IMPLEMENTASI LESSON STUDY
DI SMP NEGERI
2 ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN
Oleh: Bambang
Purnomo
Abstract
Increasing the school quality must be
created effectively. One of the activity is how to optimize the learning process
every lesson in a school. The effort has a goal how to rise the quality of
education in Indonesia.
SMP Negeri 2 Rowokele Kabuapten Kebumen
is one of the youngest yunior high school in 2006. Because of this, the school
has many things to improved so that it become the same as or has a similirrity
with the others school in Kebumen Regency.
Optimizing the learning process is one of
the priority important program to develope the school with the limitedness. The
media to rise the learning process by implementing the lesson study and/or collaborrative learning
in the learning process.
Key words: Laporan Pendidikan , Lesson study,
Collaborative Learning.
I. PENDAHULUAN
SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen adalah
salah satu SMP yang baru didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kebumen
nomor 421/606/kep/2006 tanggal 1 Juli 2006 dan berdasarkan Keputusan Bupati
Kebumen nomor: 821.2/06/2006 tertanggal 25 Agustus 2006 baru memiliki kepala
sekolah definitif. Sejak itu Bambang Purnomo, S.Pd, NIP 131840962, Lahir di
Kebumen 25 April 1965, Guru SMP Negeri 2 Gombong Kabupaten Kebumen diberi tugas
tambahan sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rowokele yang selanjutnya sebagai penyusun
laporan pelaksanaan Lesson Study tersebut.
SMP Negeri 2 Rowokele yang pada bulan
September 2006 yang baru memiliki 2 orang guru termasuk kepala sekolah, pada
bulan Pebruari 2007 memiliki 13 guru PNS, 1 tenaga administrasi PNS, 3 guru GTT
dan 4 orang PTT dan pada April 2007 mendapat tambahan tenaga 1 guru PNS, Kepala
TU PNS sampai sekarang.
SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen
baru memiliki 7 rombongan belajara yang terdiri-gari: kelas 7 tiga rombongan
belajar, kelas 8 dua rombongan belajar, dan kelas 9 dua rombongan belajar.
Untuk mengoptimalkan pembagian tugas pembelajaran, jadwal pembelajaran disusun
secara kolaboratif sehingga masing-masing guru dapat mencapai minimal 24 jam
tatap muka pembelajaran.
SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen
sebagai institusi yang baru tentu banyak hal yang harus dibenahi antara lain:
masalah status sekolah yang berangsur untuk ditingkatkan, masalah sarana
prasarana yang perlu untuk dilengkapi secara bertahap, masalah keuangan yang
belum semuanya terpenuhi masalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
perlu ditingkatkan baik kwantits maupun kualitasnya dan masalah kualitas
pembelajaran yang perlu untuk segera dioptimalkan.
SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen
didirikan didaerah perbukitan dan dekat dengan pegunungan yang memiliki udara
yang cukup segar dan situasi dan kondisi yang cukup tenang dan kondusif untuk
mendukung proses pembelajaran yang baik. Sekolah tersebut juga memiliki peserta
didik yang berasal dari sekolah-sekolah dasar sekitarnya. Para siswa sebagian
besar masih dalam kondisi belum optimal mengapa mereka belajar dan perlu pemberian motivasi yang terus menerus
dan dibangun wawasannya. Sebenarnya kecenderungan untuk menerima bimbingan dari
bapak ibu guru cukup besar dan antusias jika pembelajaran dikemas sedemikian
rupa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Dengan kondisi yang demikian maka
pengoptimalan proses pembelajaran adalah salah satu yang perlu dan mendesak
untuk dioptimalkan. Media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut
adalah melalui Lesson Study berbasis sekolah. Kerena Lesson Study dapat memberikan tempat
untuk saling berkolaborasi antar guru yang memiliki mapel yang sama atau guru
antar mapel. Semua pelaku pendidikan memiliki persepsi yang sama akan dibawa
kemana institusi tersebut.
Dalam kondisi tertentu guru dapat
melaksanakan pembelajaran collaborrative bersama
guru mata pelajaran yang sama atau antar guru mata pelajaran. Hal ini dilakukan
dalam rangka untuk mengembangkan profesionalitas para guru khususnya guru-guru
SMP Negeri 2 Rowokele.
II.
LAPORAN KEGIATAN
A. Workshop Awal Tahun
Pembelajaran
Workshop dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan pelatihan Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
pada hari Kamis, 26 Juli 2007 sampai dengan 28 Juli 2007 pada awal tahun
pembelajaran 2007/2008. Peserta workshop terdiri dari Kepala sekolah,
Perwakilan Guru, Perwakilan Tenaga Tata Usaha dan Komite SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen.
Workshop tersebut dilakukan dalam
rangka untuk menentukan Rencana kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah
dalam satu tahun maupun tujuan jangka panjang sekolah yang tertuang dalam visi
dan misi sekolah.
Tim sekolah bersama komite membahas
tentang hal-hal yang berkaitan dengan rencana pengembangan sekolah dengan
menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Operasional (Renop) yang
hasilnya berupa Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS) tahun
2007/2008.
SMP Negeri 2 Rwowokele memiliki visi dan
misi sebagai berikut:
Visi
Sekolah ’Nurani lokal berwawasan global berdasarkan iman dan taqwa’.
Indikator
Visi:
1.
Terwujudnya
Proses Pembelajaran yang aktif , kreatif, efektif dan menyenangkan
2.
Terwujudnya hasil lulusan (out-put) yang semakin
meningkat dari tahun ketahun
3.
Meningkatnya lulusan yang melanjutkan ke sekolah yang
lebih tinggi..
4.
Terwujudnya pembinaan siswa baik intra maupun ekstra
sesuai dengan budaya lokal.
5.
Terbinanya motivasi siswa untuk berwawasan global.
6.
Terbinanya pendidikan keagamaan yang sesuai dengan budaya lokal.
7.
Terbinanya kebiasaan hidup sehat dan bugar.
8.
Terpenuhinya sarana dan prasarana.
9.
Terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan yang
memadai.
Misi Sekolah:
1.
Melaksanakan proses pembelajaran yang
efektif, efisien , menyenangkan dan dialogis.
2.
Melaksanakan peningkatan standar proses
yang optimal.
3.
Meningkatkan jumlah siswa yang
melanjutkan.
4.
Melaksanakan pembinaaan siswa baik intra
maupun ekstra.
5.
Melaksanakan pemotivasian siswa terhadap
dunia global.
6.
Melaksanakan kegiatan keagamaan dan
pengamalan keagamaan
7.
Melaksanakan kegiatan pembiaasaan hidup
baik dan teratur
8.
Meningkatkan
sarana dan prasarana.
9.
Mengusulkan permohonan kelengkapan
tenaga pendidik dan kependidikan.
Untuk melaksanakan misi sekolah dalam hal
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, efisien , menyenangkan dan
dialogis (misi 1) dan melaksanakan peningkatan standar proses yang optimal
(misi 2) sekolah melaksanakannya melalui kegiatan lesson study pada setiap
mapel untuk semua tingkatan kelas. Adapun lengkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Sosialisasi Lesson Study
Sosialisasi tentang
lesson study dilaksanakan dalam forum koordinasi pada hari Senin, 6 Agustus
2007. Peserta yang hadir semua guru dan karyawan SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen. Yang isinya antara lain sosialisasi tentang adanya program lesson study yang merupakan model
pengembangan profesi guru yang memiliki sekitar sepuluh langkah untuk dapat
terlaksananya kegiatan ini. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut: Workshop lesson study, Penetapan research theme, Penentuan
Topik/Materi/KD esensial, analisa buku-buku teks, Penyusunan lesson plan, Pemilihan media yang tepat,
Pelaksanaan Research lesson, Revisi lessson plan, Re-learning dan Laporan kegiatan lesson study.
2. Sosialisasi Rambu-Rambu Pelaksanaan Lesson
Study
Sosialisasi rambu-rambu
pelaksanaan lessson study disampaikan dalam forum koordinasi rutin mingguan
pada hari Senin, 22 Oktober 2007 merupakan lanjutan dari sosialisasi yang
pertama yang masih bersifat teoritis, sedangkan pada sosialisasi yang kedua
merupakan teknis pelaksanaannya dan himbauan kepada masing-masing guru untuk
mengupayakan terimplementasinya program lesson
study di SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen, walaupun program ini baru
lahir secara premateur. Waktu
pelaksanaan berdasarkan jadwal kolaboratif yang sudah tersusun sejak awal tahun
pembelajaran 2007/2008. Pelaksanaan ini diharapkan terlaksanaan dengan dasar
bahwa lesson study merupakan salah satu media untuk mengembangkan keprofesionalan
para guru dan diharapkan kegiatan ini merupakan kebutuhan bagi semua guru yang
ingin menigkatkan tingkat profesionalitasnya. Sosialisasi saat itu diberi judul
‘Rambu-Rambu Pelaksanaan Lesson Study’.
3. Collaborative Learning
Collaborative learning dilaksanakan oleh guru yang jumlah jamnya
pada setiap minggu tatap muka tidak mencapai 24 jam atau guru yang tidak
memungkinkan melaksanakan program lesson
study karena guru mapel tertentu hanya seorang. Dalam keadaan demikian guru
tersebut dianjurkan melaksanakan pembelajaran collaborative antar guru mapel
B. Research Theme ( Tujuan Jangka Panjang Sekolah)
Dari
hasil diskusi kelompok beberapa guru mata pelajaran yang juga dibahas dengan
kepala sekolah disepakati tujuan jangka panjang sekolah yang berkaitan dengan
kualitas standar proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Rowokele adalah sebagai
berikut:
1.
Tertingkatnya keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
2.
Terlatihnya siswa untuk bekerjasama
dalam pembelajaran
3.
Terbentuknya kemandirian siswa melalui
pembelajaran.
Research Theme tersebut diatas yang
selanjutnya dikemas dalam setiap pembelajaran oleh semua guru mapel di semua
kelas di SMP Negeri 2 Rowokele. Hal ini dilaksanakan dengan pembagian tugas
mengajar kolaboratif/tim learning.
C. Pemilihan Topik/Pokok
Bahasan/Materi/KD Essensial
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini
adalah kelompok guru mapel menentukan topik/pokok bahasan/materi/KD essensial.
KD essensial dipilih karena urgen, tingkat keterpaikain tinggi, tingkat
relevansi dengan mapel lain dan adanya kontinuitas dari materi tersebut. Sebagai
contoh mapel IPA kelas 9 memilih materi
persilangan monohibrid. Bahasa Inggris keles 9 memilih meteri teks procedure.
D. Text Book Analisis
Tim lesson study mengalisis buku-buku teks
yang mendukung materi tersebut diatas yang merupakan materi yang akan
dibelajarakan. Buku teks tidak terpaku pada satu macam buku tetapi berdasarkan
pencermatan dari berbagai sumber yang akan digunakan dalam menyusun rencana
pembelajaran.
E. Lesson Plan
Tahap
ini Tim menyusun Rencana Pembelajaran (RP)/ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang pertama dengan memperhatikan detail-detail langkah dan waktu
pelaksanaan pembelajaran. Jadi RPP tidak sekadar syarat administratif melainkan
sebagi pemandu bagi guru penyaji dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
F. Learning Media
Pemilihan media yang tepat guna merupakan
hal yang menjadi alternatif yang dipertimbangkan selain kemempuan sekolah yang
relatif sebagai sekolah baru yang sarara dan prasarananya sangatlah terbatas
termasuk media pembelajaran tersebut. Sekolah menyarankan agar masing-masing
guru meningkatkan kreatifitasnya sehingga dengan situasi dan kondisi yang ada
guru tetap dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas. Banyak
temam-teman guru mengunakan media dari barabg bekas seperti botol dan gelas
kemasan bekas, platik sedotan bekas, gambar-gambar dari majalah/surat kabar,
dan juga sebagian ada yang memnfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar. Sebagai contoh Mapel IPA kelas 9 menggunakan sedotan, gelas dan botol
kemasan airmineral bekas, mapel Bahasa Inggris menggunakan Magic Whist
yang pembuatannya dilakukan oleh siswa sendiri dengan menggunakan gambar-gambar
potongan dari majalah dan koran atau mereka menggambar sendiri yang digunakan
dalam pembelajaran teks procedure, descriptive maupun report.
Pemilihan
media tidak harus mahal dan standar seperti yang didrop dari proyek-proyek
pengadaan media dari pemerintah. Yang terpenting disini bagaimana para guru
kreatif agar pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Sesuai dengan tujuan jangka panjang sekolah.
G. Research Lesson
Tahap
ini merupakan inti dari pelaksanaaan Lesson Study karena langkah ini
merupakan implementasi dari langkah-langkah sebelumnya dan disinilah proses
pembelajaran dikaji/diteliti. Kegiatan yang ada adalah learning, observing, dan
discussing. Pembelajaran dilaksanakan oleh salah satu guru dalam tim
yang ditunjuk. Pembelajaran harus mengikuti langkahg-langkah menurut RPP yang
disusun oleh tim, untuk itu semua tim penyusun harus sudah mempelajarai dan
mencermati RPP tersebut sebelum dilaksanakan research lesson. Bila perlu
untuk dipeer-learningkan terlebih dahulu sehingga mungkin ada kemungkinan
munculnya hal-hal yang diprediksi akan muncul pada pembelajaran sesungguhnya.
RPP yang pertama dibelajarkan oleh guru yank ditunjuk oleh tim pada kelas
tertentu.
Tugas penyaji melaksanakan sesuai dengan
skenario pembelajaran yang ada pada RPP yang disusun oleh tim sedangkan obsever
bertugas mengamati jalannya pembelajaran. Catatan untuk bagi para observer
bahwa yang diamati adalah perilaku siswa dalam pembelajaran yaitu keaktifannya,
kerjasamanya dan kemandiriannya sesuai dengan tujuan jangka penjang yang akan
dituju.
1. Research Lesson Siklus I
Dalam pelaksanaan reseach lessson yang
pertama, dilaksanakan doing, observing dan reflecting (seeing). Sebelum
pelaksanaan research lesson yang pertama disarankan agar diawali dengan debriefing
untuk menekankan kembali tentang tugas penyaji, tugas observer dan
hal-hal yang mungkin muncul dalam pembelajaran dan antisipasinya. Setelah researh lesson yang pertama dilakukan,
langsung dilanjutkan dengan discussing. Diskusi dipimpin oleh seorang
moderator. Kesempatan pertama diberikan pada penyaji agar merefleksikan
pembelajaran yang baru saja dilakukan. Kemudian dilanjutkan para pengamat dan
yang terakhir diberikan kepada pakar (knowledgeable other. Setelah semua
memberikan laporannya, lalu didiskusikan
dan disimpulkan. Dari hasil simpulan yang ada merupakan pedoman untuk
melakukan revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang nantinya akan
digunakan untuk pelaksanaan Reserch Lesson yang ke dua dan semua laporan
dan komentar dicatat yang nantinya sebagai bahan pada saat merevisi RPP yang
pertama menjadi RRP revisi untuk pelaksanaan Reserch Lesson siklus II.
Pembelajaran pada research lesson disarankan dengan sangat untuk
didokumentasikan dalam bentuk foto maupun movie.
2. Research Lesson Siklus II
Reserch Lesson yang ke dua ini
dibelajarkan oleh guru lain yang ditunjuk tim pada kelas yang beda dengan
materi yang sama dengan RPP hasil revisi. Jarak waktu research lesson
pertama dan kedua masih dalam minggu yang
sama karena jika selang waktunya terlalu lama dikawatirkan jadwal waktu
pembelajaran kelas yang pertama dengan yang kedu sudah tidak sesuai dengan
jadawal pelajaran. Dalam Reserch Lesson yang ke dua ini memungkinkan
untuk menyelenggarakan open house reseach lesson yang pembelajarannya
diamati oleh pengamat dari tim, pengamat dari non tim dan para pakar.
Pelaksanaan research lesson yang
kedua pada dasarnya hampir sama dengan research lesson yang pertama hanya ada perbedaan
dari RPP, para observer, penyaji dan kelas yang berbeda tetapi proses secara
garis besar sama dengan yang pertama. Dalam pelaksanaan diskusi pengamat guru
mapel lain/tamu diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil pengamatannya dan
jika mungkin masukan-masukan dari beberapa pakar pendidikan khususnya pakar lesson
study. Dari catatan hasil diskusi sebagai bahan untuk memuliskan laporan
pelaksanaan Lesson Study.
III. LAPORAN LESSON STUDY
A. Laporan Lesson Study Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran
yang pertama kali mengimplementasikan kegiatan lessson study di SMP negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen. Mata
pelajaran ini dimpu oleh Sarjan, S.Pd., Suwignyo, S.Pd, dan Robingah A.Md.
Semua persiapan dan langkah-langkah dilaksanakan secara Tim sampai menghasilkan
RPP yang disusun oleh TIM. Kemudian RPP dibelajarkan oleh Sarjan S.Pd. pada
hari Selasa, 13 Nopember 2007 guru yang lain sebagai pengamat tarmasuk pada
saat itu Kepala SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen, Bambang Purnomo, S.Pd.
sebagai Knowledge-able other
sekaligus observer. Berikut catatan hasil kegiatannya:
1. Research Lesson Siklus I
a. RPP pertama
Lesson studi Siklus I dilaksanakan
pada hari Selasa, tangal 13 Nopember jam ke 3 -4 atau pukul 8.50 sampai dengan
10.10 WIB pada kelas IXB dengan jumlah siswa 36 orang.. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai jam pelajaran awal tahun pelajaran 2007/2008 dengan tidak
mengubah jadwal tetap sekolah. Lesson
Study dilaksanakan oleh tim guru mata pelajaran di sekolah, salah satu
sebagai penyaji sedang guru tim lainya sebagai observer . Adapun Tim lesson
study adalah Sarjan , S.Pd ,
Robingah, AMd., Bambang Purnomo, S.Pd. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I
adalah sebagai berikut:
Persiapan;
Penyunan RPP seminggu sebelum pembelajaran
dimulai
Analisa RPP tentang kemungkinan
kelemahan – kelemahan yang akan muncul dalam pembelajaran.
Pemilihan SK/KD serta materi
esensial dalam pembelajaran sedangkan sk yang disajikan adalah SK:2
Kelangsungan hidup Organisme,dengan KD : 2.2. pewarisan sifat dengan topic pembelajaran
Persilangan Monohibrid.
Pelaksanaan
Adapun penyaji pada siklus I ini
adalah Sarjan, S.Pd./NIP 132072535, dengan observer Robingah, AMd./NIP
500137063 beserta Bambang Purnomo, S.Pd./NIP131840962 sekaligus sebagai
pengamat sekolah. Sedangkan RP/RPP yang digunakan dalam penyajian siklus ini
adalah sebagai berikut;
Selama pembelajaran observer antusias
mengamati keaktipan siswa dalam melakukan pembelajaran mencatan kejadian –
kejadian yang positip dan negative yang dilakukan siswa sebagai bahan perbaikan pelaksanaan siklus berikutnya. Selama
pembelajaran observer tidak
mencampuri penyaji tentang
jalannya proses belajar mengajar saat itu. Adapun penyaji membimbing siswa
sambil mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran serta memberi penghargaan
pada kelompok siswa yang aktip dan kreatif. Setelah selesai jam pembelajaran
guru penyaji memberi tugas laporan kepada siswa secara kelompok selama 1
dikumpulkan paling lambat pada jam pelajaran pada minggu berikutnya.
b. Catatan
hasil
Pelaksanaan lesson studi siklusi I
ini dapat direkam sebagai berikut;
Penyaji:
Sudah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan perangkat yang disusun oleh tim dengan penuh hati-hati dan
pembelajaran berjalan sampai akhir jam pelajaran selesai, selama pembelajaran
siswa antausias melakukan pengamatan dengan alat yang sudah disediakan oleh
kelompoknya masing – masing setelah selesai mengamati siswa/kelompok siswa
mendiskusikan hasil pengamatannya kemudian mempresentasikan ternyata seluruh
kelompok siswa mampu mempresentasikannya secara lesan didepan kelas. Ini
menunjukan pembelajaran ini bisa
membangkitkan aktifitas siswa.
Sayang lembar kerja percobaan yang
dikutip dari buku sains biologi terlalu berbelit – belit sehingga siswa sulit untuk memahaminya sehingga siswa
dalam melakukan percobaan menjadi lambat.sehingga waktu yang disediakan tidak
tepat. Siswa mengalami kesulitan saat menganalisa data pengamatan dan hanya 2
kelompok yang mampu mempresentasikan yaitu kelompok 5 dan kelompok 7, sedangkan
kelompok lainnya belum sempat presentasi analisa data waktunya habis.
Guru dalam memancing aktifitas
siswa masih ada kelemahan karena hasil presentasi siswa hanya dengan lesan
sehingga peserta diskusi belum bisa melihat
hasil presentasi secara klasikal sehingga bimbingan untuk menentukan
ratio fenotip dan genotif masih dianggap abtrak oleh sebagian siswa. Selain
dari pada itu penegasan sifat dominant dan resesif perlu dipertajam sehinga
siswa lebih memahami materi yang abtrak
ini menjadi kongkrit. Tapi penyaji hanya
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran yang sudah
disusun.
Observer
- Dari hasil para observer
- Perlu dipertegas tentang sifat dominant dan sifat resesif dengan mencampur zat warna/tares warna merah dengan merah dan zat warna merah dengan warna putih sehingga materi esensial yang abstrak ini dapat dipahami oleh siswa.
- Perlu dituliskannya tindakan essensial dalam RPP
- Skenario pembelajaran supaya dituliskan lebih jelas pada setiap penyusunan RPP berikutnya.
2. Ressearch Lesson Siklus II
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Revisi
Langkah-langkah pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:
Persiapan;
Merefisi RPP
dari refleksi pembelajaran pada siklus I yaitu dengan menuliskan
kalimat
1) siswa/kelompok
siswa mempresentasikan hasil pengamatannya dengan mengisi table yang disediakan
guru dipapan tulis, setelah semua kelompok mempresentasikan dengan mengisi
table, kemudian penyaji membimbing siswa
menganalisa data untuk menentukan perbandingan ratio genotif dan ratio fenotif
baik dalam anggka maupun dalam prosentase.
2) Perlunya
guru melakukan demontrasi dengan mencampur
air warna merah dengan air warna merah, kemudian mencampurkan air warna
merah dengan air putih yang ternyata menjadi merah yang membuktikan warna merah
menutupi/dominant terhadap warna putih.
3) Merevisi
Lembar Kerja siswa supaya menjadi lebih simple dan mudah dipahami siswa
sehingga pelaksanaan percobaan menjadi lebih cepat.
4) Mengubah
criteria penilaian laporan siswa yang semula nilai maksimumnya 80 diubah
menjadi 100, dengan asumsi menyesuaikan.
Penilaian maksimum siswa.
5) Memasukan tujuan jangka panjang
sekolah dan tujuan pembelajaran dalam RPP.
6) Mengurangi
uraian materi dalam RPP, dengan asumsi uraian materi lebih relevan dicetak
tersendiri dalam buku belajar siswa.
Pelaksanaan
Lesson studi Siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis, tangal 15 Nopember jam ke 1- 2 atau pukul 7.25 sampai dengan 8.35 WIB
pada kelas IXA dengan jumlah siswa 37 orang.. Pembelajaran dilaksanakan sesuai
jam pelajaran awal tahun ajaran dengan tidak mengubah jadwal tetap sekolah.
Lesson Study dilaksanakan dengan tim guru mata pelajaran di sekolah, salah satu
sebagai penyaji sedang dua orang sebagai observer . Adapun Tim Lesson studi
adalah sama pada siklus I
Adapun penyaji pada siklus II ini adalah
Robingah, AMd./NIP 500137063, dengan observer Sarjan, S.Pd./NIP 132072535 beserta Bambang Purnomo, S.Pd./NIP131840962
sekaligus sebagai pengamat sekolah. Sedangkan RP/RPP yang digunakan dalam
penyajian siklus ini adalah sebagai berikut;
3. Rangkuman Catatan pada Forum Diskusi
setelah Researh Lesson II
a. Penyaji: Robingah, S.Pd.
menyatakan bahwa pembelajaran lebih berlangsung efektif dan kemampuan siswa
mempresentasikan hasil lebih banyak dari research
lessson I dan siswa lebih terarah dalam mendapatkan pengalaman belajar dan
konsep-konsep lebih dapat diterima.
b. Observer guru mapel dalam tim:
Sarjan, S.Pd. menyatakan bahwa kelompok-kelompok lebih cepat menyelesaikan
tugasnya, terlihat lebih antusias, tujuan pembelajaran lebih cepat diterima dan
lebih menyenangkan walupun masih ada 3 kelompok yang cara kerjanya kurang
sistimatis sehingga selesainya agak lama dibanding kelompok lain yang
bekerjanya lebih sistimatis dan efektif.
c. Gunarto, S.Pd.(guru bahasa
jawa) pengamat dari guru lain menyatakan bahwa peningkatan keaktifan siswa
sungguh lebih terlihat pada kegiatan lesson
study.
d. Supini, S.Pd. (guru kesenian)
pengamat guru lain menyatakan kegiatan lesson study mendukung anak untuk lebih
kreatif, tidak pasif, berani tampil tanpa malu-malu.
e. Drs. Parjiyono (guru Pkn)
pengamat dari guru lain menyatakan bahwa kegiatan lesson study dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan walaupun masih ada siswa yang pasif.
f. Bambang Purnomo, S.Pd. (Kepala
SMP Negri 2 Rowokele sekaligus sebagai Knowledgeable-other) menyatakan bahwa
ada harapan yang sangat terbuka jika semua guru mata pelajaran memulai
aktifitasnya diteliti salah satunya adalah melalui lesson study karena dengan lesson study masalah-masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efeltif.
Kegiatan lesson study yang dilaksanakan oleh tim guru-guru IPA SMP Negeri 2
Rowoekele adalah merupakan hal yang baru dan kegiatan ini semoga dapat diikuti
oleh guru-guru lain dalam rangka mengembangkan profesionalitasnya. Dan
silahkan kegiatan ini dituliskan dalam
format laporan leeson study maupun
dalam format Penelitian Tindakan Kelas jika kegiatan ini dilaksanakan minimal
dalam 2 siklus penelitian tindakan kelas. Selamat untuk tim guru IPA dan semoga
guru-guru lain akan mengikuti jejaknya. Saya tunggu laporan tertulisnya. Terima
kasih.

Gambar 1:Foto situasi Kepala SMP Negeri 2
Rowokele Kabupaten Kebumen sedang mengadakan koordinasi sesuai jadwal
koordinasi mingguan. Materi yang disampaikan antara lain tentang Lesson Study.
Gambar 1 merupakan dokumantasi pada saat Bambang Purnomo, S.Pd.
selaku Kepala SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten kebumen sedang melaksanakan
koordinasi, informasi, instruksi, diskusi dan sosialisai. Materi pada saat itu
diantaranya adalah lesson study. Sosialisasi tersebut disampaikan pada forum
koordinasi rutin yang dilaksanakan pada setiap hari Senin pada jam terakhir.
Jadwal koordinasi kurang lebih 1 jam pelajaran. Forum ini diikuti oleh semua
guru dan karyawan SMP Negeri 2 Rowokele sebanyak 23 orang. Adapun acara pada
forum tersebut biasanya diawali salam pembuka yang disampaikan olah kepala
sekolah, dilanjutkan informasi terkini yang berkaitan dengan informasi terkini,
sosialisasi program atau hal-hal baru yang berhubungan dengan kependidikan,
pembelajaran dan peningkatan institusi serta program-program yang akan
dilaksanakan, adakalanya disisipkan intruksi kepala sekolah selaku leader agar pendelegasian tugas lebih
mantap dan diketahui oleh semua personil yang ada diinstitusi SMP Negeri 2
Rowokele, setelah itu dilanjutkan demgam diskusi. Dalam diskusi biasanya dibuka
forum tanya jawab dari kita untuk kita dan pada akhir pertemuaan kita
koordinasikan dalam bentuk simpulan-simpulan ataupun penegasan kembali pada
haal-hal yang penting.
![]() |
Gambar 2: Foto guru dan karyawan dalam
forum koordinasi, informasi, instruksi, sosialisasi dan diskusi SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen.
Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen baru memiliki 19 tenaga pendidik dan
6 tenaga kependidikan. Dari 19 tenaga pendidik terdiri dari 8 Pegawai Negeri
Sipil (PNS) termasuk kepala sekolah, 7 Calon Pegawai Negeri Sipil (cpns), 3
orang Guru Tidak Tetap (GTT), dan seorang guru agama budha. Sedang tenaga
kependidikan yang ada terdiri dari 1
orang Kepala Tata Usaha PNS, 1 orang staf administrasi PNS dan 2 orang staf
administrasi tidak tetap dan 2 orang penjaga tidak tetap. Semua pessrta dalam
forum diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapat, usulan, menginformasikan,
menanggapi baik secara pribadi maupun atas nama beberapa guru atau karyawan.
Forum ini diselenggakan dalam rangka membuka saluran komunikasi dalam institusi
agar tidak tersumbat. Karena permasalahan yang kecil sekalipun bisa dibuka,
dibahas dan dicarikan solusinya sehingga hal yang kecil tidak semakin membesar.
Dan diyakini bahwa setiap institusi pasti memiliki masalah. Dan masalah
tersebut muncul menurut situasi dan kondisi yang ada didalamnya.
![]() |
Gambar 3: Foto siswa kelas 9a dan 9b
SMP Negeri 2 Rowokele dengan pembiasaan berbaris sebelum masuk kelas.
Pembiasaan berbaris sebelum masuk kelas nampaknya hal yang
sepele dan tidak memiliki kaitan dengan pembelajaran tetapi kalau kita gali
lebih lanjut ternyata pembiasaan berbaris banyak memiliki segi positif. Hal-hal
positif yang dapat diambil dari pembiasaan berbaris antara lain:
1. Bagi Siswa
Berbaris dapat memberi pembelajaran pada siswa untuk hidup baik
dan teratur, membiasakan budaya antri, yang mendapat giliran pertama adalah
yang paling tertib dan rapih.
2. Bagi Guru
Dapat digunakan oleh guru mapel pada saat itu untuk pemeriksaan
singkat tetntang kehadiran, kerapihan dan ketertiban sehingga dapat
mengefisienkan waktu pembelajaran.
3. Bagi Kepala Sekolah
Dapat digunakan untuk pengawasan singkat secara umum tentang
kesiapan guru maupun siswa pada setiap awal pembelajaran.

Gambar 4: Foto pada research lessson II yang selanjutnya
pembelajaran disajikan oleh Robingah, A.Md. dan pada research lesson I disajikan
oleh Sarjan, S.Pd.
Dengan pembelajaran collaborrative melalui lesson study pembelajaran dapat
berlangsung lebih baik dari pada selalu diajar oleh seorang guru. Melalui lesson study perencanaan pembelajaran
dapat lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan karena dengan lesson study semua skenario pembelajaran
disusun secara tim dan prediksi-prediksi apa yang akan terjadi dalam
pembelajaran dapat dintisipasi sejak dini. Bahkan pada research lesson II, lesson plan yang sudah dirancang secara
tim setelah diimplementasi, diamati, didiskusikan dan akhirnya direvisi untuk
memperbaiki.kelemahan dan meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya.
Dengan demikian setelah research lesson II tim lesson study telah memiliki lesson plan yang sudah teruji dan dapat
diikuti oleh guru-guru lain tentang keberhasilan dalam pembelajaran. Dapat
diharapkan dengan kegiatan lesson study dapat meningkatkan kualitas proses
maupun hasil pembelajaran karena tujuan pembelajaran tidak sekadar pada tujuan
pembelajaran pada materi tertentu pada saat itu tetapi pembelajaran diupayakan
dapat mencapai tujuan jangka panjang sekolah, tujuan mata pelajaran tujuan
pembelajaran itu sendiri.
![]() |
Gambar 5: Pembelajaran berlangsung dengan pengamat guru mapel
lain yang pada research lesson I
hanya diamati oleh guru dalam tim dan kepala sekolah.
Kegiatan lesson study memberikan beberapa
manfaat positif bagi para siswa, guru dalam tim baik secara kelompok maupun
secara individual, guru lain , institusi. Adapun manfaatnya adalah sebagai
berikut:
1. Bagi
Siswa
Dengan lesson
study siswa mendapat layanan pembelajaran yang lebih intensif dan terprogram
sehingga kualitas pembelajaran lebih bermutu.
2. Bagi
Guru Tim
Dapat memberi kesempatan untuk saling
berbagi dan saling memperbaiki diri sehingga profesionalitas nya dapat
ditingkatkan.
3. Bagi
guru lain
Dapat memberi ajang belajar dengan memberi
fenomena baru tentang pembelajaran yang selama ini sepertinya menganggap bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan dilaksanakan olehnya adalah yang paling baik
sehingga dengan
4. Bagi Institusi
Dapat
menjadikan media peningkatan kualitas pembelajaran.
![]() |
Gambar 6: Bambang Purnomo, S.Pd. (Kepala SMP Negeri 2 Rowokele
Kabupaten Kebumen) ikut serta dalam mengamati pembelajaran.
Dengan lesson study peran serta kepala sekolah
dalam supervisi akan lebih terarah dan jelas dalam tujuannya. Dalam hal ini
kepala sekolah selaku Knowlegable-Others lebih dsapat memebrikan bimbingan
dalam peningkatan mutu pembelajaran yang merupakan salah satu dari Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yaitu pencapaian standar proses yang optimal yang
juga merupakan misi dari SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen. Kepala
sekolah selaku Supervisor dapat mengetahu dari dekat bagaimana proses
berlangsung sehingga temuan-temuan yang baik dan positif dapat disampaiakan
kepada guru lain sehingga dengan optimis perbaikan pembelajaran secara
terencana dapat ditingkatkan kualitasnya secara bertahap. Dengan kualitas
pembelajaran yeng meningkat dapat diharapkan pencapaian mutu dan hasil
pembelajaran meningkat pula.

Gambar 7: Foto salah satu kelompok sedang melaksanakan
eksperimen secara kelompok.
Selain
memberikan nuansa beda yang positif kegiatan secara kelompok memberikan hal
berguna pada siswa karena kegiatan tersebut memberikan media pada siswa untuk
berlatih bekerja sama dengan orang lain. Karena dapat bekerja sama dengan orang
lain merupakan salah satu dari prasarat orang berhasil dalam hidupnya. Dan
prasarat orang berhasil lainya jika individu memiliki motivasi tinggi yang
ditunjukkan dalan keaktifan dan kreatifitas mereka dalam keseharian.
Selain motivasi tinggi dan dapt bekerja
sama ada satu hal lagi yang perlu untuk dikembangkan dan dimiliki oleh
masing-masing individu para siswa adalah rasa percaya diri atau dengan kata lain jiwa kemandirian siswa.
Rasa percaya diri siswa dapat dilatihkan melalui pembelajaran yang dilaksanakan
pada masing-masing mata pelajaran pada setiap pembelajaran yang disajikan oleh
masing-masing guru mata pelajaran yang tentu saja kegiatannya disesuaikan
dengan karakteristik dari masing-masing mata pelajaran tersebut. Sebaiknya
setiap pembelajaran memberi kesempatan pada siswa agar dapat mengembangkan diri
masing-masing individu sehingga jiwa kemandirianya akan terpatri.

Gambar 8: Foto siswa sedang
menuliskan hasil ekperimennya di papan tulis.
Ini salah satu kegiatan untuk menumbuhkan
rasa percaya diri dengan cara menyampaiakan atau mempresentasikan hasil mereka
baik secara tertulis maupun lisan. Dan penyampaian atau presentasi dapat juga
disampaiakan didepan teman-teman siswa dan ini merupakan salah satu pelatihan
bagi siswa untuk terbiasa dapat menyampaikan didepan publik walaupun forum yang
sesungguhnya akan lebih besar, luas dan heterogen. Dengan bekal yang cukup
pembelajaran yang dilaksanakan eleh masing-masing guru mapel akan memberi
manfaat pada siswa semasa dewasanya nanti.
Pembelajaran konvensional yang banyak dilaksanakan selama ini hanya
mempunyai tijuan hanya pada hasil pembelajaran sehingga aspek-aspek lain yang
seharusnya menjadi bekal hidup tidak terjangkau dan terpikirkan untuk dicapai
pada setiap pembelajaran. Padahal yang paling penting tujuan pembelajaran
seharusnya dapat memberikan bekal agar siswa dapat berhasil dalam hidupnya. Dan
sekali lagi bekal orang yang berhasil paling tidak harus memiliki motivasi
tinggi, dapat berkerjasama dengan orang atau bangsa lain serta memeiliki rasa
percaya diri atau memiliki jiwa kemandirian.
IV.
PENUTUP
A.
Simpulan
Lesson
study yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Rowokele merupakan upaya untuk
mengimplementasikan pengetahuan baru yang diibaratkan bagai bayi yang lahir
prematur untuk itu laporan berfungsi agar lesson
study yang lahir prematur ini dapat tetap hidup dan diupayakan agar menjadi
dewasa yang akhirnya benar-benar menjadi salah satu media pengelolaan
peningkatan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 2 Rowokele Kabupaten Kebumen
dalam rangka pencapaian standar proses sekaligus untuk mencapai tujuan jangka
panjang sekolah, tujuan dari masing-masing mapel serta tujuan dari masing-masing
pembelajaran. Pelaksanaan Lesson study
di SMP Negeri 2 Rowokele telah merubah pembelajaran kearah yang lebih baik dan
adanya peningkatan kualitas pembelajaran dari sebagian besar mata pelajaran.
B. Saran
Lesson
study dapat digunakan sebagai media peningkatan kualitas secara global dan
terpadu sehingga memungkinkan untuk merubah karakteristik para siswa untuk
menjadi manusia yang berhasil kelak pada dewasanya karena pembelajaran yang
dilakukan telah memberikan bekal minimal dari ciri-ciri orang yang berhasil
antara lain memiliki motivasi tinggi yang dipertunjukkan dengan keaktifan dan
keatusiasan siswa yang tinggi dalam pembelajaran, dapat bekerja sama dan
percaya diri. Semua ciri-ciri orang yang berhasil didapatkan dari pengalaman
pembelajaran yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Purnomo, S.Pd.. 2006. Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris
melalui Metode BangMoGI. Jurnal Pendidikan. Kebumen: STIE Putra Bangsa
Bambang Purnomo, S.Pd. 2006. Optimalisasi Pembelajaran Teks Report
menggunakan Magic Whist melalui Metode BangMoGI. Penetitian Tindakan
Kelas. Kebuman: Perpustakaan SMP Negeri 2 Gombong.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Inggris SMP dan MTs. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional.. 2002. Pendekatan
Kontekstual. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
DePorter,Bobbi,&Hernacki,Mike. 2005. Quantum
Learning. Bandung: Mizan
Dinas P dan K Provisi Jawa Tengah. 2005
Buku Panduan Simposium Guru dan Kepala
SMP. Semarang:Satker
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah.
Ditjen Dikdasmen. 2006. Panduan Pelaksanaan Penelitian Kepala
Sekolah dan Guru SMP. Semarang:Satker Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Mc Taggart,R. 1991. Action Research. Melbourne: Deakin University
Press.
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomnor 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0443/P/1993
Nomor: 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
SMP Negeri 2 Rowokele. 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 2 Rowokele. Dokumen KTSP.
Umaedi, 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Jakarta: Proyek Pelita, Dikmenum, Depdikbud.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dikmenum, Depdikbud.
Yoshida, M. (1999). Lesson Study: A Case Study of a
Japanese Approach to Improving Instruction Through School-Based Teacher
Development. Disertasi Doktoral yang tidak diterbitkan, The University of
Chicago.(Terjemahan dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar