EXPLORING
THE LEARNING RESULT ANALIZING
TO IMPROVE
THE TEACHER’S PROFESIONALISM
Oleh:
Bambang Purnomo
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penelitian
Tindakan Berbasis Sekolah yang berjudul ‘Exploring the Learning Result Analizing to
Improve The Teacher’s Profesionalism’dalam rangka untuk memberikan
informasi faktual dan keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran dalam bentuk laporan hasil
pembelajaran. Pada umumnya data ilmiah tentang nasil pembelajaran dipandang
sebagai kegiatan rutin belaka tetapi dengan tindakan analisa dan penyampaian
kepada yang bersangkutan dapat menimbulkan motivasi bagi para guru untuk meningkatkan
hasil pembelajaran yang pada akhirnya merupakan langkah untuk meningkatkan mutu
pendidikan untuk meningkatkan tingkat profesionalitasnya.
Peneliti
menyadari bahwa tersusunnya karya tulis
ilmiah ini atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu dalam pelaksanaan penelitian ini dan semoga semua amal
baik mereka menjadikan pahala dihadapan Allah Swt.
Peneliti
juga menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan guna penyempurnaan.
Akhirnya peneliti berharap semoga Karya
Tulis Ilmiah ini barmanfaat dan menambah wawasan bagi peneliti khususnya dan sesama
Kepala Sekolah Menengah Pertama pada umumya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru
merupakan suatu profesi yang memerlukan para pelaku yang profesional.
Profesional dalam hal ini guru dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, menganalisa, dan menindak lanjuti apa yang sudah diperoleh dari
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Motivasi
sangat diperlukan dalam meningkatkan profesionalisme guru. Salah satunya adalah
mengetahui berapa besar perolehan dalam proses pembelajaran yang para guru di
sekolah lakukan. Usaha yang mendatangkan
hasil umumnya bisa menimbulkan motivasi dalam bekerja. Dan tak akan ada
motivasi yang tanpa harapan. Usaha yang penuh harapan akan meningkatkan kinerja
yang berdampak positif terhadap peningkatan mutu dan hasil.
Semakin
guru tahu berapa besar perolehan proses pembelajarannya akan menimbulkan
motivasi khusus bagi peningkatan profesionalisme guru tersebut.
Kenyataan
yang ada belum banyak guru yang mengetahui berapa besar tingkat profesionalisme
mereka. Dan bahkan untuk mengetahui dari sisi mana guru sudah dianggap
profesional atau belum profesional. Memang sekarang sudah ada sertifikasi guru
profesional tetapi sangatlah perlu untuk tetap dikembangkan profesionalisme
guru-guru tersebut secara terus menerus sehingga dampat sertifikasi guru
benar-benar dapat menunjukkan adanya perubahan ke hal yang lebih baik yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah pada khususnya dan
kualitas pendidikan nasional cecara umum.
Upaya
ekplorasi analisa hasil pembelajaran adalah salah satu untuk menginfirmasikan
keberhasilan atau kegagalan guru dalam mel;aksanakan kegiatan pembelajaran
tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut dapat memberikan gambaran tentang
tingkat profesionalismenya. Semakin tinggi perolehan hasil pembelajaranb
semakin tinggi tingkat profesionalisnya.
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dapat peneliti identifikasi
dintaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar guru belum mengetahui
tingkat profesionalismenya.
2. Sebagian besar guru tidak tahu berapa
nilai awal siswa sebelum pembelajaran dilaksaakan.
3. Sebagian besar guru tidak mengalisa hasil
perolehan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
4. Sebagian besar guru tidak memanfaatkan
data ilmiah yang mereka miliki.
5. Sebagaian besar guru belum tahu utuk apa
data ilmiah yang telah mereka capai.
6. Sebagian besar guru menganggap bahwa
kegiatan laporan merupakan kegiatan rutinitas.
7. Kepala sekolah belum menganalisa hasil
pembelajaran disekolahnya.
8. Kepala sekolah belum menyampaiakan hasil
analisa secara resmi dalam pertemuan dewan pendidik.
9. Kepala sekolah belum menyampaiakan
hubungan antara hasil perolehan pembelajaran dengan tingkat profesionalisme
mereka.
10. Kepala seko;ah belum memanfaatkan forum
koordinasi dan diskusi untuk membangun motivasi dalam meningkatkan profesionalisme.
C. Pembatasan Masalah
Dari
identifikasi masalah yang ada, peneliti membatasi pada masalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan agar tingkat profesionalisme
guru dapat ditingkatkan.
2. Forum koordinasi dan diskusi
institusi belum dimamnfaatkan untuk
mengeplorasi informasi-informasi ilmiah termasuk salah satunya adalah hasil
analisa perolehan hasil pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang, maka
secara spesifik masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana meningkatkan profgesionalisme guru?
b. Apakah mengekplorasi analisa hasil pembelajaran dapat memotivasi
guru untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pembelajarannya?
Dua masalah tersebut diatas
dapat diintegrasikan sehingga merupakan suatu pemecahan masalah untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Sehingga masalah tersebut peneliti rumuskan ”
Apakah melalui ekplorasi analisa hasil pembelajaran dapat mengkatkan
profesionalisme guru?”
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum
Penelitian Tindakan Berbasis Sekolah (PTBS) ini dilaksanakan dalam rangka untuk
mengetahui berapa besar hasil pembelajaran yang didapat dalam semester 1 tahun
pembelajaran 2008/2009.
2. Tujuan Khusus
Penelitian
Tindakan Berbasis Sekolah (PTBS) ini
dilaksanakan memiliki tujuan khusus
untuk meningkatkan tingkat profesinalisme guru dan kepala sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Berbasis
Sekolah (PTBS) ini dilaksanakan memiliki
manfaat baik teorits maupun praktis. Manfaat teoritis dan manfaat prakti peneliti jelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a.
Penelitian Tindakan Berbasis Sekolah (PTBS)
ini memiliki manfaat untuk
mendapatkan teori baru tentang upaya meningkatkan profesionalisme guru.
b.
Penelitian Tindakan Berbasis Sekolah (PTBS)
ini memiliki manfaat sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat
praktis tersebut sekurang-kurangnya memiliki 3 manfaat yang peneliti uraikan
sebagai berikut:
a. Bagi Guru
1)
Untuk meningkatkan proses pembelajaran.
2)
Untuk meningkatkan profesionalisme.
b. Bagi Siswa
1) Untuk meningkatkan intensitas belajar siswa
di sekolah sekolah.
2)
Untuk mengoptimalkan kualitas
pembelajaran.
3) Untuk meningkatkan
kualitas penilaian guru.
c. Bagi Sekolah
1)
Untuk memberikan informasi faktual
tentang perolehan hasil pembelajaran.
2)
Untuk memberikan masukan pada sekolah
dalam menyusun program
kegiatan pada tahun pelajaran berikutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Secara teoritis penelitian
tindakan ini memiliki landasan teori sebagai berikut:
1. Hasil Pembelajaran (The Learning
Result )
Hasil
Pembelajaran adalah suatu hasil penilaian dari dilakukannya suatu proses
belajar-mengajar pada seorang atau sekelompok orang dalam ranah kognitif,
afektif maupun psikomotor. Dalam hal ini penilaian dapat berupa tes dan
non-tes. Untuk ranah kognitif sangat cocok dengan penilaian tes sedang ranah
afektif dan psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan, unjuk kerja, dan
cara-cara lain yang sesuai dengan informasi apa yang ingin didapatkan dari
hasil penilaian tersebut.
2. Data Awal / Pre-Test
Activity (N0)
Data awal / pre-test activity (N0) dapat diperoleh dari pre-test pada awal sebelum suatu proses pembelajaran dilaksanakan.
Dengan mengetahui berapa besar nilai awal yang ada pada kondisi anak didik
sebelum pembelajaran dapat memberi gambaran seperti apa kondisi anak didik pada
awal pembelajaran.Dengan apa atau dengan cara apa agar kondisi setelah
pembelajaran diupayakan berubah ke kondisi yang lebih baik Lebih baik lagi guru
dapat mentargetkan berapa perolehan yang harus dicapai jika pembelajaran
dilakukan. Tentang berapa banyak / jumlah kandungan materi yang di pre-test kan tergantung komponen atau informasi apa
saja yang akan atau ingin diketahui, kurun waktu, input individual, klasikal
atau sekolah.
3. Data Post-Test
Activity (N1)
Data post-test activity (N1) diperoleh
dari post-test setelah dilakukan
pembelajaran. Soal tes yang digunakan sebaiknya sama atau sejenis dengan soal waktu pre-test untuk orang yang sama, hanya
saja waktunya yang berbeda, tergantung pada kurun waktu yang ingin diketahui
dan berapa banyak cakupan materi yang akan diberikan selama kurun waktu ini. Misalnya
:
a. Materi untuk satu KD atau
beberapa KD untuk mengetahui perolehan berupa hasil ulangan harian.
b. Materi selama setengah semester
untuk memperoleh hasil pembelajaran dalam waktu setengah semester.
c. Kurun waktu satu semester dan
materi satu semester akan diperoleh hasil pembelajaran selama satu semester
bagi mata pelajaran dan guru tersebut.
d. Kurun waktu satu tahun dan
materi satu tahun akan diperolah hasil pembelajaran selama satu tahun bagi mata
pelajaran dan guru tersebut.
e. Kurun waktu tiga tahun dari
materi tiga tahun akan diperoleh hasil pembelajaran selama tiga tahun bagi mata
pelajaran dari satu orang guru atau beberapa guru yang mengajar di sekolah
tersebut.
Untuk memperoleh hasil pembelajaran dalam satu
semester atau satu tahun untuk mata pelaran tertentu bisa diperoleh oleh
seorang guru secara individu tetapi untuk memperoleh hasil pembelajaran sekolah
untuk mata pembelajaran tertentu perlu kerjasama dengan guru lain yang sama
mata pelajarannya, misalnya pre-test activity dilakukan oleh guru kelas 7
dengan materi yang mencangkup bahan kelas 7, 8 dan 9 dan akan di-post-test activity-kan pada akhir tahun ke tiga pada saat siswa tersebut
sudah duduk di kelas 9 semester 2.
4. Alat Tes
Pembuatan atau pemilihan alan tes sebaiknya memperhatikan antara lain: cakupan materi harus diketahui dengan
pasti. Materi untuk 1 semester, 1 tahun, atau 3 tahun, penyusunan alat tes
perlu menggunakan prosedur yang benar sehingga cakupan materi, waktu dan tujuan
pembelajaran bisa terukur dan memenuhi kriteria alat tes yang baik. Alat tes yang baik alat tes yang valid dan
reliabel.
a. Reliabilitas
Pengertian
reliabilitas adalah suatu alat ukur untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Suatu alat dikatakan realibel jika alat tersebut menghasilakan suatu gambaran
atau hasil pengukuran yang benar-benar dapat dipercaya. Dengan demikian alat
pengukur itu dapat diandalkan untuk membuat hasil pengukuran atau alat tes
reliabel, maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan melalui alat
yang sama tentang obyek dan subyek yang sama hasilnya akan tetap atau relatif
sama jika subyek tersebut belum mendapat proses pembelajaran.
Ada tiga cara untuk menghitung
reliabilitas suatu test yaitu: pengulangan pengukuran dengan alat yang sama,
pengujian dengan alat ukur atau alat tes yang sama.dan dengan membagi suatu
alat ukur menjadi dua bagian yang seimbang.
1.
Reliabilitas Pengukuran Ulang
Dari
hasil langkah ini akan didapat hasil pengukuran yang dapat diandalkan karena
mengulangi pengukuran tersebut dengan tes yang sama sehingga hasil korelasi
pengukuran yang pertama dan kedua hasilnya akan menunjukkan reliabel. Jenis ini
hanya saja proses pengukuran kedua harus benar-benar tetap sama.
2.
Reliabilitas Pengukuran Setara
Jika
tes alat ukur yang setara dimiliki, maka kedua tes tersebut dapat diberikan
terhadap subyek yang sama. Pengukuran ini dapat diberikan pada waktu yang
berurutan atau pada waktu pengukuran tersebut subyek harus dalam keadaan dan
kesiapan yang relatif sama, selanjutnya korelasi antara hasil kedua tes itu akan
memberikan keadaan reliabilitas jenis ini.
3.
Reliabilitas Belah Dua
Prosedur
perhitungan yang paling sering digunakan adalah dengan penyelenggaraan sekali
tes yang hasilnya untuk memperkirakan reliabilitas tes Caranya adalah dengan
membagi tes yang digunakan menjadi dua dan hasil pada masing-masing bagian
dikorelasikan satu sama lain.
Pemecahan
tes itu dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan nomor ganjil pada bagian pertama
dan nomor genap pada bagian yang kedua. Pemecahan soal-soal seperti ini hanya dilaksanakan
pada waktu pemeriksaan dan tidak pada waktu penyajian pada peserta test. Melaui
cara ini dengan sekali test diperoleh hasil test ini akan menunjukkan
reliabilitas test tersebut. (Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen P dan K, 1983,
Evaluasi Belajar, 34-35).
b. Validitas
Pengertian
validitas adalah suatu alat tes dapat dikatakan valid jika alat tersebut
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya untuk mengukur suhu
tubuh manusia dipakai termometer badan, untuk mengukur panjang suatu benda kita
menggunakan meteran, untuk mengukur kecepatan kendaraan kita gunakan
speedometer dan untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris baik teori maupun
praktek digunakan tes bahasa Inggris yang setingkat dengan kemampuan subyek
yang hendak diukur. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu tes untuk mata
pelajaran tertentu dikatakan valid jika tes tersebut benar-benar sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dengan pengujian mata
pelajaran tersebut.
Ada
dua hal timbul sewaktu kita akan
mengetahui ke-validitas-an suatu tes, yaitu (1) Apakah yang secara tepat diukur
oleh tes tersebut? Dan (2) Bagaimana baiknya tes tersebut mengukur hal itu?.
Jika tes tersebut berdasarkan analisis yang tepat mengenai skill yang hendak
diukur, dan jika ada bukti yang cukup bahwa skor tes berkorelasi cukup tinggi
dengan kemampuan yang sebenarnya dalam bidang skill yang hendak diukur, maka
dengan lega dapatlah dinyatakan bahwa tes tersebut valid.
Ada 3 Jenis Validitas yang umum :
1. Validitas isi
Jika
suatu tes dirancang untuk mengukur penguasaan suatu skill khusus atau isi suatu
mata pelajaran, maka tes tersebut seharusnya didasarkan pada analisis yang
cermat mengenai skill tersebut atau pada ringkasan mata pelajaran yang
dimaksud, dari butir-butir tes itu harus mewakili dengan baik masing-masing
bagian analisis atau ringkasan tersebut. Misalnya, jika suatu tes dimaksudkan
untuk mengukur penguasaan siswa mengenai tes tertulis bahasa Inggris khususnya
kemampuan membaca (reading comprehension)
bukan membaca keras (reading loudly),
maka mula-mula harus diadakan analisis mengenai berbagai macam kemampuan
membaca, penyebaran jenis teks, thema dengan kosakata yang berkesesuaian dengan
kelompok belajar peserta didik, ranah kognitif dan tingkat kesukaran yang
berimbang, serta jumlah soal yang bersesuaian denagn waktu yang tersedia. Bila
tes yang disusun telah mencerminkan analisis dalam ketentuan-ketentuan
tersebut, maka tes itu telah memiliki validitas isi. Janganlah memilih tes
hanya memperhatikan judul yang disajikan oleh pembuat tes, sebab seringlah
judul tersebut tidak sesuai dengan isinya.
2. Validitas Konsep atau Kontruksi
Validitas
konsep atau kontruksi bisa dijelaskan dengan suatu contoh : misalnya untuk
kelas 9 SMP disusun tes tentang reading comprehensions. Dalam hal ini pembuat tes
harus memahami benar pengertian mengenai Reading
Comprehension yang dimaksud. Selanjutnya pembuat tes itu harus mengetahui
perilaku-perilaku siswa yang diharapkan dalam hubungannya dengan kemampuan
dalam Reading Comprehension.
Bila
tes tersebut dapat mengukur dengan baik perilaku siswa yang menunjukkan bahwa
siswa itu mempunyai kemampuan yang mantap dalam Reading Comprehension, maka dapatlah dinyatakan bahwa tes tersebut
memiliki validitas konsep atau kontruksi. Perilaku siswa menunjukkan bahwa dia
mempunyai kemampuan dalam Reading
Comprehension itu, antara lain, adalah memahami dan mengetahui semua fakta
yang tersurat dan memahami dan mengetahui segala fakta baik yang tersurat
maupun yang tersirat.
3. Validitas Muka
Disamping
memiliki isi dan konsep, tes harus memiliki validas muka. Misalnya jika tes tersebut
mempunyai bentuk dan muka atau penampilan yang meyakinkan bagi orang lain yang berkepentingan dengan penggunaan ter
tersebut. Validitas ini merupakan ciri suatu tes yang cukup penting, namun
kedua validitas tersebut tidak boleh diabaikan karena ketiganya sering
dipentingkan.
c. Kepraktisan tes
Kepraktisan
tes adalah hal penting lain yang harus dimiliki oleh suatu tes yang baik.
Apalah artinya suatu tes yang mungkin sekali sangat andal dan sangat sahih,
tetapi tes itu diluar jangkauan dari kemampuan siswa. Oleh sebab itu dalam
menyiapkan suatu tes baru atau pemilihan dari tes yang tersedia, kita perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.) Penghematan
Kita ketahui bersama bahwa
pengetesan kemampuan berbahasa umumnya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Sebagai contoh, ketika suatu tes standar digunakan tentu biayanya tidak murah,
sehingga hal itu sangat memberatkan lembaga pendidikan yang bersangkutan juga
penentuan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan tes sangat mempengaruhi
biaya tes.
2. Kemudahan dalam Pengadministrasian
Ada beberapa faktor untuk
mempermudah dalam pengadministrasian suatu tes adalah :
a) Petunjuk-petunjuk yang mudah dan lengkap
b) Alokasi waktu yang tepat
c) Penyusunan dan penulisan tes
3. Kemudahan dalam Penginterprestasian
Angka
yang diperoleh suatu tes dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Untuk
itu angka itu harus diinterprestasikan sehingga memiliki makna. Tes buatan guru,
guru yang membuat tes itu diharapakan telah mampu menyediakan
perhitungan-perhitungan statistik yang diperlukan untuk mengolah angka-angka
yang didapat dengan tes baku, biasanya penyusun tes telah menyediakan berbagai
keterangan dan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menginterprestasikan
angka-angka yang diperoleh dari tes tersebut.
1. Menentukan Kapan Pelaksanaan Tes
dilaksanakan
Karena
dalam hak ini ingin memperoleh data input dan output maka, pre-test activity dilaksanakan pada awal kapan pembelajaran akan
dilaksanakan. Hasil tes tersebut kita jadikan nilai input bagi kita sedangkan
output / nilai post-test activity
dilaksanakan kapan suatu pembelajaran itu telah selesai dilaksanakan. Hal ini
tergantung keperluan keperluan, tergantung berapa banyak dan berapa lama
pembelajaran itu terjadi misalnya : pada tengah semester 1 dan 2, akhir
semester 1, akhir semester 2 (masing-masing kelas paralel) atau akhir semester
2 kelas 9 untuk keperluan hasil proses pembelajaran selama tiga tahun. Untuk
jelasnya disampaikan dalam tabel di bawah ini:
No
|
Pre-test act
|
Post-test act
|
Keterangan
|
1
|
Awal
semester 1
|
Tengah
Semster 1
|
Untuk
mengetahui proses pembelajaran selama setengah semester
|
2
|
Awal
semester 1
|
Akhir sem. 1
|
Untuk
mengetahui proses pembelajaran semester 1
|
3
|
Awal semester 1
|
Akhir sem. 2
|
Untuk mengetahui proses pembelajaran semester 2
|
4
|
Awal semester 1
|
Akhir sem.2
|
Untuk mengetahui proses pembelajaran selama 1 tahun
|
5
|
Awal semester 1 kelas 1
|
Akhir sem. 2 kelas 3
|
Untuk mengetahui proses pembelajaran
selama 3 tahun
|
Hasil
pre-test activity (N0) digunakan sebagai angka input bagi peserta didik,
sedangkan angka post-test activity (TT) digunakan untuk mengetahui perolehan
proses pembelajaran yang akan dicapai. Hasil (T1-T1) merupakan volume besarnya
proses pembelajaran yang didapat dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
perolehan pembelajaran yang sesungguhnya adalah hasil tes sesungguhnya (N1)
dikurangi dengan pre-test activity (N0) perolehan proses pembelajaran yang
sesungguhnya adalah (N1-N0) = Hasil perolehan proses pembelajaran. Dari proses
pembelajaran yang dimaksud menurut keperluan proses pembelajaran yang mana yang
akan kita ukur.
5. Guru
Guru
adalah seseorang yang memiliki keahlian untuk mengajar dan mendidik.
6. Profesional
Profesional
adalah ahli dalam bidangnya.
7. Guru Profesional
Guru
yang memiliki keahlian dalam mengajar dan mendidik.
8. Profesionalisme Guru
Profesionalisme
guru adalah suatu sifat profesional yang dimiliki oleh seorang guru.
9. Yang Pertama dan Yang Terakhir
Pengemasan suatu pembelajaran agar dapat memberikan
pembelajaran yang optiomal salah satunya adalah dengan banyak memberikan sutu jeda-jeda
pembelajaran. Misalnya dalam satu semester diadakan pembelajaran tanpa adanya
penilaian dan penilaian hanya diadakan diakhir semester hal ini akan lebih baik
jika kita lebih banyak mengadakan suatu penilaian tentu waktu jeda perlu kita
programkan. Ulangan tengah semester dan Ulangan semester/ ulangan kenaikan
kelas adalah langkah-langkah untuk
mengoptimalkan proses dan penilaian karena program itu untuk membuat jeda-jeda
dalam proses pembelajaran sehingga waktu yang pertama dan yang terakhir lebih
banyak dengan demikian memori otak kita akan lebih banyak menerima masukan (in-put).
Berikut pendapat Bobbi DePorter& Mike Hernacki, bahwa saat terbaik memori
anda adalah yang pertama dan yang terakhir seperti dibawah ini:
Ketika anda sedang belajar, atau berada dalam kelas .
atau di sebuah pertemuan, saat
terbaik Anda untuk mengingat informasi yang Anda baca atau dengar adalah saat-sat pertama sesi atau terakhir sesi.
(Bobbi DePorter&
Mike Hernacki, Quantum Learning, hal.
214
10. Kompetensi
Kurikulum
2004 ataupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa
kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara
konsinten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti
memiliki pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan
sesuatu.
B. Penelitian Yang Relevan
Ada hasil laporan pendidikan yang pernah peneliti lakukan sebelumnya yang
dapat digunakan sebagai gambaran untuk melaksanakan penelitian. Adapun judul
karya tulis tersebut adalah Hasil
Perolehan Proses Pembelajaran yang Positif Akan Meningkatkan Profesionalisme. (Bambang Purnomo,S.Pd..2003) Laporan
Pendidikan. Perpustakaan SMP
Negeri 2 Gombong: Kebumen).
C. Kerangka Berfikir
Guru yang
profesional merupakan dambaan bagi dunia pendidikan karena guru merupakan profesi
yang memerlukan orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Sudahkah guru-guru kita
profesional? Tidak mudah seorang guru untuk menjawab pertanyaan diatas.
Mengapa? Karena guru-guru kita tidak tahu apakah dirinya sudah profesional apa
belum. Hal ini terjadi karena belum ada ukuran yang menujukkan seorang guru sudah profesional
ataum belum profesional. Berapa besar tingkat profesionalitasnya. Dengan dasar
apa seorang guru menyatakan profesional. Mungkin saat ini sudah ada guru-guru
yang mendapatkan sertifikat profesional dengan adanya program sertifikasi guru
dan dosen. Apakah hal itu menjamin bahwa yang sudah lolos itu sudah
profesional. Mari kita merenung, merefleksi diri kita masing-masing agar
sertifikat guru profesional bisa kita pelihara dan ditingkatkan terus menerus
agar berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Peneliti
berikan tabel tingkat profesionalisme
dilihat dari besarnya perolehan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
guru. Untuk lebih jelasnya tabel tersebut dapat dilihat pada tabel 1 pada bab
II di bawah:
Tabel 1
NO
|
HASIL PEMBELAJARAN (HP=N1-N0)
|
KRITERIA
|
1
|
HP sama atau
lebih kecil dari 0
|
Tidak
profesional
|
2
|
HP = 0,01 –
0,99
|
Profesionalisme
rendah
|
3
|
HP = 1,00 –
1, 99
|
Profesionalisme
cukup
|
4
|
HP = 2,00 –
2,99
|
Profesionalisme
baik
|
5
|
HP = 3,00 –
4,00
|
Profesionalisme
sangat baik
|
Dengan tabel tingkat profesionalisme
tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa besar tingkat profesionalisme
guru-guru di SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen.
Gambar 1: Diagram kerangka berfikir dalam penelitian tindakan
Dari diagram berfikir pada gambar satu pada bab II diatas
dijelaskan bahwa penelitian tindakan dilakukan melalui 2 siklus tindakan.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan selama semester 1 tahun
pelajaran 2008/2009 dengan jadwal waktu seperti
dalam tabel sebagai berikut:
NO
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
KETERANGAN
|
1
|
Awal
|
Juli 2008
|
Pre-Research
|
2
|
Siklus I
|
Agustus - Oktober 2008
|
Action I
|
3
|
Siklus II
|
Oktober – Desemb. 2008
|
Action II
|
5
|
Akhir
|
Januari
2009
|
Post-Resarch and Reporting
|
Kegiatan awal dilakukan pada awal semester
1 tahun pelajaran 2008/2009 dengan mengadakan tes pada awal sebelum
pembelajaran dilaksanakan (pre-test activity) dengan menggunakan soal-soal
kenaikan kelas tahun 2007/2008 untuk kelas 7 dan 8 sedangkan kelasw 9
menggunakan soal Ujian Nasional tahun 2007/2008.. Kegiatan tersebut peneliti
laksanakan dengan memerintahkan pada semua guru uintuk mengadakan pre-test
activity pada awal sebelum pembelajaran pada semester 1 tahun pelajaran
2008/2009 dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan pada hari-hari awal masuk
sekolah semester 1 tahun pelajaran 2008/2009 pada minggu ke tiga dan ke empat bulan Juli 2008. . Dan selanjutnya hasil analisisnya
peneliti jadikan sebagai kondisi awal dari penelitian tindakan ini.
Siklus I dilaksanakan selama bulan Agustus
– Oktober 2008 dan Siklus II pada bulan Oktober
– Desember 2008. Dalam setiap tindakan
dari siklus kesiklus diharapkan adanya peningkatan perolehan hasil pembelajaran dengan melalui analisa hasil tes, khususnya pada
hasil tes ulangan tengah semester1 dan hasil tes ulangan semester 1 serta nilai
raport semester 1 tahun pelajaran 2008/2009 . Dan selanjutnya dari hasil-hasil analisa
perolehan hasil pembelajaran diekplorasikan pada semua guru untuk diketahui
sebagai bahan refleksi untuk memacu motivasi guru dalam meningkatkan
profesionalismenya..
Kegiatan Akhir dilaksanakan pada bulan Januari
2009.. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada saat itu adalah mengumpulkan semua
data, menganalisis data, mengolah data dan selanjutnya menuliskan penelitian
tindakan berbasis sekolah ini dalam laporan penelitian tindakan berbasis
sekolah (PTBS).
D. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan yang dapat
peneliti tetapkan adalah Ekplorasi analisa hasil pembelajaran dapat
meningkatkan profesionalme guru SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian
tindakan ini peneliti laksanakan pada semester 2 kelas 9 SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2007/2008. Adapun waktu pelaksanaannya meliputi kegiatan awal, siklus 1, siklus 2,
siklus 3 dan kegiatan akhir penelitian. Kegiatan awal dilaksanakan pada bulan
Januari 2008 karena pada bulan January 2008 merupakan hari-hari awal masuk
semester 2 tahun pelajaran 2007/2008. Waktu tersebut peneliti gunakan untuk menggadakan
pre-test activity yang hasilnya merupakan kondisi awal siswa sebelum
pembelajaran pada semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 dilaksanakan. Dari hasil
pre-test activity pada awal semester 2 ternyata rata-rata hasilnya masih
rendah dan perlu untuk ditingkatkan. Sehingga peneliti
putuskan untuk melaksanakan penelitian tindakan dengan melalui tiga siklus
penelitian tindakan kelas. Yang masing siklus mengalami empat tahapan yaitu: planinning,
acting, observing dan reflecting. Siklus I dilaksanakan pada bulan
Pebruari 2008 selama kurang lebih satu bulan pembimbingan dengan model bimbingan
belah dua (half-parted guidancing), Siklus II dilaksanakan pada bulan
Maret 2008 dengan model bimbingan belah dua (half-parted guidancing).
Siklus III pada bulan April 2008 dilaksanakan juga dengan model bimbingan belah
dua (half-parted guidancing).
16
Sedangkan
kegiatan akhir yang meliputi mengumpulkan data-data, mengolah data-data,
menganalisis data-data dan menuliskan laporan penelitian tindakan kelas yang
sudah dilaksanakan. Waktunya bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Juni 2008.
Waktu akhir memerlukan waktu lebih panjang karena semua tindakan akan terjawab
keberhasilan atau kegaglannya setelah melihat hasil kelulusan siswa walaupun
secara bertahap dari siklus ke siklus juga sudah menunjukkan adanya peningkatan
hasil melalui Tes Uji Coba atau bisa disebut juga nilai latihan ujian.
Disamping itu memerlukan waktu untuk mendapatkan data yang pendukung walaupun
dari siklus ke siklus sudah dilaksanakan.
2. Tempat
Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di
SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen. Sekolah ini adalah sekolah baru dan merupakan sekolah menengah pertana
negeri yang ke 50. SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen baru meluluskan
siswanya pada tahun pelajaran 2006/2008 dengan prosentase kelulusannya baru
sebesar 68%. Sekolah ini berlokasi di
daerah pegunungan yang memiliki udara cukup segar dan tenang dari kebisingan
kota maupun kendaraan. Dari kota Kebumen kurang lebih 30 kilometer ke arah
barat yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Banyumas. Akses tranportasi
menuju lokasi, saat ini relatif mudah dijangkau karena hanya kurang lebih 800
meter ke arah utara dari Depok desa Jatiluhur menuju jalan Wonoharjo Km 1.
Alamatnya adalah jalan Wonoharjo Km 1 Desa Wonoharjo Kecamatan Rowokele
Kabupaten Kebumen KP 54472 telpon (0287)
5528222.
SMP Negeri 2 Rowokele Kabupeten Kebumen memiliki
7 rombongan belajar pada tahun pelajaran 2007/2008 yang meliputi kelas 9 ada 2
rombongan belajar, kelas 8 ada 2
rombongan belajar dan kelas 7 ada 3 rombongan belajar. Dan sekolah ini
berupaya untuk menambah rombongan belajar karena jumlah siswa yang lulus
sekolah dasar disekeliling sekolah juga antusias untuk menjadi siswa di SMP
Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen hanya saja keterbatasan daya tampung
sekolah.
B. Subjek Penelitian
Sujek
penelitian tindakan dilakukan di kelas 9a dan 9b siswa SMP Negeri 2 Rowokele
karena siswa tersebut adalah siswa-siswa yang sangat erat hubungannya dengan
permasalahan penelitian yang perlu untuk dilakukan tindakan.
C. Sumber Data
Sumber
data yang dapat peneliti himpun adalah data primer dari hasil-hasil nilai
latihan ujian nasional bahas Inggris dari siklus ke siklus dan nilai Ujian
Nasional tahun pelajaran 2007/2008 kelas
9 SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data melalui tes tertulis dan alat tesnya menggunakan soal-soal
Ujian Nasional 2006/2007 dan soal-soal latihan ujin nasional yang setara dengan
soal ujian nasional.
E. Validasi Data
Karena
soal-soal yang digunakan adalah soal-soal Ujian Nasional yang sudah divalidasi
olah tim pembeuat soal-soal ujian nasional maka peneliti sudah menganggap bahwa
soal-soal sudah memenuhi baik validitas secara teoritik maupun empirik.
F. Analisis Data
Data-data
yang dianalisa adalah data-data kuantitatif maka peneliti menggunakan analisis
deskriptif komperatif yaitu dengan mebandingkan nilai tes kondisi awal, nilai
tes tes setelah siklus 1, nilai tes tes setelah siklus 2 dan nilai tes setelah
siklus 3.
G. Indikator Kinerja
Adapun
indikator keberhasilan tindakan yang dilakukan jika:
1. Nilai Latian dari siklus ke siklus
mengalami peningkatan dibanding kondisi
awal.
2. Jumlah siswa yang lulus Ujian Nasional
tahun 2007/2008 lebih dari 68%.
3. Adanya peningkatan hasil Ujian Nasional
secara kuantitas maupun kualitasnya.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur
penelitian tindakan untuk meningkatkan hasil Ujian
Nasional tahun pelajaran 2007/2008 kelas 9 siswa SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen adalah melalui bimbingan belah dua (half-parted guidancing).
Adapun prosedur tindakan yang peneliti lakukan seperti pada diagram berikut ini
pada gambar 3:
Gambar
3:
Diagram prosedur
penelitian tindakan
Dari diagram prosedur penelitian tindakan pada gambar
tiga diatas dijelaskan bahwa penelitian tindakan dilakukan melalui 3 siklus
tindakan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan selama
semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 dengan jadwal waktu seperti dalam tabel berikut dibawah ini:
NO
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
KETERANGAN
|
1
|
Awal
|
Januari 2008
|
Pre-Research
|
2
|
Siklus I
|
Februari 2008
|
Action I
|
3
|
Siklus II
|
Maret 2008
|
Action II
|
4
|
Siklus III
|
April 2008
|
Action III
|
5
|
Akhir
|
Mei-Juni 2008
|
Post-Resarch and Reporting
|
Kegiatan awal dilakukan pada awal semester
2 tahun pelajaran 2007/2008 dengan mengadakan tes pada awal sebelum
pembelajaran dilaksanakan (pre-test activity) dengan menggunakan soal Ujian
Nasional (SUSULAN) tahun 2006/2007. Kegiatan tersebut peneliti laksanakan pada
bulan Januari 2008 minggu ke 4. Dan selanjutnya hasil analisisnya peneliti
jadikan sebagai kondisi awal dari penelitian tindakan ini.
Siklus I dilaksanakan selama bulan
Februari 2008, Siklus II pada bulan Maret 2008 dan Siklus III pada bulan Appril
2008. Dalam setiap tindakan dari siklus kesiklus diharapkan adanya peningkatan
hasil Ujian Nasional dengan melalui analisa hasil tes pada setian akhir
bimbingan pada setiap siklus. Dan selanjutnya dari bimbingan belah dua dan
Latihan-latihan Ujian Nasional dapat meningkatkan hasil Ujian Nasional baik
secara kualitatif maupun kuantitaif.
Kegiatan Akhir dilaksanakan pada bulan Mei
s/d Juni 2008. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada saat itu adalah
mengumpulkan semua data, menganalisis data, mengolah data dan selanjutnya
menuliskan penelitian tindakan ini dalam laporan penelitian tindakan kelas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Gain Score Achievement (Pencapaian Nilai
Ujian) adalah salah satu dari tujuan pembelajaran Sekolah Menengah Pertama dalam proses
pembelajaran Bahasa Inggris bahkan masyarakat masih menilai bahwa keberhasilan
sekolah dilihat dari hasil perolehan nilai Ujian Nasional. Dalam rangka memacu
para penyelenggara dan satuan pendidikan untuk meningkatkan kinerjanya dalam
memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah menetapkan standar nasional
pendidikan yang memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan. Dengan
menggunakan standar nasional pendidikan sebagai acuan setiap satuan pendidikan
diharapkan dapat mengembangkan pendidikannya secara optimal sesuai dengan
karakteristik dan kekhasan programnya. Sejalan dengan itu, Pemerintah membentuk
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang bertanggung jawab kepada Menteri
Pendidikan Nasional. Badan tersebut merupakan lembaga mandiri, profesional, dan
independen yang mengemban misi untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan
mengevaluasi pelaksanaan standar nasional pendidikan
Kemampuan
awal siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan perlu untuk diketahui agar
keberhasilan ataupun kegagalan apa yang sudah kita lakukan dapat diketahui.
22
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa peneliti melakukan Test awal (Pre-Test Activity) sebelum pembelajaran
semester 1 tahun pelajaran 2007/2008 dilaksanakan. Pre-Test Activity diteskan siswa kelas 9A dan 9B dengan menggunakan
soal UNAS tahun pelajaran 2006/2007 paket A dengan kode hasilnya adalah sebagai berikut: kelas 9A
mendapatkan nilai rata-rata kelas 4,19 dengan nilai tertinggi 6,40 dan nilai
terendah 2,80 serta standar deviasi 0.90, kelas 9B mendapatkan nilai rata-rata
kelas 3,84 dengan nilai tertinggi 5,00 dan nilai terendah 2,80 serta standar
deviasi 0,63. Sehingga rata-rata pre-test- activity ( nilai awal sebelum
pembelajaran dimulai) sebesar 4,015. Dan selanjutnya pada akhir
semester 1 peneliti adakan post- test
activity yang merupakan pre-test activity
untuk semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 karena peneliti ingin tahu berapa
perolehan hasil belajar selama semester 1. Berdasarkan data nilai yang ada
rata-rata nilai kelas 9a sebesar 4,02, 9b sebesar 3.83 sehingga diperoleh daya serap selama semester
1 sebesar 3,925. Daya serap semester
1 sebesar 3,925 peneliti jadikan
Nilai Pre-test activity (nilai awal sebelum pembelajaran semester 2 tahun
pembelajaran 2007/2008 dimulai). Selisih post-test
activity (N1)dikurangi pre-test activty ( No) sama dengan
perolehan hasil pembelajaran selama 1 semester.
Sehingga N1 – N0 = Perolehan hasil belajar dalam hal ini 3,925 -
4,015 = - 0,090 Angka - 0,090 (negatif
0,090) merupakan perolehan angka yang negatif. Dengan kata lain pembelajaran
selama semester 1 tahun pelajaran 2007/2008 tidak berhasil berdasarkan analisa
hasil pre-test activity dan post-test
selama semester 1 tahun pembelajaran
2007/2008.
Dengan
keadaan yang demikian Gain Score
Achievement terhadap Hasil Ujian Nasional menjadi hal yang sangat penting
karena kriteria kelulusan seorang siswa salah satunya ditentukan oleh nilai
Ujian Nasional. Pada tahun pelajaran 2007/2008 siswa yang dinyatakan lulus jika
memiliki nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 5,25 untuk seluruh mata
pelejaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai di bawah 4,25 dan khusus untuk
SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan Minimum 7,00 dan
digunakan untuk menghitung rata-rata Ujian Nasional; atau memiliki nilai
minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata pelajaran lainnya
minimal 6,00 dan khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian
Kejuruan Minimum 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata Ujian Nasional.
Dan Pemerintah dan/atau satuan pendidikan
dapat menetapkan batas kelulusan di atas nilai sebagaimana dimaksud (BSNP).
Dengan
keadaan Nilai awal (N0) sebesar 3,925
dan tuntutan nilai minimal Ujian Nasional dalam hal ini peneliti fokuskan pada
mapel Bahasa Inggris adalah hal yang sangat penting untuk mencari solusi dan
upaya untuk mengoptimalkan PBM untuk meningkatkan perolehan hasil belajar dalam
rangka memecahkan masalah tersebut dengan tidak mengabaikan tuntutan kompetensi
siswa yang harus dimiliki.
Peneliti,
selama semester 1 tahun pelajaran 2007/2008
belum melakukan tindakan untuk mengupayakan agar hasil Ujian Nasional
tahun pelajaran 2007/2008 meningkat. Salah satu alternatif kegiatan untuk
mengoptimalkan Gain Score Achievement
(Pencapaian Nilai Ujian Nasional) siswa adalah dengan penyelenggaraan
optimalisasi bimbingan dalam pembahasan soal-soal Ujian Nasional beserta
analisis perolehan hasil belajar siswa dari Latihan-Latihan Ujian Nasional.
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan pada siklus I yang peneliti
lakukan adalah sebagai berikut:
a. Mensosialisasikan kegiatan pembimbingan
belah dua (half-parted
guidancing).
b. Membagi kelompok dengan ketentuan siswa
yang bernomor ganjil dikelas 9a menjadi satu kelompok, dan siswa yang bernomor
genap menjadi kelompok yang lain dan kelas 9 b juga pengelompokannya juga sama
dengan kelas 9a sehingga dari 2 rombongan belajar peneliti pecah menjadi 4
rombongan belajar kerena sekolah baru menyelenggarakan bimbingan untuk 4 mata
pelajaran yang soalnya dari pusat yaitu: mata pelajaran bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pelaksanaan bimbingan
setelah jam pelajaran pagi. Dengan empat
rombongan belajar menjadikan empat mapel dapat disampaiakan pada siswa tanpa
meliburkan kelompok belajar yang lain dan juga kempat guru mapel dapat melaksaanakan
bimbingan secara bersama-sama dengan harapan pemanfaatan waktu bimbingan dapat
optimal.
c. Menyiapkan materi bimbingan dan
pembahasanya.
d. Menyiapkan blangko-blangko penilaian.
e. Menyiapkan perangkat lain yang mendukung
demi lancarnya pelaksanaan bimbingan.
2.
Pelaksanaan Tindakan (Acting)
a. Pembimbingan pertama disampaikan soal-soal
yang berkurikulum 1994 karena soal tahun pelajaran 2007/2008 masih interseksi
kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Pemberian bimbingan dengan cara kurang lebih 15-20
menit siswa mengerjakan 10 soal secara individu terlebih dahulu dilanjutkan
pembahasan bersama. Dalam pembahasan dibuka forum tanya jawab dan diskusi serta
penegasan dan penyimpulan. Dilanjutkan analisa hasil masing masing siswa dengan
memberikan pengelompokan pada siswa berdasarkan jawaban benar yang mereka
dapatkan. Skala pengelompokan mulai dari benar nol sampai benar 10. Hal ini
dilakukan agar masing-masing siswa mengetahui kemampuannya dan semakin sering
hatinya diingatkan bahwa kalau hal ini terjadi pada Ujian Nasional yang
sesungguhnya pembimbing sambil menjelaskan sekaligus mensosialisasikan norma
kelulusam tahun pelajaran 2007/2008 kepada siswa secara terus menerus. Dengan
seringnya hatinya diingatkan bsar harapan peneliti hati masing-masing siswa
dapat tergugah dan meningkatkan untuk dapat optimal dalam menghadapi Ujian
Nasional yang sesungguhnya. Dalam satu pertemuan dapat terbahas kurang lebih 20
sampai 25 soal.
b. Setelah pembimbingan
berlansung kurang lebih 4 minggu maka pada akhir siklus I diadakan Post-test activity dan Latihan Ujian
Nasioanal (LUN) atau dapat disebu juga Tes Uji Coba (TUC). Post-test activity menggunakan soal yang sama dengan soal pada saat
Pre-test activity yaitu soal susulan
tahun pelajaran 2006/2007 sedangkan LUN dengan menggunakan soal-soal model
kurikulum 1994.
3.
Hasil Pengamatan (Observing)
Hasil Post-test
activity dan Latihan Ujian Nasioanal (LUN) selanjutnya dianalisa yang
hasilnya adalah sebagai berikut dalam
tabel 1 dan gambar 1 pada bab 4 di bawah
ini:
Tabel : 1
REKAPITULASI NILAI
RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS I
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
N1
|
N1-NO
|
LUN I
|
L1-NO
|
KET
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,81
|
0,79
|
4,07
|
0,05
|
BHL
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,85
|
1,02
|
3,95
|
0,12
|
BHL
|
RATA2
|
3,925
|
4,83
|
0,905
|
4,01
|
0,085
|
BHL
|
Dari tabel 1
bab 4 diatas dapat dilaporkan bahwa N0 (Nilai Pre-test activity), nilai tes sebelum kegiatan pembelajaran pada
awal semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten
Kebumen, nilai rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas nilai rata-rata 9b sebesar 3,83 sehingga nilai rata-rata kelas paralel 9a dan
9b sebesar 3,925.
Nilai N1
(Nilai Post-test activity) nilai
setelah dilakukan bimbingan belah dua (half-parted
guidancing) selama kurang lebih 1 bulan (selama bulan Pebruari 2008), nilai
rata-rata kelas 9a sebesar 4,81, kelas 9b sebesar 4,85 sehingga jika
dirata-rata antara kelas 9a dan 9b sebesar 4,83.
Selama bulan Pebruari 2008 adalah waktu pelaksanaan penelitian tindakan siklus
I dan alat tes yang digunakan menggunakan alat tes yang sama dengan alat tes
pada waktu pre-test activity.
Nilai Latihan
Ujian Nasional 1 (LUN 1) adalah nilai Latihan Ujian Nasional yang soalnya
menggunakan soal model soal kurikulum 1994 karena untuk mempersiapkan anak
terhadap soal unas tahun pelajaran 2007/2008 yang interseksi. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi siswa terhadap kurikulum 1994
sementara itu pembelajaran yang dilakukan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Perolehan nilai
rata-rata LUN I kelas 9a sebesar 4,07 dan 9b sebesar 3,95 sehingga kelas
paralel 9a dan 9b sebesar 4,01.
4.
Refleksi (Reflecting)
Gambar
1: Grafik Komparasi N0, N1, dan Nilai LUN 1
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tabel 1 gambar 1
bab 4 diatas maka dapat direfleksikan
bahwa selisih rata-rata kelas 9a (N1- N0 = 0,79) dan selisih rata-rata kelas 9b (N1- N0 = 1,02)
sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b sebesar 0,905. Dan selisih rata-rata kelas 9a (LUN I- N0 = 0,05) dan selisih rata-rata kelas 9b (N1- N0 = 0,12)
sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b sebesar 0,085. Karena hasil selisih baik menggunakan hasil N1 maupun nilai
LUN I tersebut diatas yang bernilai positif, maka dapat dikatakan bahwa adanya
peningkatan dalam pelaksanakan tindakan pada siklus I walaupun hasilnya perlu
untuk ditingkatkan lagi. Untuk
itu penelitian tindakan dilanjutkan pada siklus II.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan
pada siklus II yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
a. Membagi kelompok dengan ketentuan siswa
yang berperingkat 1-20 dikelas 9a menjadi satu kelompok, dan siswa yang berperingkat
21-40 menjadi kelompok yang lain berdasarkan analisa empat nilai dari empat
mata pelajaran dan kelas 9 b juga pengelompokannya juga sama dengan kelas 9a
sehingga dari 2 rombongan belajar peneliti pecah menjadi 4 rombongan belajar
kerena sekolah baru menyelenggarakan bimbingan untuk 4 mata pelajaran yang
soalnya dari pusat yaitu: mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pelaksanaan bimbingan setelah jam pelajaran pagi. Dengan empat rombongan
belajar menjadikan empat mapel dapat disampaiakan pada siswa tanpa meliburkan
kelompok belajar yang lain dan juga kempat guru mapel dapat melaksaanakan
bimbingan secara bersama-sama dengan harapan pemanfaatan waktu bimbingan dapat
optimal.
b. Menyiapkan materi bimbingan dan
pembahasanya.
c. Menyiapkan blangko-blangko penilaian.
d. Menyiapkan perangkat lain yang mendukung
demi lancarnya pelaksanaan bimbingan.
2.
Pelaksanaan Tindakan (Acting)
a. Pembimbingan pada siklus II disampaikan soal-soal
yang berkurikulum berbasis kompetensi (KBK 2004) dan KTSP karena soal tahun
pelajaran 2007/2008 masih interseksi kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemberian
bimbingan dengan cara kurang lebih 15-20 menit siswa mengerjakan 10 soal secara
individu terlebih dahulu dilanjutkan pembahasan bersama. Dalam pembahasan
dibuka forum tanya jawab dan diskusi serta penegasan dan penyimpulan.
Dilanjutkan analisa hasil masing masing siswa dengan memberikan pengelompokan
pada siswa berdasarkan jawaban benar yang mereka dapatkan. Skala pengelompokan
mulai dari benar nol sampai benar 10. Hal ini dilakukan agar masing-masing
siswa mengetahui kemampuannya dan semakin sering hatinya diingatkan bahwa kalau
hal ini terjadi pada Ujian Nasional yang sesungguhnya pembimbing sambil
menjelaskan sekaligus mensosialisasikan norma kelulusam tahun pelajaran
2007/2008 kepada siswa secara terus menerus. Dengan seringnya hatinya
diingatkan besar harapan hati masing-masing siswa dapat tergugah dan
meningkatkan untuk dapat optimal dalam menghadapi Ujian Nasional yang
sesungguhnya. Dalam satu pertemuan dapat terbahas kurang lebih 20 sampai 25
soal.
b. Setelah pembimbingan
berlansung kurang lebih 4 minggu maka pada akhir siklus II diadakan Post-test activity dan Latihan Ujian
Nasioanal (LUN) atau dapat disebut juga Tes Uji Coba (TUC). Post-test activity menggunakan soal yang
sama dengan soal pada saat Pre-test
activity yaitu soal susulan tahun pelajaran 2006/2007 sedangkan LUN II
dengan menggunakan soal-soal model kurikulum 2004 dan interseksi.
3.
Hasil Pengamatan (Observing)
Hasil
Post-test activity (N2) dan Latihan
Ujian Nasioanal II (LUN II) selanjutnya dianalisa yang hasilnya adalah
sebagai berikut dalam tabel 2 dan gambar 2 pada bab 4 di bawah ini:
Tabel: 2
REKAPITULASI NILAI RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS II
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
N2
|
N2-NO
|
LUN 2
|
L2-NO
|
KET
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,50
|
0,48
|
4,64
|
0,62
|
BHL
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,53
|
0,7
|
5,2
|
1,37
|
BHL
|
RATA2
|
3,925
|
4,52
|
0,590
|
4,92
|
0,995
|
BHL
|
Dari tabel 2
bab 4 diatas dapat dilaporkan bahwa N0 (Nilai Pre-test activity), nilai tes sebelum kegiatan pembelajaran pada
awal semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten
Kebumen, nilai rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas nilai rata-rata 9b sebesar 3,83 sehingga nilai rata-rata kelas paralel 9a dan
9b sebesar 3,925.
Nilai N2 (Nilai
Post-test activity) nilai setelah
dilakukan bimbingan belah dua (half-parted
guidancing) selama kurang lebih 1 bulan (selama bulan Maret 2008), nilai
rata-rata kelas 9a sebesar 4,50 kelas 9b sebesar 4,53 sehingga jika dirata-rata
antara kelas 9a dan 9b sebesar 4,52.
Selama bulan Maret 2008 adalah waktu pelaksanaan penelitian tindakan siklus II
dan alat tes yang digunakan menggunakan alat tes yang sama dengan alat tes pada
waktu pre-test activity.
Nilai Latihan Ujian
Nasional II (LUN II) adalah nilai Latihan Ujian Nasional yang soalnya
menggunakan soal model soal Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena untuk mempersiapkan anak terhadap soal
unas tahun pelajaran 2007/2008 yang materi soalnya interseksi antara Kurikulum
1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi siswa terhadap KBK 2004 dan KTSP. Perolehan nilai rata-rata LUN II pada siklus II
pada kelas 9a sebesar 4,64 dan 9b
sebesar 5,20 sehingga kelas paralel 9a dan 9b sebesar 4,92.
4.
Refleksi (Reflecting)
Gambar 2: Grafik Komparasi N0, N2, dan Nilai LUN
1I
Dari hasil
observasi berdasarkan tabel 2 dan gambar 2 pada bab 4 yang telah dilakukan maka
dapat direfleksikan bahwa selisih rata-rata kelas 9a (N2- N0 = 0,48) dan selisih rata-rata kelas 9b (N2- N0 = 0,70)
sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b sebesar 0,590. Dan selisih rata-rata kelas 9a (LUN I- N0 = 0,62) dan selisih rata-rata kelas 9b (N1- N0 = 1,37)
sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b sebesar 0,995. Karena hasil selisih baik menggunakan analisa hasil N2
maupun nilai LUN II tersebut diatas yang bernilai positif, maka dapat dikatakan
bahwa adanya peningkatan dalam pelaksanakan tindakan pada siklus II walaupun peningkatannya
perlu untuk ditingkatkan lagi. Untuk itu penelitian tindakan dilanjutkan pada siklus III.
D. Deskripsi Siklus III
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan
pada siklus III yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
a. Membagi kelompok dengan ketentuan hasil
nilai LUN II siswa 9a dan siswa 9 b dianalisa dan diperingkat 1 sampai dengan
80 selanjutnya, dibagi menjadi 4 rombongan belajar yakni: rombongan belajar 1
yaitu siswa yang berperingkat 1 - 20, rombongan belajar 2 adalah kelompok siswa
yang berperingakt 21 – 40, rombongan belajar 3 siswa yang berperingkat 41 – 60
dan rombongan belajar 4 siswa yang berperingkat 61 – 60. Sekolah baru
menyelenggarakan bimbingan untuk 4 mata pelajaran yang soalnya dari pusat
yaitu: mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Pelaksanaan bimbingan setelah
jam pelajaran pagi. Dengan empat rombongan belajar menjadikan empat
mapel dapat disampaiakan pada siswa tanpa meliburkan kelompok belajar yang lain
dan juga kempat guru mapel dapat melaksaanakan bimbingan secara bersama-sama
dengan harapan pemanfaatan waktu bimbingan dapat optimal.
b. Menyiapkan materi bimbingan dan
pembahasanya.
c. Menyiapkan blangko-blangko penilaian.
d. Menyiapkan perangkat lain yang mendukung
demi lancarnya pelaksanaan bimbingan.
2.
Pelaksanaan Tindakan (Acting)
a. Pembimbingan pada siklus III disampaikan soal-soal
interseksi karena soal tahun pelajaran 2007/2008 masih menggunakan soal
interseksi kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemberian bimbingan dengan cara
kurang lebih 15-20 menit siswa mengerjakan 10 soal secara individu terlebih
dahulu dilanjutkan pembahasan bersama. Dalam pembahasan dibuka forum tanya
jawab dan diskusi serta penegasan dan penyimpulan. Dilanjutkan analisa hasil
masing masing siswa dengan memberikan pengelompokan pada siswa berdasarkan
jawaban benar yang mereka dapatkan. Skala pengelompokan mulai dari benar nol
sampai benar 10. Hal ini dilakukan agar masing-masing siswa mengetahui
kemampuannya dan semakin sering hatinya diingatkan bahwa kalau hal ini terjadi
pada Ujian Nasional yang sesungguhnya pembimbing sambil menjelaskan sekaligus
mensosialisasikan norma kelulusam tahun pelajaran 2007/2008 kepada siswa secara
terus menerus. Dengan seringnya hatinya diingatkan bsar harapan peneliti hati
masing-masing siswa dapat tergugah dan meningkatkan untuk dapat optimal dalam
menghadapi Ujian Nasional yang sesungguhnya. Dalam satu pertemuan dapat
terbahas kurang lebih 20 sampai 25 soal.
b. Setelah pembimbingan
berlansung kurang lebih 4 minggu maka pada akhir siklus III diadakan Post-test activity dan Latihan Ujian
Nasioanal (LUN) atau disebut juga Tes
Uji Coba (TUC). Post-test activity
menggunakan soal yang sama dengan soal pada saat Pre-test activity yaitu soal susulan tahun pelajaran 2006/2007
sedangkan LUN III dengan menggunakan soal yang dibuat kerjasana MKKS dan MGMP
Kabupaten Kebumen.
3.
Hasil Pengamatan (Observing)
Hasil
Post-test activity (N3) dan Latihan
Ujian Nasioanal III (LUN III) selanjutnya dianalisa yang hasilnya adalah
sebagai berikut dalam tabel 3 dan gambar 3 pada bab 4 di bawah ini:
Tabel
3
REKAPITULASI NILAI RATA-RATA
HASIL TINDAKAN SIKLUS III
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
N3
|
N3-NO
|
LUN 3
|
L3-NO
|
KET
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,88
|
0,86
|
4,98
|
0,96
|
BHL
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,67
|
0,84
|
4,80
|
0,97
|
BHL
|
RATA2
|
3,925
|
4,775
|
0,850
|
4,89
|
0,965
|
|
Dari tabel 3
bab 4 diatas dapat dilaporkan bahwa N0 (Nilai Pre-test activity), nilai tes sebelum kegiatan pembelajaran pada
awal semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten
Kebumen, nilai rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas nilai rata-rata 9b sebesar 3,83 sehingga nilai rata-rata kelas paralel 9a dan
9b sebesar 3,925.
Nilai N3
(Nilai Post-test activity) nilai
setelah dilakukan bimbingan belah dua (half-parted
guidancing) selama kurang lebih 1 bulan (selama bulan April 2008), nilai
rata-rata kelas 9a sebesar 4,88 kelas 9b sebesar 4,67 sehingga jika dirata-rata
antara kelas 9a dan 9b sebesar 4,775.
Selama bulan April 2008 adalah waktu pelaksanaan penelitian tindakan siklus III
dan alat tes yang digunakan menggunakan alat tes yang sama dengan alat tes pada
waktu pre-test activity.
Nilai Latihan
Ujian Nasional III (LUN III) adalah nilai Latihan Ujian Nasional yang soalnya
menggunakan soal model soal interseksi Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum
2004) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang pembuatannya dilalukan kerjasama MKKS
dan MGMP Bahasa Inggris SMP Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2007/2008. Hal
ini dilakukan untuk mempersiapkan anak
terhadap soal unas tahun pelajaran 2007/2008 yang materi soalnya interseksi
antara Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dan langkah-langkah ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi siswa terhadap materi interseksi
Kurikulum 1994, KBK 2004 dan KTSP. Perolehan nilai rata-rata LUN III pada siklus III pada kelas 9a sebesar 4,98 dan 9b sebesar 4,80
sehingga kelas paralel 9a dan 9b sebesar 4,89.
4.
Refleksi (Reflecting)
Gambar 3: Grafik Komparasi
N0, N3 dan LUN 3
Dari hasil
observasi berdasarkan tabel 3 dan gambar 3 pada bab 4 yang telah dilakukan maka
dapat direfleksikan bahwa selisih rata-rata kelas 9a (N3- N0 = 0,.86) dan selisih rata-rata kelas 9b (N3- N0 = 0,84)
sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b sebesar 0,850. Dan selisih rata-rata kelas 9a (LUN III- N0 = 0,96) dan selisih rata-rata kelas 9b (N3 - N0 = 0.97)
sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b sebesar 0,965. Karena hasil selisih baik menggunakan analisa hasil N3
maupun nilai LUN III tersebut diatas yang bernilai positif, maka dapat dikatakan
bahwa adanya peningkatan dalam pelaksanakan tindakan pada siklus III walaupun
peningkatannya hanya mencapai 0,850 untuk N3 dan 0,965 untuk LUN 3 tetapi
karena keterbatasan waktu yang tersedia maka peneliti akhiri penelitian
tindakan ini pada siklus III. Dan selanjutnya hasilnya dikomparasikan antara N0
dengan Hasil Ujian Nasional tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen.
E. Pembahasan
1. Pembahasan Siklus I
Pembahasan pada siklus I
berdasarkan data-data hasil nilai Pre-test activity (N0), nilai Post-test
activity (N1) dan nilai Latihan Ujian Nasional I (LUN I).
Berikut peneliti
pertumjukkan hasil rekapitulasi hasil
tindakan pada siklus I pada tabel 4 dan tabel 5 serta gambar 4 dan gambar 5 bab
4 di bawah ini.
Tabel 4
REKAPITULASI NILAI
RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS I
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
N1
|
N2
|
N3
|
RT2
|
N1-N0
|
N2-NO
|
N3-NO
|
RT2
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,81
|
|
|
4,810
|
0,79
|
|
|
0,79
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,85
|
|
|
4,850
|
1,02
|
|
|
1,02
|
RATA2
|
3,925
|
4,83
|
|
|
4,830
|
0,905
|
|
|
0,905
|
Pada
tabel 4 bab 4 hasil rekapitulasi nilai pre-test
activity (N0) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas 9b sebesar 3,83 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b N0-nya adalah 3,925. Nilai
post-test activity (N1) ) rata-rata kelas 9a sebesar 4,81 sedangkan
kelas 9b sebesar 4,83 sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b N1-nya adalah 4,83. Jika dikomparasikan antara nilai
N1 dan N0 maka kegiatan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Adapun
peningkatannya untuk kelas 9a sebesar 0,79 dan 9b sebesar 1,02. Sehingga kalau
dirata-rata peningkatan kelas paralel kelas 9a dan 9b sebesar 0,905
Gambar 4: Grafik Komparasi N0 dan N1
Pada
gambar 4 bab 4 diatas mempertunjukkan bahwa kegiatan siklus I jika dilihat dari
hasil nilai rata-rata paralel berdasarkan N1 adanya peningkatan nilai sebesar
4,83 – 3,925 = 0,905
Tabel 5
REKAPITULASI NILAI
RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS I
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
LUN I
|
LUN II
|
LUN III
|
RT2
|
L1-N0
|
L2-NO
|
L3-NO
|
RT2
|
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,07
|
|
|
4,070
|
0,05
|
|
|
0,05
|
|
2
|
9B
|
3,83
|
3,95
|
|
|
3,950
|
0,12
|
|
|
0,12
|
|
RATA2
|
3,925
|
4,01
|
|
|
4,01
|
0,085
|
|
|
0,085
|
Pada
tabel 5 bab 4 hasil rekapitulasi nilai pre-test
activity (N0) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas 9b sebesar 3,83 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b N0-nya adalah 3,925. Nilai
Latihan Ujian Nasional (LUN 1) )
rata-rata kelas 9a sebesar 4,07 sedangkan kelas 9b sebesar 3,95 sehingga
kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b LUN 1-nya adalah 4,01. Jika dikomparasikan antara nilai LUN 1 dan N0 maka kegiatan
pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas
9a sebesar 0,06 dan 9b sebesar 0,12. Sehingga kalau dirata-rata peningkatan
kelas paralel kelas 9a dan 9b sebesar 0,085.
Gambar 5: Grafik Komparasi N0 dan Nilai LUN I
Pada
gambar 5 bab 4 diatas mempertunjukkan bahwa kegiatan siklus I jika dilihat dari
hasil nilai rata-rata paralel berdasarkan LUN 1 adanya peningkatan nilai
sebesar 4,01 – 3,925 = 0,085
2. Pembahasan Siklus II
Pembahasan pada siklus II
berdasarkan data-data hasil nilai Pre-test activity (N0), nilai Post-test
activity (N1 dan N2) dan nilai Latihan Ujian Nasional I (LUN I) dan Latihan
Ujian Nasional II (LUN II).
Berikut peneliti
pertumjukkan hasil rekapitulasi hasil
tindakan pada siklus II pada tabel 6 dan tabel 7 serta gambar 6 dan gambar 7
bab 4 di bawah ini.
Tabel
6
REKAPITULASI NILAI RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS II
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
N1
|
N2
|
N3
|
RT2
|
NI-N0
|
N2-NO
|
N3-N0
|
RT2
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,81
|
4,50
|
|
4,655
|
0,79
|
0,48
|
|
0,635
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,85
|
4,53
|
|
4,690
|
1,02
|
0,70
|
|
0,86
|
RATA2
|
3,925
|
4,83
|
4,515
|
|
4,673
|
0,905
|
0,590
|
|
0,748
|
Pada
tabel 6 bab 4 hasil rekapitulasi nilai pre-test
activity (N0) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas 9b sebesar 3,83 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b N0-nya adalah 3,925. Nilai
post-test activity (N1) ) rata-rata kelas 9a sebesar 4,81 sedangkan
kelas 9b sebesar 4,83 sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b N1-nya adalah 4,83. Nilai post-test activity (N2) )
rata-rata kelas 9a sebesar 4,50 sedangkan kelas 9b sebesar 4,53 sehingga
kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b N2-nya adalah 4,515. Jika dikomparasikan antara nilai N1 dan N0 maka kegiatan
pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas
9a sebesar 0,79 dan 9b sebesar 1,02. Sehingga kalau dirata-rata peningkatan
kelas paralel kelas 9a dan 9b sebesar 0,905.
Dan komparasi nilai N2 terhadap N0 juga ada peningkatan. Adapun peningkatannya
untuk kelas 9a sebesar 0,48 dan 9b sebesar 0,70. Sehingga kalau dirata-rata
peningkatannya sebesar 0,590.
Gambar 6: Grafik Komparasi N0, N1 dan N2
Pada
gambar 6 bab 4 diatas mempertunjukkan bahwa kegiatan siklus II jika dilihat
dari hasil nilai rata-rata paralel berdasarkan komparasi N2 dengan N0 adanya peningkatan nilai sebesar 4,515 –
3,925 = 0,590. Tetapi jika dikomparasikan dengan N1 adanya penurunan sebesar
0,315
Tabel 7
REKAPITULASI
NILAI RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS II
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
LUN I
|
LUN II
|
LUN III
|
RT2
|
L1-N0
|
L2-NO
|
L3-NO
|
RT2
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,07
|
4,64
|
|
4,355
|
0,05
|
0,62
|
|
0,335
|
2
|
9B
|
3,83
|
3,95
|
5,20
|
|
4,575
|
0,12
|
1,37
|
|
0,745
|
RATA2
|
3,925
|
4,01
|
4,920
|
|
4,465
|
0,085
|
0,995
|
|
0,540
|
Pada
tabel 7 bab 4 hasil rekapitulasi nilai pre-test
activity (N0) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas 9b sebesar 3,83 sehingga kalau dirata-rata kelas 9a
dan 9b N0-nya adalah 3,925. Nilai
Latihan Ujian Nasional (LUN 1) )
rata-rata kelas 9a sebesar 4,07 sedangkan kelas 9b sebesar 3,95 sehingga
kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b LUN 1-nya adalah 4,01. Nilai Latihan Ujian Nasional (LUN 2) rata-rata kelas 9a sebesar 4,64 sedangkan
kelas 9b sebesar 5,20 sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b LUN 1-nya
adalah 4,920. Jika dikomparasikan
antara nilai LUN 1 dan N0 maka kegiatan pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a sebesar 0,06 dan 9b sebesar
0,12. Sehingga kalau dirata-rata peningkatan kelas paralel kelas 9a dan 9b
sebesar 0,085. Dan komparasi nilai
LUN2 terhadap N0 juga ada peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a
sebesar 0,62 dan 9b sebesar 1,37. Sehingga kalau dirata-rata peningkatannya
sebesar 0,995.
Gambar 7: Grafik Komparasi N0, LUN I dan LUN II
Pada
gambar 7 bab 4 diatas mempertunjukkan bahwa kegiatan siklus II jika dilihat
dari hasil nilai rata-rata paralel berdasarkan komparasi LUN2 dengan N0 adanya peningkatan nilai sebesar 4,920– 3,925
= 0,590. Dan jika dikomparasikan antara N2 dengan N1 juga ada peningkatak
sebesar 4,920 – 4,01 = 0,910
3. Pembahasan Siklus III
Pembahasan pada siklus III
berdasarkan data-data hasil nilai Pre-test activity (N0), nilai Post-test
activity (N1, N2 dan N3) dan nilai Latihan Ujian Nasional I (LUN I), Latihan
Ujian Nasional II (LUN II) dan Latihan Ujian Nasional III (LUN III).
Berikut
peneliti pertumjukkan hasil rekapitulasi
hasil tindakan pada siklus III pada tabel 8 dan tabel 9 serta gambar 8 dan
gambar 9 bab 4 di bawah ini.
Tabel 8
REKAPITULASI
NILAI RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS III
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
N1
|
N2
|
N3
|
RT2
|
NI-N0
|
N2-NO
|
N3-N0
|
RT2
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,81
|
4,50
|
4,88
|
4,730
|
0,79
|
0,48
|
0,86
|
0,710
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,85
|
4,53
|
4,67
|
4,683
|
1,02
|
0,70
|
0,84
|
0,853
|
RATA2
|
3,925
|
4,83
|
4,515
|
4,775
|
4,707
|
0,905
|
0,590
|
0,850
|
0,782
|
Pada
tabel 8 bab 4 hasil rekapitulasi nilai pre-test
activity (N0) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas 9b sebesar 3,83 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b N0-nya adalah 3,925. Nilai
post-test activity (N1) ) rata-rata kelas 9a sebesar 4,81 sedangkan
kelas 9b sebesar 4,83 sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b N1-nya adalah 4,83. Nilai post-test activity (N2) )
rata-rata kelas 9a sebesar 4,50 sedangkan kelas 9b sebesar 4,53 sehingga
kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b N2-nya adalah 4,515. Nilai post-test
activity (N3) ) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,88 sedangkan kelas 9b sebesar 4,67 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b N2-nya adalah 4,775. Jika
dikomparasikan antara nilai N1 dan N0 maka kegiatan pada siklus I menunjukkan
adanya peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a sebesar 0,79 dan 9b
sebesar 1,02. Sehingga kalau dirata-rata peningkatan kelas paralel kelas 9a dan
9b sebesar 0,905. Komparasi nilai N2
terhadap N0 juga ada peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a sebesar
0,48 dan 9b sebesar 0,70. Sehingga kalau dirata-rata peningkatannya sebesar 0,590. Dan komparasi nilai N3 terhadap
N0 juga ada peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a sebesar 0,86 dan
9b sebesar 0,84. Sehingga kalau dirata-rata peningkatannya sebesar 0,85.
Gambar 8: Grafik
Komparasi N0, N1, N2 dan N3
Pada
gambar 8 bab 4 diatas mempertunjukkan bahwa kegiatan siklus III jika dilihat
dari hasil nilai rata-rata paralel berdasarkan komparasi N2 dengan N0 adanya peningkatan nilai sebesar 4,515 –
3,925 = 0,590 dan komparasi N3 dengan N0
adanya peningkatan nilai sebesar 4,775 – 3,925 = 0,0,85. Jika dikomparasikan N3dengan N2 adanya kenaikan
kembali sebesar 0,26.
Tabel
9
REKAPITULASI
NILAI RATA-RATA HASIL TINDAKAN SIKLUS III
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
KELAS
|
NO
|
LUN I
|
LUN II
|
LUN III
|
RT2
|
L1-N0
|
L2-NO
|
L3-NO
|
RT2
|
1
|
9A
|
4,02
|
4,81
|
4,64
|
4,98
|
4,810
|
0,79
|
0,62
|
0,96
|
0,79
|
2
|
9B
|
3,83
|
4,85
|
5,20
|
4,80
|
4,950
|
1,02
|
1,37
|
0,97
|
1,12
|
RATA2
|
3,925
|
4,83
|
4,920
|
4,890
|
4,880
|
0,905
|
0,995
|
0,965
|
0,96
|
Pada
tabel 9 bab 4 hasil rekapitulasi nilai pre-test
activity (N0) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,02 sedangkan kelas 9b sebesar 3,83 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b N0-nya adalah 3,925. Nilai
Latihan Ujian Nasional (LUN 1) )
rata-rata kelas 9a sebesar 4,07 sedangkan kelas 9b sebesar 3,95 sehingga
kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b LUN 1-nya adalah 4,01. Nilai Latihan Ujian Nasional (LUN 2) rata-rata kelas 9a sebesar 4,64 sedangkan
kelas 9b sebesar 5,20 sehingga kalau dirata-rata kelas 9a dan 9b LUN 2-nya
adalah 4,920. Nilai Latihan Ujian
Nasional (LUN 3) rata-rata kelas 9a
sebesar 4,98 sedangkan kelas 9b sebesar 4,80 sehingga kalau dirata-rata kelas
9a dan 9b LUN 3-nya adalah 4,890. Jika dikomparasikan antara nilai LUN 1 dan N0
maka kegiatan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Adapun
peningkatannya untuk kelas 9a sebesar 0,06 dan 9b sebesar 0,12. Sehingga kalau
dirata-rata peningkatan kelas paralel kelas 9a dan 9b sebesar 0,085. Komparasi nilai LUN2 terhadap N0
juga ada peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a sebesar 0,62 dan 9b
sebesar 1,37. Sehingga kalau dirata-rata peningkatannya sebesar 0,995. Dan komparasi nilai LUN 3
terhadap N0 juga ada peningkatan. Adapun peningkatannya untuk kelas 9a sebesar
0,96 dan 9b sebesar 0,97. Sehingga kalau dirata-rata peningkatannya sebesar 0,965.
Gambar 9: Grafik Komparasi N0, LUN I, LUN
II dan LUN III
Pada
gambar 9 bab 4 diatas mempertunjukkan bahwa kegiatan siklus III jika dilihat
dari hasil nilai rata-rata paralel berdasarkan komparasi LUN3 dengan N0 adanya peningkatan nilai sebesar 4,890– 3,925
= 0,965. Komparasi LUN3 dengan LUN1
adanya peningkatan nilai sebesar 4,890 – 4,83 = 0,060. Jika
dikomparasikan antara LUN3 dengan LUN3 ada penurunnan sebesar 0,030.
F. Hasil Penelitian
Berdasarkan
laporan hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4 ini dengan informasi kondisi
awal sebelum tindakan dilakukan, deskripsi tindakan tiap siklus dan pembahasan
antar siklus bahwa penelitian tindakan dengan model bimbingan belah dua (half-parted counseling) menunjukkan
adanya peningkatan pencapaian nilai rata-rata kelas dan atau kelas paralel jika
dikomparasikan antara N1,N2 dan N3 dengan N0 serta antara LUN 1, LUN 2 dan LUN
3 dengan N0. Sehingga menurut indikator keberhasilan penelitian tindakan secara
kuantitatif maupun secara kualitatif tindakan ini dapat dikatakan berhasil.
Walaupun tingkat keberhasilannya masih perlu ditingkatkan. Disamping indikator diatas
keberhasilan dapat dilihat dari hasil perolehan nilai Ujian Nasional pusat seperti
rekapitulasi dalam tabel 10 dan gambar 10 berikut ini.
Tabel 10: Rekapitulasi Keberhasilan
Tindakan yang Dilakukan
NO
|
REKAPITULASI
|
N0
|
N1
|
N1
-N0
|
KETERANGAN
|
1
|
RT2
PENCAPAIAN
|
3,9
|
5,7
|
1,8
|
N.UN
2008-N.PRE-TEST ACT
|
2
|
RT2
KELULUSAN
|
5,7
|
5,7
|
0
|
UN
2008 – UN 2007
|
3
|
%
KELULUSAN
|
68,06
|
79,17
|
11,11
|
UN
2008 – UN 2007
|
Gambar 10: Grafik Komparasi N0/N. Awal dengan Hasil Ujian
Nasional 2008
Berdasarkan
tabel 10 dan gambar 10 menunjukkan bahwa
perolehan hasil belajar kelas 9 selama semester 2 tahun pelajaran
2007/2008 sebesar 5,7 – 3,9 = 1,8. Nilai rata-rata kelulusan tahun 2008
adalah sebesar 5,7 dan tahun 2007 juga 5,7. Jika dilihat angkanya rata-rata
kedua tahun pelajaran sama tetapi secara
kualitatif sebenarnya meningkat karena kriteria kelulusan tahun 2008 secara
kualitatif meningkat dari tahun 2007. Tahun 2007 ada tiga mata pelajaran yang diujinasionalkan dan
rata-rata ketiga nilai lebih besar atau sama dengan 5,00 sedangkan tahun 2008
ada 4 mata pelajaran yang diujinasionalkan dengan rata-rata nilai lebih besar
atau sama dengan 5,25. Secara kwantitatif jumlah kelulusan SMP Negeri 2
Rowokele Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2007/2008 jumlahnya meningkat dari
68,06% pada kelulusan tahun 2007 menjadi 79,17 % pada kelulusan tahun 2008,
dengan kata lain meningkat 11,11%.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
data yang diperoleh dari pengalaman secara empiris dan hasil anlisisnya pada
bab 4 laporan hasil penelitian tindakan ini dan didukung secara teoritis yang
dikemukakan pada bab 2 laporan penelitian tindakan ini maka disimpulkan bahwa
model bimbingan belah dua (half-parted
guidancing) dapat meningkatkan hasil Ujian Nasional siswa kelas 9 SMP
Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2007/2008 baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif.
B. Implikasi
Kelompok yang lebih kecil akan dapat lebih
mengoptimalkan proses bimbingan dalam pembelajaran dan model bimbingan belah
dua (half-parted guidancing) merupakan salah satu model bimbingan yang
dapat digunakan sebagai upaya peningkatan proses pembelajaran baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
49
C. Saran
Jika situasi dan kondisi sekolah
memungkinkan model bimbingan belah dua (half-parted guidancing) dapat
digunakan sebagai alternatif model bimbingan untuk para siswa agar proses
bimbingan bervariatif, oleh para guru yang kreatif, bagi kepala sekolah maupun
dinas terkait untuk penyusunan program peningkatan mutu
DAFTAR PUSTAKA
Ary Ginanjar Agustian, 2005. Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta:
Penerbit Arga.
Bambang Purnomo,.2005. Optimalisasi
Pencapain Gain Score Achievement Nilai Ujian Nasionnal melalui LUN.
Penelitian Tindakan Kelas. Perpustakaan SMP Negeri 2 Gombong: Kebumen
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1999. Kurikulum 1994 dan
Suplemennya. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum
2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP dan MTs. Jakarta
: Puskur Balitbang Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.
DePorter,Bobbi,&Hernacki,Mike. 2005. Quantum Learning. Bandung: Mizan
Djawanto PS,S.E. 2000. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan
Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakata : Liberty
Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Priyono, Andreas, Drs. , Dipl,Art,M.Sc.Ed. dan Drs. H. Djunaedi. 2001. Petunjuk
Praktis Classroom Based Action Reseach. Semarang : Proyek Perluasan dan Peningkatan
Mutu SLTP Jateng.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Soekemi, 1999. Kedudukan Evaluasi Dalam
Pengajaran Bahasa Inggris dan Sifat-Sifat tes yang digunakan,
Jakarta:Universitas Terbuka,
SMP Negeri 2 Rowokele, 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Dokumen SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten
Kebumen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dikmenum, Depdikbud.
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomnor 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0443/P/1993
Nomor: 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Kesputusan Badan Standar Nasional
Pendidikan Nomor: 984/BSNP/XI/2007 tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian
Nasional Sekolah tahunh pelajaran 2007/2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar