ANALISIS DATA
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
(EPP)
Oleh: Bambang Purnomo
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat
menyusun makalah ini.
Makalah ini berupa pembahasan mengenai analisis
data evaluasi program pendidikan. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Program Pendidikan (EPP) dalam
program pasca sarjana, program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP),
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.
Pembahasan
dalam makalah ini penulis ambilkan dari berbagai sumber antara lain: buku-buku
yang disarankan dan buku-buku lain, paparan dari Dr. Sumadi, M.Pd. dan materi-materi dari
hasil unduhan di media internet.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya karya tulis ini atas bantuan berbagai
pihak dan masih sangat sederhana, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu dalam penulisan karya tulis ini dan semoga semua amal
baik mereka menjadikan pahala dihadapan Allah Swt. Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan.
Akhirnya penulis berharap semoga karya
tulis ini barmanfaat dan dapat memenuhi tugas dalam menempuh mata kuliah
Evaluasi Program Pendidikan (EPP).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Analisis adalah suatu proses
menganalisa sesuatu dengan tujuan tertentu sehingga siapapun yang melakukan
analisis pasti mereka memiliki tujuan mengapa mereka melakukannya.
Analisis Program yaitu proses
menganalisa suatu program setelah program itu dilaksanakan/diimplentasikan. Sehingga
proses, hasil, pencapaian, pengaruh, hubungan atau dampak itu dapat diketahui,
yang selanjutnya hasil analisis dapat digunakan untuk keperluan refleksi,
kelanjutan program, pemberhentian program, peningkatan program maupun pembuatan
program baru.
Analisis Evaluasi Program Pendidikan
adalah suatu proses analisis dari data-data yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi program-program yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Dalam hal
ini setelah suatu program pendidikan dievaluasi lalu dilanjutkan dengan
langkah-langkah analisisnya.
Model
analisis yang dilakukan tentu akan dipengaruhi oleh jenis program pendidikan
dan tujuan program pendidikan sehingga model evaluasi akan disesuaikan,
demikian pula bagaimana cara menganalisisnya juga disesuaikan.
Evaluasi program pendidikan adalah suatu evaluasi program yang berhubungan dengan dunia
pendidikan. Tentu saja hal ini juga pasti terkait dengan siapa (pembuat,
penyusun, pelaksana program) dan tujuan program (untuk apa, untuk siapa). Dalam
hal ini evaluasi program program
pendidikan dapat dilakukan antara lain oleh:
- Pemerintah (pusat, propinsi, kab, jajaran dinas, instansi). Dalam hal ini dapat dilakukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional sampai tingkat sekolah).
- Swasta (para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan)
- Kelompok (organisasi yang peduli pendidikan maupun kumpulan para pendidik atau yang berhubungan dengan pendidikan)
- Perorangan (hal ini biasanya dilakukan oleh para pendidik dalam pembelajaran dan para kepala sekolah dalam jajaran pembelajaran maupunmajerial).
Analisis
evaluasi program pendidikan dilakukan dengan menyesuaikan model evaluasi yang
sesuai dengan tujuan maupun jenis program yang ada.
B. Tujuan
Makalah ini disusun memiliki tujuan
antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk
meningkatkan kompetensi menulis karya tulis ilmiah bagi mahasiswa program
pascasarjana.
2.
Untuk
meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menggunakan media canggih laptop untuk
mencari dan mengambil informasi melalui jejaring internet.
3.
Untuk
memenuhi tugas menyusun makalah matakuliah Teknik Informatika dan Komputer
(TIK) program pascasarjana jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP)
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.
BAB II
ANALISIS EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN
A. Jenis-Jenis Evaluasi
Dalam
dunia pendidikan program-program pendidikan dalam melakukan evaluasi antara
lain sebagai berikut:
1. Evalusi
proses
2. Evaluasi
hasil
3. Evaluasi
pencapaian program
4. Evaluasi
pengaruh program
5. Evaluasi
program peningkatan/pengembangan
Evaluasi
proses dalam dunia pendidikan dikaitkan dengan proses pembelajaran atau
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) kependidikan. Berkaitan dengan
proses tersebut hal yang berhubungan adalah tempat/konteks, model/metode,
alat/media yang digunakan, pendidik, peserta didik, kelompok belajar, motivasi,
perhatian, sikap, aktifitas, kreatifitas, efektifitas dan perasaan dalam
berinteraksi.
Evaluasi
hasil dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran, dalam hal ini dikaitkan
dengan materi, volume dan waktu. Evalusi dalam
pengertian ini dikaitkan dengan tes, ulangan, ujian dan evaluasi itu
sendiri. Misalnya: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester,
ulangan kenaikan kelas, evaluasi belajar, ujian sekolah, ujian nasional.
Evaluasi
pencapaian program pendidikan analisis datanya berupa analitik comparative
antara program yang direncanakan dengan hasil setelah program itu dilaksanakan.
Dalam hal ini hasil analisis dapat berupa besaran peningkatannnya, meminimalkan
disparitas pada kondisi yang dituju, atau ketercapaian program yang telah
dicanangkan. Sehingga dalam kesimpulannya, apakah program itu baik atau buruk,
dapat dilaksanakan atau tidak, akan dilanjutkan atau tidak, atau mungkin ada modifikasi untuk pengembangannya.
Misalnya: Program bimbingan belajar songsong unas, Program moving class total,
Program Jemput Jabat Senyum Sapa Salam (J2S3), Program Pengembangan Sekolah,
Program Kerja Kepala sekolah, Program Pembelajaran Guru Mapel, Program
Bimbingan dan Konseling, Program Pengembangan Diri, Program Ektrakurukuler,
Program Kesiswaan, Program Pengajaran, Program Peningkatan Sarana Prasarana,
Program KTSP, Program Pencapaian 8 SNP.
Evaluasi
pengaruh program pendidikan suatu yang
dianalisis adalah data yang dilakukan oleh sebuah institusi pendidikan karena
institusi telah melakukan suatu program untuk dilaksanakan, setelah itu ingin
mendapatkan informasi apakah ada pengaruh terhadap sesuatu dengan digunakannya
program pada suatu institusi tersebut. Misalnya: Program penyuluhan anti
narkoba terhadap perilaku siswa di sekolah, Program BOS terhadap tingkat
partisipasi masyarakat, Program pelatihan CTL/Pakem terhadap kualitas
pembelajaran.
Evaluasi
Program Peningkatan/Pengembangan yang
dianalisis adalah program-program pengembangan yang telah dan akan dilakukan
untuk mengembangkan suatu institusi atau sejenisnya. Misalnya program program
yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional antara
lain sebagai berikut:
1.
Manajemen
Berbasis Sekolah
- Perencanaan Pengembangan Sekolah
- Akreditasi Sekolah
- Implementasi SPM dan SNP
- Peran LPMP/BDK dan P4TK
- Peran Pengawas
- Manajemen pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten
- Rencana Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan, Renstra Kemendiknas, dan Renstra Kemenag)
B. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan
sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian kuantitatif,
teknik analisis data yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah atau untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam proposal. Karena
datanya kuantitatif, maka teknik analisis datanya menggunakan metode statistik
yang sudah tersedia.Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua
variable, bila datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah Korelasi
Spearman Rank, sedangkan bila datanya intervalatau ratio digunakan Korelasi
Pearson Product Moment. Bila ingin menguji signifikansi komparasi data dua
sampel, datanya interval aatau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya
nominal digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya jika akan menguji hipotesis
komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval, digunakan analisis varian
(Anava)
Dalam penelitian kualitatif, data
diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya
jenuh. Dengan pengamatan terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data
tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif
(walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis datanya
belum ada pola yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam
melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Milies dan Huberman (1984), bahwa’the most serious and central
difficulty in the use of qualitative data is that method of analysis are not
well formulate’. Bahwa yang paling serius dan sulit dalam analisis data
kualitatif adalah karena, metode anslisis belum dirumuskan dengan baik. Ada
pernyataan lain, Susan Stainback menyatakan:’There
are no guidelines in qualitative research for determining how much data and
data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory’.
Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak
data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.
Selanjutnya Nasution menyatakan bahwa:
Melakukan
analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta
kemampuan intelektual yang tingggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti,
untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri
metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya Bahan yang sama bisa
diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda’.
Sehingga analisis data kualitatif
perlu adanya data yang bervariatif misalnya data hasil wawancara, survey
lapangan, dokumentasi foto, dokumentasi movie, dan data triangulasi yang semua
itu untuk mendukung kualitas informasi yang disampaikan. Analisis data
dilakukan dengan cara mengorganisakan berbagai data yang ada, menjabarkan
kedalam unit-unit fungsinya, melakukan sintesa, menyusun ke dalampola, memilih
mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan pada orang lain atau pada instansi yang menugasinnya.
Berdasarkan hal diatas, dapat
dikemukakan bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit , melakukan sintesa, menyusun ke dalampola, memilih mana
yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.
Teknik
analisis program pembelajaran yang meliputi analisis hasil pembelajaran maupun
analisis proses pembelajaran mengikuti kurikulum yang berlaku
Dalam kurikulum tingkat satuan pelajaran dinyatakan bahwa
hasil belajar terdiri dari 2 yaitu: hasil belajar berdasarkan penilaian hasil
dan penilaian berdasarkan proses. Sehingga penilaian hasil dapat dilakukan
dengan tes tertulis sedangkan, penilain proses dapat dilakukan dengan cara
pengamatan, dokumentasi foto maupun movie, kuesioner, angket dan cara lain yang
dapat memberikan gambaran tentang perose yang terjadi baik dari segi aktivitas
siswa, managemen kelas, metode/model/teknik pembelajaran itu berlangsung.
Menurut
caranya dibagi menjadi 2 cara yaitu: dengan cara tes dan non-tes.
Dengan tes itu dilakukan untuk memperoleh hasil
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan pada setiap KD atau beberapa KD, dalam
hal ini dikenal dengan ulangan harian, ulangan blok, tes formatif dan tes
sumatif, ulangan tengah semester, ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas,
evaluasi tahap akhir dan atau ujian sekolah maupun ujian nasional.
Dari data
yang diperoleh dapat berupa data nilai kuantitatif maupun kualitatif. Data
nilai kuantitatif semua penilaian yang dilakukan dengan satuan angka misalnya:
nilai 0 – 10 atau nilai 0 – 100. Sedangkan data nilai kualitatif dapat berupa
penilaian non-angka/data verbal misalnya: amat baik, baik, cukup, kurang, dan
kurang sekali atau misalnya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah.
Untuk
mengetahui hasil belajar dapat dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis
dikelompokan dalam tes yang sifatnya subyektif dan tes yang sifatnya obyektif.
Tes subyektif biasanya tes yang berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah
sejenis tes untuk mengetahui perolehan hasil belajar yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-cirinya pertanyannya
didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana,
bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Tes obyektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif karena hasil tes dapat dilakukan
oleh pihak lain yang tidak harus oleh pengajarnya atau yang membidangi materi
yang diteskan. Macamnya adalah seperti; tes benar-salah (true-false), Tes
pilihan ganda (Multiple choise test), Menjodohkan (matching test) dan Tes isian
tertutup (Completion test). Macam-macam tes diatas biasanya untuk mengukur
hasil belajar pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif tidak semudah ranah
kognitifuntuk melakukan pengukuran. Pengukuran ranah afektif dalam hal ini
misalnya sikap tidak dapat diukur sewaktu-waktu ( dalam arti pengukuran secara
formal) karena perubahan tingkah laku tidak dapat berubah sewktu-waktu.
Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama termasuk
pengembangan minat, penghargaan, serta nilai-nilai. Untuk itu perangkat
pengukuran yang digunakan dapat mengunakan catatan-catatan pengamaten, kuesioner
atau cara lain yang memungkin dapat dilakukan dan paling cocok dengan kondisi
dari yang dinilai atau diukur.
Ranah yang
lain adalah ranah psikomotor. Pengukuran ranah ini untuk mengetahui terhadap
hasil-hasil belajaryang berupa penampilan atau ketrampilan. Untuk mengukur hal
ini dapat digunakan rubrik penilaian atau pengukuran dengan instrumen menurut
skala Likert dengan skor dari kecil ke angka yang lebih besar jika memerlukan
data kuantitatif atau data kualitatif dari paling rendah ke paling tinggi, atau
dari sangat jelek ke sangat baik dan atau sebaliknnya.
Hasil
belajar adalah sesuatu pencapaian dari suatu kegiatan belajar. Pencapaian hasil
belajar dapat diketahui dengan dua cara yaitu; dengan cara pengukuran (kegiatan
menentukan kuantitas suatu obyek) dan dengan cara penilaian (kegiatan
menentukan kualitas suatu obyek). Karena keduannya ada perbedaan yang
prisipiil, kedua kegiatan dapat dikatakan ’dua’ atau dwi, Tetapi kedua kegiatan
itu saling berhubungan maka kegiatan itu kadang disebut dengan
sebutan’dwitunggal’.Dari pembahasan pengertian pengukuran dan penialain sifat
suatu obyek seperti telah disebutkan diatas, bagaimanapun kegiatan tersebut
harus dapat benar-benar mewakili sifat suatu obyek. Dengan kata lain skor atau
nilai prestasi belajar dapat mewakili prestasi belajar yang sesunggguhnya.
Kegiatan
mengukur sifat suatu obyek adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas sifat
suatu obyek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh
benar-benar mewakili sifat suatu obyek yang dimaksud. Kuantitas yang diperoleh
dari suatu pengukuran sifat suatu obyek adalah skor, misalnya: 60, 57, 68,
89,75 59,76,75,75,90 dan sebagainya. Kuatitas pengukuran sifat suatu obyek
dibedakan menjadi dua yaitu; kuantitas kontinu dan kuantitas niminal. Yang
dimaksud skor kontinu adalah suatu kuantitas yang unit-unitnya mengalami
perubahan secara berangsur-angsur, misalnya dari 60 menjadi 60,5 atau menjadi
59,5 dan seterusnya.
Adapun yang dimaksud dengan kuantitas nominal atau
deskrit adalah suatu kuantitas yang unit-unitnya tidak dapat berubah-ubah dari
15 menjadi 15,5 siswa atau 14,5 siswa dan seterusnya. Oleh karena itu dalam
dunia pendidikan dalam pengukuran hasil
belajar hanya mengenal kuantitas kontinu. Kuantitas kontinu diatur dalam dua
skala yaitu; skala interval dan skala ordinal. Skala interval suatu skala yang
tidak mengenal titik nol mutlak dan intervalnya sama, sedangkan skala ordinal
adalah skala yang tidak mengenal titik nol mutlak dan intervalnya tidak sama.
Suatu skala tidak mengenal titik nol mutlak maksudnya adanya suatu kuantitas
dari sifat suatu obyek dalam skala tersebut tidak terukur oleh suatu alat
pengukur, maka diberi angka nol. Tetapi bukan berarti tidak ada kuantitas sama
sekali.
Kegiatan
menilai sifat suatu obyek adalah suatu kegiatan menentukan kuanlitas sifat
suatu obyek. Kagiatan tersebut tidak lepas dari skor-skor sifat suatu obyek.
Agar skor-skor itu bermakna maka perlu dibandingkan dengan suatu acuan-acuan
yang relevan, yang sesuai dengan sifat suatu obyek, misalnya prestasi belajar
siswa dalam penguasaan mata pelajaran tertentu. Kegiatan membandingkan harus
dilakukan secara obyektif sehingga hasil perbandingan yang berupa makna atau
kualitas benar-benar mewakili kualitas hasil belajar yang sesungguhnya.
Misalnya; kualifikasinya amat baik, baik, cukup, kurang atau meragukan, amat
kurang, atau gagal.
Kualitas
atau nilai sifat suatu obyek akan ada apabila kuantitas dari sifat suatu obyek
tersebut. Demikian pula, kuantitas suatu obyek tidak akan berarti jika
kuantitas itu tidak diubah menjadi kualitas.
Teknik
analisis evaluasi program, teknik analisis program pencapaian dan analisis
program pengembangan diawali dengan penyusunan program yang jelas dan tearah
sehingga pada tahap mengevaluasinya sudah ada kriteria yang ditetapkan sehingga
dengan kurun waktu yang telah ditentukan dapat mengumpulkan data-data yang
diperlukan sesuai dengan keperluan masing-masing program.
C.
Contoh Program Pendidikan
1. Delapan Standard Nasional Pendidikan
a. Standard Sarana Prasarana
b. Standard Isi
c. Standard Proses
d. Standard Penilaian
e. Standard Kompetensi Lulusan
f. Standard Pengelolaan
g. Standard Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
h. Standard Pembiayaan
2. Program/Rencana Pengembangan Sekolah
a. Rencana Operasional (Renop)
merupakan program tahunan.
b. Rencana Strategis (Renstra)
merupakan program 4 tahunan
3. Program Pembelajaran
a. Unit lesson plan (terdiri
beberapa RPP)
b. Lesson plan (terdiri 1 RPP)
4. Program Analisis Hasil Pembelajaran
a. Program Perbaikan
b. Program Pengayaan
c. Program tindak lanjut
5. Program Bimbingan dan Konseling
a. Program Bimbingan Klasikal
b. Program Bimbingan
Individual
Dari
program pendidikan yang ada belum banyak yang melakukan evaluasi terhadap
program-program tersebut, sehingga banyak kesempatan untuk memperbaiki kinerja,
meningkatkan profesionalisme melalui diantaranya menyusun, melakukan dan
mengevaluasi program-program pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
BAB III
PENUTUP
Analisis
Evaluasi Program Pendidikan adalah suatu kegiatan menganalisis data dari evaluasi
yang telah dilakukan terhadap program-program pendidikan. Adapun tujuan dari
analisis evaluasi program pendidikan adalah untuk mengethaui tingkat
keberhasilan program itu setelah dilaksanakan. Karena program adalah suatu
kegiatan yang direncanakan dengan seksama, sehingga dengan kata lain analisis
evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
tinggi keberhasilan dari suatu kegiatan yang direncanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ary,Donald, dkk. Introduction to Resarch in
Education. Surabaya. Usaha Nasional (Karya terjemahan Arif Furchan).
Masidjo,1995, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di
Sekolah. Yogyakarta.Penerbit: Kanisius.
Mico Pardosi. 2004. Belajar Sendiri Internet.
Surabaya. Penerbit: Indah.
Nasution,S. 2008. Metode Reearch. Jakarta.
PT Bumi Aksara
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung.
Penerbit Alfabeta.
Suharsismi Arikunto,2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta. PT Bumi Aksara.
bagus
BalasHapussangat bagus
BalasHapus