---------- --------- ----------- -------
-------------- ------- ------------
---------
1 0-1
0.659 0.571 0.442 1 0.659 0.571 0.442 *
2 0.122 -0.456 -0.282
3 0.098 -0.126 -0.073
4 0.122 -0.473 -0.292
Other 0.000 -9.000 -9.000
3 0-3
0.171 0.026 0.017 1 0.146 -0.291 -0.189
2 0.268 -0.088 -0.065
CHECK THE KEY
3 0.171 0.026 0.017 *
3 was
specified, 4 works better
4 0.951 0.229 0.181
?
Other 0.000 -9.000 -9.000
Di samping data di atas,
program Iteman memberikan informasi akhir secara keseluruhan misalnya seperti
berikut ini.
Scale
Statistics
-------------------
N
of Items 50
N
of Examination 41
Mean 27.585
Variance 50.731
Std.
Dev. 7.123
Skew 0.266
Kurtosis -0.424
Minimum 12.000
Maximum 42.000
Median 27.000
Alpha 0.854
SEM 2.719
Mean
P 0.552
Mean
Item-Tot 0.347
Mean
Biserial 0.495
Data di
atas memberikan informasi bahwa reliabilitas tes (Alpha) itu adalah 0,854.
Angka ini cukup tinggi untuk menunjukkan keajekan dari soal itu sebagi
perangkat tes yang baku,
walaupun tingkat kesalahan pengukurannya juga tinggi (SEM) yaitu 2.719.
Rata-rata tingkat kesukaran soalnya (Mean P) sedang (0,552) dan rata-rata daya
pembedanya masih kurang (mean biserial) yaitu 0,495.
Soal
nomor 1 tergolong soal yang baik karena memiliki daya beda 0,442 dan tingkat
kesukaran sedang (0,659). Soal nomor 3 tergolong soal yang sukar (0,171) dan
memiliki daya beda yang rendah (0,017). Kunci jawaban soal ini adalah c,
sedangkan siswa banyak yang menjawab pilihan jawaban d (0,951). Kemungkinan
besar bahwa soal ini adalah salah kunci jawabannya. Oleh karena itu, soal ini
perlu dicek kembali kunci jawabannya.
Hasil analisis
secara moderen yaitu teori respon butir untuk satu parameter dengan
mempergunakan program BIGSTEPS adalah seperti berikut ini.
![]() |
SUMMARY
OF 29 MEASURED (NON-EXTREME) PERSONS
=============================================================
SCORE
COUNT MEASURE ERROR
MNSQ INFIT MNSQ OUTF
----------------------------------------------------------------------------------------------------
MEAN 11,9 19,0 0,67 0,61 0,96
-0,1 1,19
SD 2,9 0,0 0,88 0,12 0,19 0,8
0,72
=============================================================
SUMMARY
OF 29 MEASURED (NON-EXTREME) ITEMS
=============================================================
SCORE
COUNT MEASURE ERROR
MNSQ INFIT MNSQ OUTF
----------------------------------------------------------------------------------------------------
MEAN 18,1 29,0 0,00 0,49 1,01
-0,2 1,19
SD 5,7 0,0 1,11 0,10 0,21 1,2
0,81
=============================================================
Keterangan: kemampuan siswa (measure 0,67) lebih besar daripada
kemampuan soal/tes (measure 0,00)
ITEM STATISTICS:
MEASURE ORDER
==============================================================
NUM SCORE COUNT MEASURE INF.SE MNSQ INFIT MNSQ OUTFT PTBIS NAM
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
10 3 29 3,00 0,71 1,38
0,9 4,01 2,7
-0,53 S10
15 15 29 0,56 0,39 1,03
0,3 1,12 0,7
0,22 S15
1 26 29 -1,67 0,60 1,00
0,2 0,78 -0,1
0,16 S01
dst.
==============================================================
Keterangan: Soal diterima/baik bila: (a) PTBIS tidak negatif atau
>0,2
(b)
OUTFIT < 2,00
Jadi soal yang fit dengan model adalah
soal nomor 15.
- Statistik
butir soal:
untuk tes yang teridiri dari butir-butir soal yang bersifat dikotomi
misalnya pilihan ganda, statistic berikut adalah output dari setiap butir
soal yang dianalisis:
• Seq.No: adalah nomor urut butir soal dalam file data
• Scala item: nomor urut butir soal dalam tes
• Prop.Correct: proporsi siswa yang menjawab benar butir tes. (indeks
tingkat kesukaran soal secara klasikal),
Catatan: p>0,7 (mudah); 0,3 ≤p≤0,70 (sedang) dan p < 0,3 (sukar)
• Biser : indeks daya pembeda soal (koef.korelasi biserial). Nilai positif
artinya peserta tes yang menjawab benar butir soal mempunyai skor
relative tinggi dalam tes tersebut. Sebaliknya nilai negative
menunjukkan bahwa peserta tes yang menjawab benar butir tes memperoleh
skor tes yang relative lebih rendah dalam tes.
• Point biserial: juga indeks daya pembeda soal (koef. point biserial)
Catatan: Daya pembeda soal berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya
suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur dengan perbedaan
yang ada pada kelompok itu. Tujuan dari pengujian daya pembeda adalah
untuk melihat kemampuan butir soal dalam membedakan antara peserta didik
yang berkemanpuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah.
b. Statistik tes
• N of Items : jumlah btir soal dalam tes yang dianalisis.
• N of Examines : Jumlah peserta tes
• Mean : Skor/rerata peserta tes
• Variance : varian dari dsitribusi skor peserta tes yang memberikan
gambaran tentang sebaran skor peserta tes.
• Std.Deviasi : Deviasi standar dari distribusi skor tes (akar dari
varians)
• Skew : kemiringan
• Kurtosis : puncak distribusi
• Minimum :skor terndah
• Maximum : skor tertinggi
• Median : skor tengah
• Aplha : homogenitas tes
• SEM : kesalahan pengukuran standar
• Mean P : rerata tingkat kesukaran
• Mean item tot : rerata indeks daya pembeda (koef point biserial)
• Mean biserial : rerata indek daya pembeda (koef. Biserial)
• Scale intercorelation : indeks korelasi antara skor-skor peserta tes
E.
Hasil Analisis Soal TUC menggunakan Iteman
Analisis tersebut adalah hasil mencoba program iteman
dengan jumlah soal 60 butir soal dengan jumlah 40 siswa, bentuk pilihan ganda
dengan 4 option data terdapat pada lampiran makalah ini adapun hasilnya
adalah seperti dalam rekapitulasi hasil analisis iteman sebagai berikut:
NO
|
KRITERIA TK
|
KRITERIA DB
|
KRITERIA
|
KET
|
||||||
Sk
|
Sd
|
Md
|
baik
|
Ter/rev
|
Rev
|
Tolak
|
Kunci
|
Pgch/Y/T
|
||
1
|
|
|
V
|
|
|
|
V
|
-
|
- / T
|
a.b.d
|
2
|
V
|
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+ / T
|
d?
|
3
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
- / T
|
d?
|
4
|
|
V
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+ / T
|
a
|
5
|
|
V
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+-/T
|
a.b
|
6
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
a.c ?
|
7
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
a.d ?
|
8
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
d ?
|
9
|
|
V
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/Y
|
?
|
10
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+-/Y
|
?
|
11
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/Y
|
?
|
12
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+-/Y
|
?
|
13
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+/Y
|
?
|
14
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/Y
|
|
15
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
a ?
|
16
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
b ?
|
17
|
V
|
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/T
|
d ?
|
18
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/Y
|
?
|
19
|
V
|
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+-/Y
|
|
20
|
V
|
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+-/Y
|
|
21
|
V
|
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/Y
|
?
|
22
|
V
|
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+-/Y
|
?
|
23
|
V
|
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+/Y
|
?
|
24
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+-/Y
|
?
|
25
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+-/T
|
d ?
|
26
|
|
|
V
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/T
|
a
|
27
|
|
V
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/T
|
c.d
|
28
|
|
|
V
|
V
|
|
|
|
+
|
-/T
|
c.d
|
29
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/T
|
d ?
|
30
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
b.d.?
|
31
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
b.d ?
|
32
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
b ?
|
33
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+/Y
|
?
|
34
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
abc ?
|
35
|
|
|
V
|
V
|
|
|
|
+
|
-/T
|
a.d
|
36
|
|
V
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/T
|
d
|
37
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
a.b ?
|
38
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+/T
|
D
|
39
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
d ?
|
40
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/T
|
a ?
|
41
|
|
|
V
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/T
|
c
|
42
|
|
V
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+./Y
|
|
43
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
c ?
|
44
|
V
|
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+/Y
|
|
45
|
V
|
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/Y
|
|
46
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
+
|
+-/T
|
c?
|
47
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/T
|
a
|
48
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
d ?
|
49
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/T
|
a.c
|
50
|
|
|
V
|
V
|
|
|
|
+
|
-/T
|
a.b
|
51
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/Y
|
?
|
52
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/Y
|
?
|
53
|
|
V
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+-/T
|
c.d
|
54
|
V
|
|
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/Y
|
|
55
|
|
|
V
|
V
|
|
|
|
+
|
+-/T
|
c.d
|
56
|
V
|
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/Y
|
|
57
|
|
V
|
|
|
V
|
|
|
+
|
+-/T
|
a
|
58
|
V
|
|
|
|
|
|
V
|
-
|
+-/T
|
a.d ?
|
59
|
V
|
|
|
|
|
V
|
|
+
|
+/Y
|
?
|
60
|
|
V
|
|
V
|
|
|
|
+
|
-/T
|
b
|
|
KRITERIA TK
|
KRITERIA DB
|
KRITERIA
|
|
||||||
|
Sk
|
Sd
|
Md
|
baik
|
Ter/rev
|
Rev
|
Tolak
|
Kunci
|
Pgch/Y/T
|
|
JML
|
44
|
9
|
7
|
14
|
10
|
7
|
29
|
|
|
|
Dari
tabel diatas menurut tingkat kesukarannya menunjukkan soal sukar sebanyak 44, soal
sedang sebanyak 9 dai dan soal mudah sebanyak 7. Sedangkan ditinjau dari daya
bedanya soal baik sebanyak 14 soal, soal diterima tetapi ada revisi sebanyak
10, soal direvisi sebanyan 7 dan soal ditolak sebanyak 29. Untuk detailnya
dapat dilihat satu persatu dalam table dengan contoh cara membaca tabel di
bawah ini.
Keterangan cara membaca tabel:
Soal
nomor 1 tergolong soal sukar karena TK = 0,000. Soal tersebut ditolak karena
hanya memiliki DB = -9,000. Kunci jawaban seharusnya bernilai positif tetapi kunci
jawaban bernilai negatif. Sedangkan
pengecoh tidak berfungsi karena seharusnya minimal sebesar 0,025.
Soal
nomor 2 tergolong soal sukar karena TK = 0,024. Soal tersebut tergolong baik
karena DB = 0,446. Kunci jawaban bernilai positif. Pengecoh seharusnya bernilai
negatif tetapi semua pengecoh bernilai
positif. Pengecoh pada option b tidak berfungsi karena bernilai 0,024 sehingga
belum mencapai 0,025.
Soal
nomor 20 tergolong soal sukar karena TK
0,244. Soal tersebut direkomendasikan untuk direvisi karena DB = 0,222. Kunci
jawaban sudah bernilai positif tetapi optionnya adan yang bernilai positif
yaitu pada option b dan c. Pengecoh sudah berfungsi dengan baik karena semua
pengecoh bernilai diatas 0,025. Option b
= 0,244 dan option c = 0,366.
Soal
nomor 35 termasuk soal mudah karena TK = 0,829. Soal tersebut direkomendasikan
soal baik karena DB = 0,725. Kunci jawaban bernilai positif pada option c dan
semua pengecoh bernilai negatif. Pengecoh pada option a dan d kurang berfungsi
dengan baik karena kurang dari 0,025.
Soal
nomor 60 tergolong soal sedang karena TK = 0,463. Soal tersebut dikategorikan
soal baik karena DB = 0,477. Kunci jawaban sudah bernilai positif dan semua
pengecoh bernilai negatif. Ada option yang kurang berfungsi sebagai pengecoh karena
bernilai 0,000 sehingga kurang dari 0,025.
Hasil secara umum soal TUC tersebut adalah
sebagai berikut:
- N of Items : jumlah butir soal dalam tes yang dianalisi sebanyak 60 butir soal.
- N of Examines : Jumlah peserta tes sebanyak 40 siswa.
- Mean : Skor/rerata peserta tes sebesar 12,976.
- Variance : varian dari disitribusi skor peserta tes yang memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta tes adalah sebesar 8,365.
- Standard.Deviasi : Simpangan baku dari distribusi skor tes (akar dari varians) sebesar 2,892.
- Skew : kemiringan sebesar -2,129.
- Kurtosis : puncak distribusi sebesar 7,822.
- Minimum :skor terendah adalah 0,000.
- Maximum : skor tertinggi adalah 17,000.
- Median : skor tengah adalah 13,000.
- Aplha : homogenitas tes adalah 0,338.
- SEM (Standard Error Measurement): kesalahan pengukuran standard adalah 2,352.
- Mean P : rerata tingkat kesukaran adalah 0,216.
- Mean item Tot : rerata indeks daya pembeda (koef point biserial) adalah 0,173.
- Mean biserial
: rerata indek daya pembeda (koef. Biserial) adalah 0,285
BAB III
PENUTUP
Makalah yang
berjudul Teori Tes Klasik disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas menyusun
makalah mata kuliah Teori Tes Klasik program studi Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan program Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
Yogyakarta.
Demikian,
semoga makalah ini dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, MJ, & Yen, WM (2002). Introduction to Measurement Theory.
Long Grove, IL: Waveland Press. Allen, MJ,
& Yen, WM (2002):. Pengenalan Pengukuran untuk IL. Teori Long Grove, Tekan
Waveland.
Novick, MR (1966) The axioms and principal results of classical test
theory Journal of Mathematical Psychology Volume 3, Issue 1, February 1966,
Pages 1-18 Novick, MR (1966) The aksioma
dan hasil utama dari teori klasik uji Jurnal Psikologi Matematika Volume 3,
Edisi 1, Februari 1966, Halaman 1-18
Lord, FM & Novick, MR (1968). Statistical
theories of mental test scores. Reading MA: Addison-Welsley Publishing
Company Tuhan, FM & Novick, MR (1968): Statistik.
Teori uji mental MA skor. Membaca Addison-Welsley Publishing Company
Safari, 2005. Paparan
Penulisan Soal Berdasarkan Kurikulum 2004. Pusat Penilaian Pendidikan,
Balitbang Diknas, Depdiknas.
ttp://en.wikipedia.org/wiki/Classical_test_theory
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www2.hawaii.edu/~daniel/irtctt.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar